Pertemuan tidak sengaja antara Claire dan Sean di sebuah hotel membuat mereka memiliki hubungan rumit. Pertemuan singkatnya dengan Claire meninggalkan kesan buruk di mata Sean.
Suatu hari mereka dipertemukan kembali dalam sebuah perjodohan. Sean harus menerima perjodohan yang diatur oleh kakeknya dengan gadis desa yang miskin tanpa bisa menolaknya. Tanpa Sean dan ibunya tahu bahwa sebenarnya Claire berasal dari keluarga konglomerat.
"Suatu hari nanti kau akan menyesal karena sudah memperlakukan aku seperti ini." -Claire
"Claire, sebentar lagi, Sean akan membuangmu." -Helena
"Kau adalah istriku, jangan pernah lupa itu." -Sean
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jiriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berhati Dingin
Sean berjalan ke arah sofa lalu berdiri di depan Helena. "Pulanglah. Jangan pernah kemari lagi tanpa memberitahuku."
Melihat sikap dingin Sean, dia mengerutkan keningnya. Selama ini, dia tidak pernah bersikap dingin seperti itu. Helena bertanya-tanya, apa yang sudah membuatnya berubah secara tiba-tiba
"Biarkan aku menginap di sini. Aku akan pulang besok pagi." Helena meletakkan sebuah kotak makanan berukuran besar. "Aku membawakanmu makanan. Ayo kita makan bersama."
Helena nampak tidak memperdulikan sikap dingin Sean. "Aku akan mengambil piring." Helena berdiri lalu berniat untuk masuk ke dalam, tetapi tidak jadi ketika tiba-tiba seseorang datang dari arah dalam.
"Kau tidak boleh menginap di sini. Ini bukan hotel."
Helena seketika terkejut dengan kemunculan Claire tiba-tiba. "Kenapa kau ada di sini?" Helena menatap pada Claire sejenak lalu beralih menatap Sean yang berdiri di belakangnya.
Sean tidak menatap ke arah Helena, melainkan Claire. Ekspresinya datar, tidak ada gejolak apapaun dalam sorot matanya. "Biar aku beritahu sesuatu agar kedepannya kau tidak sembarangan lagi ke sini." Claire maju selangkah dan menampilkan wajah angkuhnya. "Aku adalah istri Sean. Kalau bukan di sini, lalu di mana harusnya aku berada?"
Helena mengabaikan Claire, dia berjalan ke arah Sean dan berdiri di sampingnya. "Benarkah dia itu istrimu? Gosip diluaran sana yang mengatakan kalau kau sudah menikah dengannya, apa itu benar?"
Sean masih terlihat tenang. Ekspresi wajahnya masih sama yaitu datar. Sean terdiam beberapa saat, menatap ke bawah sejenak lalu mengangkat kepalanya menatap ke arah Claire. "Ya, dia istriku."
Sewaktu Sean sedang mengungkapkan status Claire di depan semua orang yang ada di acara jamuan makan malam waktu itu, Helena tidak ada di sana. Dia sedang berada di toilet. Itulah sebabnya dia tidak tahu. Setelah kepergian Sean dan Claire, semua orang heboh malam itu.
Mereka nampak terkejut setelah mendengar pengakuan Sean. Meskipun begitu, mereka tidak berani menyebarkan rumor itu dan hanya berani diam-diam membicarakannya karena takut menyinggung keluarga Louris.
Menyembunyikan pernikahannya dari publik, tentu saja mereka tahu kalau ada maksud lain di balik itu, yang tidak boleh diketahui publik. Meskipun mereka sangat penasaran apa alasannya, mereka hanya bisa memendamnya. Tidak berani membicarakannya diluar selain dilingkaran mereka. Jadi, berita menggemparkan itu hanya berhenti di sana.
Mata Helena membulat. Perasaan marah, benci, kecewa, dan kesal, bercampur jadi satu. "Karena kau sudah tahu statusku. Kedepannya jangan lagi datang ke sini malam-malam untuk menemui suamiku. Lebih kau pulang sekarang."
Mendengar Claire mengusirnya, Helena merasa kesal. Dia kemudian memegang lengan Sean lalu berkata dengan manja, "Sean, aku tidak mau pulang. Aku mau menemanimu." Helena sengaja menempel pada Sean untun membuat Claire marah.
Sean menoleh pada Helena. "Pulanglah." Hanya satu kata dari Sean, mampu membuat Helena merasa dicampakkan.
Claire kemudian berjalan ke arah pintu dan membukanya. "Nona Helena, silahkan keluar." Claire mengarahkan tangannya ke arah luar.
Helena menggertakkan giginya dan menatap penuh kebencian pada Claire, kemudian mendongak pada Sean. "Sean, tapi aku ingin menginap di sini."
Karena tidak tahan melihat sikap Helena yang membuatnya muak, Claire berjalan ke arahnya lalu menarik tangan Helena hingga keluar pintu. "Kau berasal dari keluarga terhormat, bukan? Seharusnya kau tahu kalau tidak boleh menggoda suami orang, terlebih di depan istrinya. Pergilah. Jangan pernah datang kemari lagi."
Claire langsung menutup pintu dengan keras, kemudian berjalan ke arah meja makan dan mengabaikan tatapan Sean yang tertuju padanya. Claire kembali melanjutkan makanan yang tadi sempat tertunda.
Ketika Sean memasuki ruang makan, tanpa sadar dia menelan salivanya. Tubuhnya bergidik tanpa sebab. Claire pada akhirnya mengangkat kepalanya dan ternyata Sean sedang menatap dingin ke arahnya.
"Sepertinya kau memiliki selera makan yang sangat bagus." Dari nada bicara, suasana hati Sean sepertinya sedang tidak bagus.
Setelah apa yang terjadi, dia masih bisa meneruskan makannya. Dia bahkan tidak memberikan reaksi apa-apa setelah Helena datang. Apa dia sungguh tidak peduli dengannya?
Claire meletakkan sumpitnya lalu berkata, "Kalau kau mau marah karena aku sudah mengusirnya, silahkan saja, tapi aku tidak akan minta maaf meskipun kau menyuruhku. Aku tidak peduli kau mau bertemu dengannya di mana atau mau melakukan apa, tetapi aku tidak mau dia datang ke sini. Kau jangan khawatir, ini tidak akan lama. Aku akan pergi jika sudah waktunya untuk pergi. Untuk saat ini, belum bisa, jadi kau harus menahannya dulu."
Mendengar hal itu, rahang Sean mengetat, ekspresinya wajahnya seketika menjadi suram.
Tidak peduli katanya? Akan pergi jika sudah waktunya. Bagaimana bisa ada wanita kejam seperti dia? Tidak peduli jika ada wanita lain disisinya, tidak peduli dirinya melakukan apa. Sepertinya dia juga tidak akan peduli meskipun dirinya tidur dengan wanita lain.
Sean menatap ke bawah dan menampilkan ekpsresi menertawakan diri, kemudian mengangkat kepalanya menatap ke arah Claire. "Aku hampir saja lupa kalau yang kau pedulikan selama ini hanyalah mantan kekasihmu. Yang terpenting bagimu hanyalah membalas sakit hati pada mantan kekasihmu dan membuatnya menyesal sehingga dia mau kembali lagi padamu."
Dengan rahang mengeras dan sorot mata tajam, Sean berkata, "Claire, kau harus membayar semua ini karena sudah menyeretku ke dalam permasalahanmu."
Setelah mengatakan itu, Sean keluar dari ke apartemen dengan perasaan marah dan membanting pintu dengan keras.
Dia memang hanya digunakan sebagai alat untuk membalaskan rasa sakit terhadap mantan kekasihnya. Dari dulu, dia memang wanita yang kejam dan berhati dingin. Tidak pernah memperdulikan perasaan orang lain.
Dari awal bertemu di kota A, tanpa bicara apapun wanita itu meninggalkannya begitu saja di hotel. Bertemu lagi di rumahnya, meminta untuk melupakan kejadian saat mereka bermalam di kota A. Setelah tidur dengannya lagi, dia bilang tidak ingin menikah dengannya.
Kemudian, tiba-tiba dia menyetujui pernikahan dengan alasan tidak bisa menolak permintaaan kakeknya. Setelah menikah, masih bilang tidak mencintainya dan hanya terpaksa menikah dengannya.
Bagaimana bisa dia menikah dengan wanita yang berhati dingin sepertinya? Datang sesukanya dan akan pergi sesukanya.
*******
Nicko berjalan masuk ke dalam ruangan VIP di sebuah night club dengan langkah cepat. Saat dia memasuki ruangan minim pencahayaan itu, asap putih tebal memenuhi ruangan itu dan membuatnya sesak. Puntung rokok bertebaran di mana-mana. Botol-botol kosong berserakan di atas meja. Beberapa gelas ada yang masih terisi dan ada yang sudah kosong.
Dia sebuah sofa panjang, seseorang yang nampak berantakan sedang menyandarkan tubuhnya di sofa dengan ke kepala menengadah ke atas dan mata terpejam.
"Sudah berapa hari dia begini?" Nicko melirik pada Kenz yang sedang duduk pojok samping kiri Sean.
"Sudah 2 hari," jawab Kenz.
Nicko menggelengkan kepalanya dengan wajah frustasi. Dia kemudian duduk di samping kanan Sean. "Kali ini ada apa lagi? Kenapa belakangan ini kau jadi seorang peminum?"
Sean tidak menghiraukan perkataan Nicko. Dia masih memejamkan matanya karena merasa pusing. Sudah 2 hari ini, setiap malam di selalu datang ke club itu dan mabuk. Beruntung ada Kenz yang selalu menemaninya, jika tidak, akan bahyak wanita yang akan memanfaatkan kesempatan tersebut menaiki ranjangnya. Selama 2 hari itu juga dia tidak pulang ke apartemennya.
Melihat Sean mengabaikannya, Nicko kembali berkata, "Aku perhatikan, semenjak kau menikah dengannya, kau jadi berubah. Kalau kau tidak bahagia dengan pernikahanmu, maka sudahi saja. Sejujurnya, di pernikahan ini, kau menyakitinya atau dia menyakitimu?"
Bersambung....
suka semua watak2 dalm novel ini... perannya
clair biar d tindas tp tidak lemah.happy ending.
semoga terus succes berkarya thor