Suamiku selingkuh, buang aja kelaut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sandiwara
"kenapa kau tegang? Dan kenapa wajahmu pucat?" Tanya Ken yang melihat perubahan wajah Agatha ketika dia mengatakan sedang mengantar putrinya.
Dari tadi, sebenarnya Ken sudah mengikuti Agatha, dan tanpa dia duga ketika dia sampai di depan gedung dan memarkirkan mobilnya di depan mobil Agatha, dia juga melihat putrinya keluar dari mobil.
Selama ini Ken tidak pernah tahu kegiatan Kiara, karena semua di atur oleh pengasuh putrinya, ketika melihat Ane dan Kiara berbincang-bincang di dalam gedung, Ken mendadak mempunyai ide, sepertinya dia bisa menggunakan Kiara untuk mendekat pada Ane yang otomatis jika dia dekat dengan Ane dia juga akan dekat dengan Agatha
.
"Tidak, tegang dari mana?" Tanya Agatha, wanita itu seperti biasa paling pandai menormalkan ekspresinya.
"Anakmu mana?" Tanya Agatha, hingga Ken langsung menujuk Kiara yang sedang menonton di sisi lapangan dengan Ane, sepertinya kedua gadis kecil itu sedang menunggu giliran mereka.
"Jadi kau ayah putri dari teman putriku?" Tanya Agatha. Pantas saja dia melihat kemiripan antara Kiara dan juga mantan suaminya, rupanya Kiara memang anak Ken.
"Tunggu, kenapa putrimu dan putriku tampak seumuran, apa jangan-jangan dia putriku, dan sebenarnya kau pergi ketika kau sedang mengandung?" Tanya Ken hingga Agatha menoleh.
Wanita itu tertawa ketika mendengar ucapan Ken. "Berapa usia putrimu?" Tanya Agatha.
"Dia 9 tahun sekarang, lalu putrimu?"
"Usia putriku baru 7 tahun dan bulan depan akan menginjak 8 tahun, jelas-jelas aku mengandung setelah aku berpisah denganmu. Jika kau perlu bukti, aku bisa menunjukkannya."
Agatha dengan cepat merogoh saku kemudian dia mengambil ponsel lalu menunjukkan akta kelahiran milik Ane, di mana di sana sesuai dengan apa yang Agatha katakan membuat Ken berdecak kesal.
"Hei, kau mau ke mana!" Ken langsung bertanya ketika Agatha bangkit dari duduknya.
"Aku ingin video call dengan suamiku, jangan ikuti aku." Dengan cepat, agatha pun langsung pergi memutuskan untuk menunggu di mobil guna menetralkan detak jantungnya, pembicaraan dengan Ken memang sangat sederhana tapi mampu membuat jantung Agatha berdetak sangat kencang.
Mata Kiara berkaca-kaca ketika melihat siapa yang duduk di kursi tunggu, gadis kecil itu beberapa kali mengucek karena tidak percaya ada ayahnya di kursi tunggu itu, untuk pertama kalinya selama hidup mungkin inilah pertama kalinya ayahnya datang, bolehkah Kiara berharap ayahnya datang untuk melihatnya.
Namun tak lama rasa bahagia Kiara sedikit terkikis ketika melihat tatapan ayahnya, yang bukan melihat ke arahnya melainkan ke arah lapangan di mana Ane sedang diajari berlatih oleh pelatih.
"Kenapa papa terus melihat ke arah Ane." Kiara bertanya-tanya, tatapan ayahnya sungguh berbeda bukan seperti orang yang sedang menonton pertandingan, melainkan menatap Ane dengan tatapan yang sangat intens.
Tak lama Kiara tersadar ketika mendengar namanya dipanggil rupanya sekarang giliran Kiara, hingga pada akhirnya Kiara pun maju ke tengah lapangan.
Akhirnya acara latihan pun selesai, ane pergi ke arah barat sedangkan Kiara pergi ke arah timur dia menyimpan tasnya di tempat yang berbeda dengan Ane.
"Kau hebat sekali, Ane." Ken langsung berbicara ketika berada di depan ane, lelaki itu tersenyum kemudian mengelus rambut gadis kecil itu.
Membuat Agatha berdecak kesal, dia tidak terima Ken menyentuh putrinya. "Bisakah kau jangan menyentuh putriku secara sembarangan." Agatha langsung protes pada Ken, membuat Ane langsung menoleh ke arah ibunya Karena untuk pertama kalinya dia melihat ibunya sekesal ini.
"Maaf, maaf, aku tidak sengaja." Balas Ken.
"Tidak apa-apa mama."
Agatha tidak lagi menggubris ucapan dan kehadiran Ken, wanita itu memutuskan untuk melanjutkan aktivitasnya membereskan barang-barang milik Ane dan memasukkannya ke dalam tas.
Tubuh Kiara terasa lemas ketika melihat ke arah seberang, nafas gadis kecil itu mendadak tidak beraturan ketika melihat adegan di depannya, di mana Dia melihat ayahnya mengelus rambut Ane, jangan ditanyakan betapa sakitnya hati Kiara sekarang, yang pasti hatinya benar-benar sakit.
Selama ini ayahnya bahkan tidak pernah mengelus rambutnya, tidak pernah berlaku baik padanya, dia selalu mendapatkan hal yang tidak baik dari ayahnya, teriakan bentakan bahkan kekerasan fisik selalu dia terima dari sang ayah. Lalu sekarang di depan matanya sendiri dia melihat ayahnya bersikap baik pada anak lain.
"Kiara!" Tisya yang tak lain pengasuh Kiara langsung menghampiri gadis kecil itu, dia yang baru saja mengambil minum langsung melihat arah pandangan Kiara.
"Bibi!" Panggil Kiara, nadanya bergetar ketika memanggil pengasuhnya. Pengasuh yang masih bersama dia walaupun sekarang dia sudah berumur 9 tahun.
"ITS oke Kiara, tidak apa-apa." Dengan cepat Tisya langsung membawa Kiara untuk pergi karena takut Kiara menangis dan jadi perhatian orang-orang.
Dan ketika sudah berada di dekat mobil, tangis Kiara pun pecah. Dia sudah biasa mendapatkan sikap buruk dari ayahnya, bahkan setahun ini Kiara sudah tidak pernah menangis lagi karena dia sudah terbiasa dengan sikap sang ayah, air mata seolah sudah kering untuk menangisi semuanya. Tapi hari ini, Kiara benar-benar hancur, ayahnya tidak pernah memperlakukan dia dengan baik, lalu pada temannya ayahnya bersikap sangat hangat.
***
Ken turun dari mobil, lelaki itu baru saja sampai di rumahnya. Tadinya dia memang tidak ingin pulang, tapi dia harus berbicara dengan Kiara, di mana dia harus meminta anak itu untuk terus menempel bersama Ane.
"Dimana Kiara?" Tanya Ken ketika masuk ke dalam rumah dan dia berpapasan dengan tisya.
"Kiara di kamarnya tuan, Kiara sedang demam." tisya yang menjawab dengan ragu. Sungguh dia takut Ken akan melakukan hal buruk pada Kiara. Padahal sekarang Tiara sedang demam, dan Kiara demam karena shock dan juga pikiran yang tegang, tentu saja karena dia tadi melihat interaksi Ken dan juga Ane.
Setelah mendengar itu, Ken pun langsung berjalan ke arah kamar putrinya, kemudian dia membuka kamar dengan keras membuat Ane yang sedang tertidur langsung terbangun, gadis kecil itu terlonjak kaget ketika mendengar suara pintu yang sangat keras, ketika dia membuka mata kepalanya langsung berputar-putar, Dia merasakan rasa pusing bukan main karena dia baru saja tertidur beberapa menit lalu dan kembali terbangun ketika mendengar suara pintu.
"Bangun kau!" Hardik Ken, tidak ada keramahan sedikitpun dalam nada bicara lelaki itu, dia sama sekali tidak kasihan ketika melihat Kiara berwajah pucat.
"Ia papa." Kiara menjawab dengan suara yang parau, gadis kecil itu terlalu lelah untuk bertanya-tanya ken kenapa Ken datang ke kamarnya.
"Mulai besok kau harus berusaha mendekat pada Ane, jika perlu kau harus mengajak Ane bermain di sini. Kau mengerti." Ken memerintahkan Kiara dengan nada yang arogan, dia sama sekali tidak peduli dengan ekspresi putrinya yang tampak menahan sakit.
"Kau mengerti tidak." Hardik Ken ketika Kiara tidak kunjung menjawab.
"I-ia, papa." Kiara menjawab dengan suara yang super pelan, dan setelah itu Ken pun langsung berbalik kemudian keluar dari kamar putrinya.
Setelah Ken keluar dari kamarnya, Kiara langsung memegang kepalanya. "Kepalaku sakit," ucap Kiara sambil meringis kecil lalu menangis sesegukan, dan tak lama pintu kamar terbuka kali ini Tisya yang masuk, wanita itu langsung berlari ke arah Kiara kemudian memeluk gadis Malang itu.
Malam berganti pagi
Ken mematut diri di cermin, memastikan tampilannya sudah rapi, hari ini Ken akan datang ke rumah Agatha dengan membawa Kiara, tentu saja lelaki itu akan beralasan Kiara ingin bertemu dengan Ane. Tentu saja di depan Agatha dia akan berpura-pura baik pada Kiara.. kali ini Ken memutuskan untuk tidak mencari tahu tentang David terlebih dahulu, dia kan fokus bagaimana mendekatkan diri pada Agatha dan juga Ane.
Setelah memastikan tampilan yang rapi, Ken langsung berbalik kemudian keluar dari kamar, dan ternyata ketika dia keluar dari kamar Kiara udah duduk di sofa, tampilan Kiara begitu pucat, bahkan tatapan wanita itu menatap lurus ke depan. Kiara merasakan kepalanya berputar-putar, tentu saja dia masih demam, tapi tadi pagi ayahnya mengatakan bahwa dia harus bersiap untuk pergi, tentu saja Kiara tidak berani melawan ayahnya, jadi mau tak mau walaupun tubuhnya sedang lemas dan kepalanya nyeri karena demam Kiara pun bersiap.
"Ayo kita pergi." Seperti biasa tidak ada keramahan dalam nada suara Ken, hingga Kiara menggangguk tanpa berani menoleh pada ayahnya. Gadis kecil itu langsung bangkit dari duduknya kemudian dia mengikuti langkah ayahnya yang berjalan dengan cepat, untuk pergi keluar dari rumah.
Mata Tisya berkaca-kaca ketika melihat anak asuhnya, tunggu jika dia mempunyai keberanian untuk membawa Kiara pergi, dia akan membawa anak itu. Sayangnya dia tidak berani membawa Kiara.
Saat berada di mobil, Kiara menyandarkan tubuhnya ke belakang, dia memejamkan matanya beristirahat sejenak sebelum sampai di tempat tujuan, Kiara terlalu lelah memikirkan kenapa ayahnya mengajak dia untuk pergi ke rumah ane dan tujuan ayahnya ingin dia dekat dengan Ane, jadi Kiara tidak bertanya apapun pada Ken percuma juga dia bertanya karena yang dia akan dapat adalah bentakan dan bentakan.
Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mobil yang dikenari oleh Ken sampai di kediaman Agatha, lelaki itu menghela nafas lebih ketika melihat mobil Agatha ada di pekarangan pertanda Agatha dari rumah.
Ken melihat ke arah samping, di mana Kiara sedang tertidur. Lelaki itu langsung memukul tangan putrinya, hingga Kiara langsung terbangun terlihat jelas wajah Kiara begitu terkejut.
"Ayo turun, jangan bercerita macam-macam," ucap Ken hingga Kiara mengangguk. Tentu saja Ken akan berpura-pura baik pada Kiara di hadapan Agatha dan juga ane..
Kiara yang masih linglung karena dibangunkan secara tiba-tiba hanya mengangguk, dan ketika keduanya sudah turun dari mobil, Ken langsung menarik lapangan Kiara lalu menggenggamnya.
Dan tepat ketika Ken dan Kiara mendekat ke arah rumah, Agatha dan Ane juga keluar dari rumah, karena rencananya mereka akan berkebun di taman belakang.
"Kiara!" Pekik Ane, tentu saja dia terkejut Kiara datang ke rumahnya.
"Hallo, Ane." Kiara menyapa Ane dengan raut wajah sakit tertahan..
"Tunggu, paman Ken apa paman ayah Kiara?" Tanya Ane yang baru menyadari bahwa Ken sangat mirip dengan Kiara, hingga Ken langsung mengangguk.
Agata menghela nafas kemudian menghembuskannya, sungguh dia mengerti betul tentang apa yang dilakukan oleh mantan suaminya, dia tahu mantan suaminya sengaja mengajak Kiara untuk datang ke sini.
"Kiara kau baik-baik saja?" Tanya Agatha yang baru menyadari bahwa wajah Kiara pucat, hingga Kiara menggangguk.
"Hmm, bibi aku baik-baik saja."
Kiara berbicara senatural mungkin apalagi Ken meremas bahunya dengan keras, tentu saja dia mengerti dengan cubitan ayahnya.
"Ane, sepertinya kita tidak jadi berkebun, bagaimana jika kita ajak Kiara saja masuk kedalam." Agatha tahu bahwa Kiara tidak baik-baik saja, jadi dia berencana untuk mengajak Kiara berbicara di dalam
"Kau tunggu saja di luar jangan ikut masuk!" Agatha dengan cepat berbicara ketika Ken akan mengikuti langkah mereka, membuat mata Ken membulat.
Gila sedih banget jadi Kiara 😭
Ini kalian kok ga pernah komen sampe 100, kalian ga mau kah aku update tiap hari?
apa yang sebenarnya terjadi, semuanya masih teka teki,jadi nggak sabar menunggu up-nya kembali 🙏💪💪💪
mungkin dia ada keluarga lain, kn judulnya 'ku lepaskan suami ku dengan elagan'
entahlah, breng sek