Hidup tanpa kebahagiaan itu bagai sayap tanpa bulu,sebuah kemustahilan yang tidak dapat masuk logika,setidak berguna sayap pada ayam yang tidak bisa terbang,setidaknya sayap itu masih memiliki bulu yang indah,begitu pun juga dengan kehidupan,seburuk-buruknya hidup,akan ada setitik cahaya kebahagiaan didalamnya,namun semua itu tidak berlaku pada kehidupan yang di jalani oleh sesorang remaja cantik bernama aleza,sebesar apa memangnya penderitaan hidup yang gadis itu alami?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohammad Alfarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jasad
Andrian segerah menatik tangan eza ke suatu tempat,sesampainya mereka berdua ditaman,andrian segera melepaskan cekalan tangannya pda tangan eza.
"Kenapa kamu masih terus mencoba mendekati alexa sih?, saya udah sering bilang sama kamu,jauhi alexa,jangan pernah kamu sekali-kali deketin dia!!." Tegas andrian dengan tatapan matanya yang menyorot eza,begitu tajam.
Aleza hanya mampu terdiam dengan kepala yang ia tundukkan ke bawah.
"Aku tidak mendekatinya,saat didapur tadi,aku hanya ingin mengambil beberapa mangkuk dan gelas,tapi aku malah tak sengaja bertemu dengan alexa disana,alexa bertanya beberapa hal kepadaku,dan aku hanya menjawab pertanyaan alexa dengan seperluhnya,aku tidak berniat untuk mendekatinya." Balas eza mencoba menjelaskan yang sebenarnya.
"Jadi maksud kamu,alexa yang sengaja mengajak kamu bicara?, Siapa kalian bisa ngobrol dekat begitu?." Tanya andrian balik,eza mengganguk namun beberapa detik kemudian ia segera menggelengkan kepalanya.
"Ck!!, Dengarkan ini,sampai kapan pun alexa tidak akan pernah bisa dekat dengan mu,karena bagaimana pun kalian itu berbeda,sekalipun kalian ingin bersatu,kami akan selalu menjauhkan kalian apapun yang terjadi." Desir andrian sambil menyengol bahu eza lumayan keras dan segera melenggang pergi dari taman itu meninggalkan eza yang tengah termenung disana sendirian.
Dan di tempt yang berbeda,kalah itu alexa sudah selesai memakan obat yang biasa dirinya minum tiap hari.
"Alexa,kakak peringat kan sama kamu ya,jangan pernah dekat-dekat sama aleza,kamu dengarkan ucapan kakak?." Pinta andrian sambil menatap manik mata alexa begitu lekat.
"Memangnya kenapa?, kan eza juga saudara kandung alexa masa alexa nggak boleh dekat-dekat sih?." Tanya alexa.
"Kamu sayang ngak sama abang?." Balas andrian yang malah bertanya balik,alexa segera menganggukkan kepalanya cepat.
"Kalau alexa sayang sama abang,dengerin apa kata abang yah?." Pinta andrian dengan begitu sangat,alexa hanya mempu menganggukan kepalanya patuh ketika melihat ekspresi yang andrian lontarkan.
Entahlah kenapa,setiap kali alexa melihat ekspresi memohon yang kedua kekaknya dan ayahnya lontarkan,alexa selalu saja tak bisa menolaknya,padahal hati alexa tak pernah mengiyakan semua permintaab mereka.
"Kamu kok lama banget sih eza,bisa keburu mati ini cacing-cacing diperut bapak karena mati kelaparan nungguin kamu." Celetuk pak hendra ketika dirinya melihat eza yang baru saja datang setelah sekian lama pergi menjemput mangkuk dan sendok.
"Maaf pak,tadi eza sempat kebingungan nyari tempat mangkuknya, jadi lana deh." Balas eza sambil nyengir,balasab yang eza lontarkan jelas mengandung bumbu-bumbu kebohongan,namun balik lagi,eza melakukan semua itu karena suatu hal.
"Yasudah sini,biar bibi tuangin dulu semua baksonya ke dalam mangkuk,entar keburu dingin nggak enak baksonya." Ujar bi surti sambil menarik kursi yang disampingnya mempersilahkan eza duduk.
"Gimana?, Enak?." Tanya pak hendra,eza segera menganggukan kepalanya penuh semangat.
"Ini bakso langganan eza,masa iya nggak enak,pokoknya yang terbaik diantara yang terbaik." Balas eza dengan mulut penuh makanan,bi surti dan pak hendra tertawa ketika melihat tingkah menggemaskan yang eza lakukan.
Setelah acara makan bakso bersama itu selesai,eza segera membantu bi surti untuk kembali membereskan peralatan makan bekas mereka yang kotor,setelah berhasil di bereskan,semua mangkuk-mangkuk dan gelas-gelas yang ada segerah eza cuci
"Eza,ke kamar kamu aja gih,ini biar bibi aja yang urus,katanya tadi ada banyak PR,yaudah kerjain duky." Kata bi surti sambil membantu eza mencuci peralatan yang kotor.
"Enggak papa bi,ini nggak banyak kok,palingan bentar lagi juga selesai." Balas eza santai,bi surti mengelengkan kepalanya pelan.
"Udah,sana pergi,semua ini serhkan aja sama bibi." Celetuk bi surti,eza yang merasa dipaksa oleh bi surti akhirnya mau tak mau kembali mengalah,ia pergi dari dapur dan segera memasuki kamarnya untuk mengerjakan beberapa tugas yang telah guru berikan pedanya.
"Ha?,Udah jam setengah sembilan?." Beo eza sambil menatap jam waker yang berada disamping mejanya.
Sepertinya belajar membuat waktu eza begitu tak terasa,lihatlah sudah hampir tiga jam berlalu,tapi eza masih saja di sibukkan dengan tugasnya yang belum juga selesai.
"Aduhhhh,mana haus lagi,apa ambil air dulu aja ya ke dapur?." Monolog eza sambil mengelus lehernya yang terasa begiru seret.
"Ah,ambil air aja dulu.takutnya malah dehidrasi terus nggak bisa belajar dengan baik deh." Lanjut eza lagi sambil beranjak bangun.
Ceklek.....
Pintu kamarnya terbuka,menampakkan bagian rumah tamu dan dapur yang sudah sangat sepi,bahkan lampu-lampunya sudah dimatikan sehingga kini ruangan itu terasa sedikit gelap dengan cahaya yang remang-remang.
Kaki eza secara berlahan mulai berjalan pelan ke arag dapur,disana eza dengan cepat segerah mengambil segelas air dan gendak membawanya kembali masuk ke dalam kamarnya.
Namun,dipertengahan jalan,eza malah merasakan sekelebat bayangan hitam yang berlari begitu cepat menaiki tangga,eza tidak bisa melihat orang itu dengan jelas karena minimnya cahaya.
Hati eza sempt menyuruh nya untuk cepat-cepat kembali ke kamarnya,namun rasa penasaran terus menuntut tubuh eza untuk naik ke lantai atas,hingga pada akhirnya hati eza kalah dengan rasa keingin tahunya yang semakin membeludak didalam sana.
Dengan perlahan,eza mulai mengendap-endap terus masuk ke dalam lorong dimana kamarnya yang dulu eza tempati berada,jujur saja,rasa takut sedikit menghantui hati eza,namun dengan sedikit keteguhan hati,rasa takut itu mulai menghilang dengan sendirinya dari dalam hati eza.
Deg.....
Eza membali melihat bayangan hitam itu,dan bayanhan masuk ke dalam kamar yang alexa tempti,kaki eza gemetar,namun rasa keingin tahuannya kembali mendorong eza untuk terus maju,dan....
Ceklek...
Pintu terbuka,tubuh aleza merosot jatuh ke lantai segera setelah dirinya melihat hal gila yang terpampang jelas di hadapanya,mulutnya terbuka dengan tatapan mata yang tak pernah luput dari seorang pria berbaju hitam yang tengah berada di dalam ruangan ini.
"Akahhhhhhhhhhhh!!!!!." Teriak eza begitu menggema diseluruh penjuru ruangan,bersamaan dengan teriak eza barusan.
Srank.....
Pisau yang pria itu pegang terhatuh dari genggaman tangganya bersamaan dengan cairab merah pekat yang juga ikut muncrat kemana-mana,itu semua dapat terjadi karena pisay milik pria itu terjatuh dari gengaman darah yang berada di lantai.
Eza mengertakan giginya menahan kekesalan dan kemarahan yang sudah bercampur aduk didalam hatinya,eza kembali bangkit,meskipun dengan kaki dan tangan bergetar hebat.