NovelToon NovelToon
Kulepas Kau Dengan Bismillah

Kulepas Kau Dengan Bismillah

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Janda / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa
Popularitas:16.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Ariana tak sengaja membaca catatan hati suaminya di laptopnya. Dari catatan itu, Ariana baru tahu kalau sebenarnya suaminya tidak pernah mencintai dirinya. Sebaliknya, ia masih mencintai cinta pertamanya.

Awalnya Ariana merasa dikhianati, tapi saat ia tahu kalau dirinya lah orang ketiga dalam hubungan suaminya dengan cinta pertamanya, membuat Ariana sadar dan bertekad melepaskan suaminya. Untuk apa juga bertahan bila cinta suaminya tak pernah ada untuknya.

Lantas, bagaimana kehidupan Ariana setelah melepaskan suaminya?

Dan akankah suaminya bahagia setelah Ariana benar-benar melepaskannya sesuai harapannya selama ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Foto

Beberapa hari kemudian, Ariana akhirnya sudah diizinkan pulang ke rumah. Saat sedang bersiap pulang, tiba-tiba pintu ruang rawat inap Ariana diketuk dari luar. Tatiana yang sedang membantu Ariana membereskan barang-barangnya pun segera membuka pintu.

"Bu Azura," seru Tatiana terkejut.

"Ah, hai Bu Tiana, apa kabar?"

Azura saling bersalaman lalu bercipika-cipiki dengan Tatiana. Mereka padahal baru beberapa kali bertemu, tapi sikap mereka sudah seperti seseorang yang telah berteman lama.

"Kabar baik, Bu. Ayo Bu, silahkan masuk!" Tatiana mempersilahkan Azura masuk. Lalu di belakangnya disusul Athariq.

"Hai cantik, sudah baikan?" sapa Azura pada Ariana. Ariana sampai mengerjapkan mata tak percaya kalau Azura kembali datang. Padahal dia hari yang lalu Azura dan Athariq sudah datang, lalu di saat ia akan kembali, mereka kembali datang.

"Alhamdulillah, Bu, Ana sudah baikan" jawab Ariana. Ariana melirik Athariq yang sedang menatapnya, namun saat mata mereka bersirobok, Athariq segera memalingkan wajahnya.

"Alhamdulillah. Katanya kamu hari ini udah boleh pulang ya? Ibu sengaja datang hari ini ingin ikut antar kamu pulang, boleh?" tanya Azura membuat Ariana membulatkan matanya.

Ariana melirik sang ibu. Tatiana mengangguk membuat Ariana akhirnya ikut mengangguk.

Azura lantas mengajak Ariana berbincang. Sementara Tatiana masih baru menyelesaikan membereskan barang-barang Ariana.

Saat sedang berbincang, pintu terbuka. Danang masuk begitu saja ke ruangan itu.

"Na, Mas sudah membereskan administrasi. Kita sudah bisa pulang sekarang," ujar Danang yang tidak menyadari ada Athariq di dalam sana.

Hingga saat ia melihat keberadaan Azura, Danang reflek menoleh ke arah sofa. Wajahnya seketika ditekuk masam. Entah mengapa ia benar-benar tidak menyukai melihat keberadaan Athariq. Meskipun pria itu diam saja dan tidak mendekati istrinya, tapi Danang tetap saja merasa tidak nyaman.

Ariana yang melihat kedatangan Danang seketika berekspresi datar. Azura sampai menyadari perubahan ekspresi itu. Keceriaan yang tadi ada saat mereka berbincang seketika berubah dingin. Azura sebenarnya penasaran, tapi ia tidak mungkin menunjukkan sifat keponya di hadapan Ariana.

"Mereka ngapain sih pake ikut ngantar segala?" ketus Danang setelah mereka berada di dalam mobil.

Ariana melirik Danang. "Memangnya kenapa? Nggak boleh?" sinis Ariana.

"Kamu kenapa sih, Na, makin hari makin sinis. Apalagi semenjak kamu kenal laki-laki itu. Jangan bilang kedatangan dia itu cuma alasan karena permintaan kamu!" desis Danang.

"Jangan sembarangan bicara, Mas! Aku bukan kamu, Mas, yang bahkan saat istrinya sedang sakit pun masih sibuk merhatiin perempuan lain," sentak Ariana dengan suara meninggi. Danang sampai mengerem mobilnya mendadak karena terkejut.

"Kalau kamu cuma mau ngajakin aku bertengkar, lebih baik aku keluar. Aku pulang dengan bunda dan Giandra aja," ketus Ariana kesal dengan tangan berusaha melepaskan sabuk pengaman yang melingkari tubuhnya.

"Eh, jangan! Oke, oke, aku nggak akan bicara apa-apa lagi. Jangan turun! Apa yang akan bunda katakan nanti kalau kau tiba-tiba turun."

Danang pun segera melajukan mobilnya lagi. Tak lama kemudian, ponsel Ariana berdering.

"Iya, Bun?"

"Mobil kalian tadi kenapa mengerem mendadak seperti tadi?" tanya Tatiana. Pertanyaan Tatiana terdengar jelas oleh Danang sebab Ariana menekan tombol loud speaker. Ariana melirik Danang yang tampak gugup sambil menggelengkan kepala.

Ariana tersenyum sinis. "Nggak ada apa-apa, Bun. Tadi Mas Danang kira ada kucing yang sedang menyebrang, taunya cuma perasaannya saja."

"Oh, ya udah. Oh ya, Na, kamu mau mampir beli sesuatu dulu atau nggak?"

"Nggak usah, Bun. Kita langsung pulang saja."

"Baiklah." Ariana pun segera menutup panggilan setelah selesai berbicara dengan Tatiana.

Sepanjang perjalanan, mobil yang ditumpangi Ariana dan Danang hanya diisi dengan keheningan. Ariana benar-benar enggan berbicara dengan suaminya itu.

Sementara itu, di mobil Athariq dan Azura.

"Ibu sedang mikirin apa sih? Tumben sejak tadi mingkem nggak ada suara. Biasanya paling berisik," tegur Athariq membuat Azura mendelik kesal.

"Bicara salah, diam salah, mau kamu apa sih?"

Athariq terkekeh melihat ekspresi sang ibu.

"Mau Ariq? Apa ya?"

"Riq, kamu liat nggak interaksi Ana sama suaminya itu? Kok Mommy mencium aroma-aroma kejanggalan ya?" Azura mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya ke dagu seraya berpikir.

"Ibu kepo banget sih? Nggak boleh ikut campur urusan orang lah. Nggak baik."

"Ck, siapa yang mau ikut campur sih. Kalau kepo, baru bener. Mommy cuma penasaran doang, kok."

"Lah, kenapa sekarang jadi mommy? Biasanya protes disebut mommy," ledek Athariq.

Azura memanyunkan bibirnya, "ketularan kamu nih. Salah siapa coba yang sejak kecil manggil mommy jadi sekarang lidah mommy ikutan keseleo kan."

"Baru tau lidah bisa keseleo."

Athariq terkekeh.

"Ya biasalah. Ini buktinya."

Tak lama kemudian mobil Ariana sudah tiba rumahnya. Setibanya di rumah, Danang cepat-cepat turun untuk membukakan pintu Ariana , tapi perempuan itu justru sudah lebih dulu turun membuat Danang berdecak kesal. Tingkat kekesalannya makin meninggi saat melihat Athariq dengan sigap membantu Giandra membawakan barang-barang Ariana.

"Ck, sok baik banget!" kesal Danang.

"Siapa yang sok baik?" tanya Giandra dingin yang kebetulan mendengar apa yang Danang ucapkan.

"Apa?" Danang gelagapan.

"Nggak usah pura-pura bodoh, gue nggak tuli," ketus Giandra sambil lalu.

Danang mendengkus kesal.

'Nggak kakak, nggak adik, ketus semua. Huh, menyebalkan!'

Azura dan Athariq tidak begitu lama di kediaman. Azura sebenarnya sengaja ikut mengantar pulang agar bisa mengetahui tempat tinggal Ariana. Siapa tahu dia merasa kangen jadi sewaktu-waktu ia bisa mengunjunginya.

30 menit kemudian, Azura dan Athariq pun pamit menyisakan Ariana, Danang, Tatiana, dan Giandra.

"Sayang, Mas balik ke rumah sakit dulu ya!" ucap Danang lembut.

Ariana melirik datar. Ia tidak tersentuh sama sekali. Giandra yang melihat pun mengulum senyum. Bukan senang melihat kerenggangan suami istri itu, hanya saja ia kesal karena Danang sering sekali meninggalkan kakaknya tiba-tiba.

Danang mencium kening Ariana. Ariana berusaha tersenyum meskipun tak suka sebab ada Tatiana yang sedang memperhatikan mereka. Meskipun ia kesal dan kecewa dengan Danang, tapi Ariana bukanlah tipe yang bisa dengan begitu mudah menceritakan permasalahannya dengan orang lain. Ia tidak ingin keluarganya terbebani dengan permasalahan rumah tangganya.

Melihat senyum Ariana , Danang merasa lega. Ia pun segera berangkat ke rumah sakit.

Setibanya di rumah sakit, Danang pun segera berjalan menuju ruangannya. Saat berjalan, ia berpapasan dengan Monalisa. Diam-diam Monalisa menyentuh jari-jemari Danang. Danang melirik dengan tersenyum. Dan semua itu tak luput dari perhatian dokter Rahman yang kebetulan melihatnya.

Menjelang sore,

"Maaf, Dok, Anda dipanggil direktur ke ruangannya!" ujar seorang perawat.

Danang yang sedang menyelesaikan laporannya pun mendongakkan kepala.

"Ada apa ya?" tanya Danang penasaran.

"Maafz dik, saya kurang tahu. Saya hanya diminta direktur untuk memanggil Anda ke ruangannya."

Danang mengangguk kemudian mempersilahkan perawat tersebut pergi. Danang pun segera membereskan mejanya, merapikan pakaian, dan berjalan menuju ruangan dokter Samudera yang berada di lantai berbeda dengan ruangannya.

Tok tok tok ...

"Silahkan masuk, Dok!" ujar asisten dokter Samudera.

Danang mengangguk. Ia pun segera masuk. Asisten dokter Samudera pun segera menutup rapat pintu seperti yang diminta Samudera sebelumnya. Dokter Samudera memintanya menutup rapat pintu setelah Danang masuk ke ruangannya.

Danang merasa heran, namun ia tidak terlalu memikirkannya. Hingga saat baru saja Danang ingin menyapa Dokter Samudera, tiba-tiba berlembar foto sudah terlempar di wajahnya.

Danang sontak saja terkejut bukan main. Ia bingung, kenapa ayah mertuanya itu bersikap begitu kasar padanya. Bahkan Dokter Samudera juga menatapnya dengan begitu nyalang membuat Danang gugup bukan main.

"A-ayah, ada apa ya? Dan apa---"

Seketika mata Danang terbelalak saat menyadari foto apa yang barusan dilemparkan ke wajahnya.

Wajah Danang seketika memucat.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
candriani imerelda
mantap
🌹Erna 2 🌹
smoga, Ricka n bayinya bisa selamat.. beri kesempatan kedua utknya
Just4FUN
cinta mmg buta ... jangankan dr bedah, presiden mamarika pun pernah terlibat skandal wanita 🤣🤣
🌹Erna 2 🌹
apakah Ricka gak bisa diselamatkan yaa
🌹Erna 2 🌹
mungkin Ricka kangen dgn ibu Maena yaa
🌹Erna 2 🌹
mungkin kah Ricka keguguran yaa..
Soale kan kandungan nya emang udah lemah ditambah pula,sekarang makin stress gitu ngadepin mantannya Wira
🌹Erna 2 🌹
nah loh... Ibu Maena jadi sakit kan...
🌹Erna 2 🌹
bersedia lah Ricka, jangan sampai nasib anakmu macam dirimu kelak
Muhammad Zaki
jodoh om mario jangan-jangan nih
Muhammad Zaki
giandra ini ce apa co sih?
Muhammad Zaki
hmmm, jangan-jangan adeknya jg suka ariq nih
Muhammad Zaki
pasti Krn takut jabatannya diturunkan sama ayahnya itu, makanya pura-pura baik
Ayii Endah
Luar biasa
Apis
bagus thor ceritanya aku suka
Aseyrah Butik
Luar biasa
eneng Heryani
ada ya manusia seperti itu 🤔
bukannya berpikir dari kesalahan
eneng Heryani
pasien berlebihan juga 😂
eneng Heryani
hello mas Danang siapapun manusianya dan secinta apapun dia
kalou hatinya tersakiti cinta akan memudar & yg ada hanya kebencian...
eneng Heryani
mantap lah adik sang pembela tanpa banyak bicara
eneng Heryani
dua manusia yg tak punya pikiran 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!