Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
(Saka sebelum melakukan tindakan kotor bersama dengan Zoya)
Di ruang makan hanya suara dentingan sendok dan piring yang bersuara diarea tersebut. Saka menikmati makanannya sambil sesekali melihat kearah Renata yang tengah makan, banyak hal yang ingin Saka katakan sebenarnya. Tapi, Saka merasa takut untuk mengatakan itu mengingat banyak sekali hal yang sudah ia dapatkan selama ini.
“Nek..” Saka telah berani memanggil Renata, dan disaat itulah Zoya melihat kearah Saka.
Zoya tersenyum puas lalu menunduk hormat, ia sudah lama menguatkan Saka agar berani mengatakan hal yang ia inginkan. Yaitu agar Saka meminta posisi pada Renata sebagai CEO, biarkan dirinya sendiri yang menduduki kursi itu tidak Rere.
“Bagus, Mas. Seharusnya sedari dulu kau lakukan itu agar wanita tidak tahu diri itu tidak angkuh seperti tadi.” Gumam Zoya didalam hati sembari melangkah pergi dari ruang makan.
Sementara itu Renata meletakkan kedua sendoknya, ia menatap serius Saka yang juga sudah menyudahi makan malamnya. “Ada yang ingin kau bicarakan, Saka?” Tanya Renata, ia menenggak habis minum putih sambil terus memperhatikan Saka.
Saka meremas erat jari-jemarinya sendiri, ntah mengapa tiba-tiba jantungnya berdebar sangat kencang. Tapi, Saka merasa sudah tidak ada waktu lagi.
“Aku ingin posisi CEO yang diduduki oleh Rere untukku saja, Nek..” Kata Saka dengan penuh keberanian, bahkan menatap Renata dengan sangat tegas.
Sampai Renata meletakkan gelasnya kembali, wanita tua itu memikirkan dengan baik arti permintaan yang diinginkan Saka. “Kenapa? Begini, apa Rere melakukan kesalahan?” Tanya Renata dengan sangat serius.
Meskipun Renata sudah lama tidak bertanggung jawab soal perusahaan, tapi ia selalu memantau sekecil apapun yang terjadi di Perusahaan. Selama ini Renata selalu mendapatkan kabar bagus tentang kinerja Rere, selalu sesuai dengan apa yang ia harapkan dan bayangkan.
“Nenek rasa selama ini Rere selalu melakukan tugasnya dengan baik, dia tidak pernah menghabiskan waktu dengan tindakan yang tidak perlu. Lalu, kenapa kau meminta posisi istrimu itu padaku?”
Sungguh Saka sudah menduga jika Renata tidak akan mudah untuk ditipu. Pasti akan banyak pertanyaan yang harus bisa Saka jawab sebaik-baiknya. Jangan sampai ada hal yang memancing curiga, Saka susah payah mencari alasan terbaik untuk waktu mendadak seperti ini.
“Rere memang melakukan semuanya dengan baik, Nek. Tapi, tidak dipungkiri itu semua karna ada aku. Bukan karena memang dia hebat, melainkan aku yang selalu membantu dia untuk menghadapi para kolega.” Jelas Saka tanpa malu sedikitpun.
Kedua alis Renata seakan mau mengkerut mendengar pernyataan itu, sangat aneh tapi ia tidak bisa menyangkal apa yang Saka katakan. Mata Rere menuju kearah pintu kaca yang menunjukkan halaman samping, sudah tidak ada Rere duduk di sana.
“Begini, Saka. Kalaupun kau ingin menduduki posisi itu harus atas dasar keinginan Rere..” Ujar Renata, ia menghela napas sebelum melanjutkan ucapannya.
“Pastikan Rere ikhlas memberikan posisi itu padamu, maka aku akan mengizinkan juga. Bicarakan semua itu pada istrimu,” Sambungnya, Renata bangkit lalu pergi bersama dengan pelayan pribadi yang selalu menjaga Renata sepanjang waktu.
Saka langsung bangkit dari duduknya, ia menunduk hormat kepada Renata yang sudah berlalu pergi. “Selamat malam, Nek. Semoga tidurmu nyaman malam ini,” Ucap Saka, meskipun dibawah meja tangan Saka mengepal erat karena kesal.
Renata sudah pergi jauh, maka Saka langsung kembali duduk lagi. Ia memijat pelipisnya yang sangat sakit, menghadapi Rere lagi dengan cinta kepalsuan sungguh membuat Saka terbebani dengan itu semua. “Cucu sama Nenek sama aja, sama-sama bodoh!” Umpat Saka, ia memaki Renata yang sangat sulit untuk ditipu.
Kalau sudah mendapatkan posisi membingungkan hal yang sangat ingin Saka butuhkan adalah Zoya. Ia tahu dimana wanita itu berada, kedua kaki Saka langsung melangkah menuju tempat yang ia yakini ada Zoya disana. Sepanjang perjalanan Saka terus memikirkan tentang Rere, ya cara apa yang harus ia lakukan agar Rere mau memberikan posisi itu untuknya.
Bahkan terlalu serius melangkah sampai Saka tidak sadar sudah berada di halaman. Dari kejauhan ia melihat Zoya yang duduk di pos satpam, ia langsung menuju kearah sana.
“Aku harus pura-pura menyayangi wanita bodoh itu lagi, membuat Rere sangat mencintai aku. Hingga posisi itu berada ditanganku..” Saka bergumam didalam hati.
Sebelum melanjutkan keluar dari pagar utama langkah kaki Saka terhenti. Ia menatap penuh damba pada kemewahan Mansion keluarga Anita, yang akan menjadi miliknya sebentar lagi.
“Aku akan mendapatkan semua aset keluarga Anita, lihat saja. Kali ini rencanaku tidak akan gagal, tidak akan!” Sungguh tegas Saka mengatakan itu.
Satpam yang bertugas menjaga Mansion menunduk hormat pada Saka, pria itu mengeluarkan uang yang banyak untuk tutup mulut dari siapapun.
“Pergilah!” Saka mengusir Satpam tersebut, agar ia bisa nyaman bicara dengan Zoya tanpa memikirkan apapun.
Saka memeluk Zoya yang sudah menunggu disana, banyak masalah yang harus ia hadapi hingga hanya pelukan Zoya lah yang bisa menenangkan dirinya.
“Bagaimana, Mas bisa merayu wanita tua itu?” Tanya Zoya, malah ia menjadi tidak sabar untuk mendengar kabar jika Saka berhasil menjadi CEO.
Menjawab dengan gelengan kepala, seketika ekspresi bahagia diwajah Zoya menjadi memudar. Ia menatap tidak percaya kearah Saka yang lagi dan lagi gagal merayu Renata. Bukankah itu pekerjaan yang paling mudah lalu kenapa Saka selalu saja gagal mengelabui Renata.
“Kamu ini gimana si, Mas? Terus gagal ngerayu Nenek peyot itu,” Zoya kesal sendiri jadinya.
“Aku sudah berusaha, sayang. Tapi, nenek tetap menginginkan Rere yang memberikan posisi itu secara sukarela padaku. Maka aku bisa apa?” Saka tidak kalah kesal karena Zoya terus saja menyalahkan dirinya.
Zoya menatap malas Saka, ia hanya bisa menghela napas panjang saja. “Tidak ada pilihan lain, Mas.” Seketika Saka langsung menatap Zoya. “Kau harus mengaku sudah sembuh, sayangi Rere lalu kau harus membuatnya hamil. Pasti dia akan memberikan semua hartanya untukmu,” Saran dari Zoya itu membuat Saka terkejut.
Sebenarnya Saka tidak keberatan untuk melakukan hal yang dikatakan Zoya, hanya saja ia tidak mau Zoya marah karna semua itu. “Tidak apa, Mas. Aku tidak akan marah, asal semua yang Mas lakukan untuk mendapatkan posisi CEO itu.” Zoya menyakinkan.