NovelToon NovelToon
Petualangan Mistis

Petualangan Mistis

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Awan Biru

El-Syakir namanya. kehidupannya biasa saja sama seperti manusia pada umumnya. hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan dan akhirnya ia dapat melihat mereka yang tidak terlihat

mata batinnya terbuka dan bahkan banyak dari mereka yang meminta bantuan padanya. berbagai rangkaian kejadian ia alami.

ia bertemu dengan hantu anak remaja laki-laki yang akan mengikutinya kemanapun ia pergi.

"bantu aku mencari siapa pembunuhku dan aku akan membantumu untuk menolong mereka yang meminta bantuan"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 33

"sudah siap pak...?" tanya Randi

kali ini Randi akan menemani ayah Adnan ke luar kota bersama dengan Helmi. sedangkan Pram, pria itu mengurus dan melihat situasi di kantor dengan terus mengawasi keluarga ayah Adnan sesuai perkataan Zidan tempo hari.

"sudah. emm Zidan dimana. apakah dia tidak ikut...?" tanya ayah Adnan

"dengan berat hati saya harus menyampaikan kalau pak Zidan tidak bisa ikut. dia harus mengerjakan sesuatu di untuk perusahannya. jadi saya dan Helmi yang akan menemani bapak" jawab Randi

"ini kali pertamanya saya ke luar kota mengurus bisnis. aku merasa canggung"

"tenang saja pak, tidak perlu khawatir. kami pasti akan membantu" ucap Helmi

"terimakasih"

"berangkat sekarang pak...?" tanya Randi

"iya"

mereka semua masuk ke dalam mobil mewah itu dan berangkat menuju bandara. sebenarnya pesawat pribadi telah disiapkan namun ayah Adnan tidak ingin naik di pesawat itu.

drrrrtttt... drrrrtttt

handphone ayah Adnan bergetar. saat melihat ternyata Zidan yang menghubunginya.

📞ayah Adnan

halo Zidan Assalamualaikum

📞 Zidan

halo mas alaikumsalam...mas sudah berangkat...?

📞ayah Adnan

saya dalam perjalanan Zidan. saya sangat berharap kamu bisa ikut tapi ternyata kamu juga sedang sibuk

📞Zidan

maaf sekali mas. saya juga inginnya begitu tapi ada pekerjaan yang harus saya selesaikan sendiri

📞ayah Adnan

tidak apa-apa, jangan terbebani dengan keinginan saya. pekerjaanmu jauh lebih penting

📞 Zidan

terimakasih pengertiannya mas. saya tutup ya

📞ayah Adnan

iya. assalamualaikum

📞 Zidan

wa alaikumsalam

klik....

Zidan mematikan panggilannya. ia kembali berkutat dengan berkas-berkas di atas mejanya.

di lobi, kaki jenjang seorang wanita masuk melangkah menuju meja resepsionis.

"permisi mba"

"iya, ada yang bisa saya bantu...?"

"saya ingin bertemu dengan pak Zidan"

"sudah buat janji sebelumnya...?"

"belum, tapi saya di suruh om saya untuk datang ke sini tanpa harus membuat janji"

"tunggu sebentar, saya telponkan dulu"

si resepsionis menelpon Mita sekretaris Zidan. ia memberitahu bahwa ada seseorang yang ingin bertemu dengan bos mereka itu, namun Mita menjawab jika belum membuat janji maka pak Zidan tidak bisa digangu. bukan Mita yang melarang namun itu memang sesuai perintah dari Zidan sendiri.

"maaf mba, pak zidannya tidak bisa di temui. silahkan datang besok lagi"

"sesibuk itu sampai nggak bisa ditemui...?"

"iya mba. pak Zidan sedang sibuk sekarang"

(ck, segitu susahnya sih buat nemuin dia. ok lah, saya mengalah kali ini)

wanita itu meninggalkan si resepsionis melangkah keluar. ia mulai menghubungi seseorang.

📞 wanita

halo om. aku nggak bisa ketemu dengannya

📞👨‍💼

kamu dihalangi masuk...?

📞 wanita

iya. mereka mengatakan dia sedang sibuk. bagaimana, apakah aku masuk paksa saja tanpa mendengarkan mereka...?

📞👨‍💼

jangan. pulang saja kalau begitu. kamu harus memperlihatkan sikap baik pada awal pertemuan. jangan memaksanya kehendak.

📞 wanita

haaaah.... baiklah. hanya untuk kali ini saja

klik.

wanita itu mematikan teleponnya dan meneruskan langkahnya meninggalkan perusahaan Zidan.

tok...tok...tok

"masuk"

"pak, sudah waktunya makan siang. apakah saya pesankan untuk bapak sekalian...?" Mita hanya memasukkan kepalanya

Zidan melepas kacamatanya dan memijit pelipisnya. ia bersandar di kursi kebesarannya.

"sudah jam berapa sekarang...?" tanya Zidan

"jam 12 siang pak" jawab Mita

(sudah jam 12. saking sibuknya sampai lupa sudah jam berapa) batin Zidan

"bagaimana pak. apakah saya pesankan makanan untuk bapak juga...?" tanya Mita lagi

"tidak. terimakasih. saya akan makan di luar" jawabnya

"baik pak"

Mita pergi keluar. Zidan memakai jasnya dan mengambil handphonenya kemudian ia masukkan ke kantung celananya.

tujuan Zidan sekarang adalah restoran tempat ia biasa makan. hanya beberapa menit saja, mobil mewahnya sudah sampai di restoran itu.

Zidan masuk ke dalam dan duduk di salah satu tempat yang kosong. baru saja mendaratkan bokongnya, ia dihampiri seseorang.

"maaf, ini sudah saya pesan" ucap seorang wanita

Zidan menoleh, tatapan mata mereka bertemu.

"oh, maafkan saya. silahkan" Zidan berdiri berniat mencari tempat yang lain

"masih ada kursi yang kosong. kalau mau, kamu bisa duduk disini, maksudku kita" ucap wanita itu tersenyum manis

"ah tidak perlu, saya ke tempat lain saja" tolak Zidan

Zidan melangkah mencari meja yang masih kosong tidak jauh dari tempat wanita itu. ia memesan makanan kesukaannya.

Ting....pesan masuk di handphonenya

sudut bibirnya terangkat. entah pesan siapa yang ia terima namun sepertinya pria tampan, tinggi dan putih itu sedang dalam suasana hati yang senang.

ia menekan nomor seseorang.

📞 Zidan

bagaimana perkembangannya...?

📞 pengawal

tidak ada hal yang mengkhawatirkan bos. sampai sekarang masih aman. kami berhasil menyimpan alat penyadap di rumah itu dan sepertinya sekarang bos mereka sedang di luar pulau ini

📞 Zidan

tetap awasi mereka. pastikan Dirga tidak di sentuh seujung rambut pun

📞 pengawal

baik bos

Zidan mematikan panggilannya. kini nampaklah wanita yang ada di walpaper handphonenya. setelah waktu lalu saat mereka makan siang bersama dan Vania tidak ingin diantar pulang, sejak saat itu wanita itu sudah jarang menghubungi Zidan.

namun meskipun begitu bukan berarti wanita itu tidak menghubungi pria yang ia cintai itu. ia tetap mengirimkan pesan dan menelpon tapi tidak sesering dulu

"*kamu baik-baik saja...?"

"ah...iya. aku baik-baik saja. aku hanya demam"

" makan mu sedikit sekali"

"aku sedang tidak nafsu makan"

"kamu harus makan banyak biar cepat sembuh"

"ah iya. sangat disayangkan...dihari spesialku aku malah jatuh sakit*"

(hari spesial...?) batin Zidan mengingat percakapannya dengan Vania tempo hari

Zidan mengingat hari spesial apa yang dimaksud wanita itu.

📱 apakah kamu tau tentang hari spesial...?"

send.....Zidan mengirim pesan kepada Pram

📱hari spesial siapa...?" pesan dari Pram

📱 seseorang

📱 biasanya hari spesial itu adalah seperti hari jadian, ulang tahun pernikahan dan ulang tahun kelahiran. pesan Pram

"ulang tahun...?" gumam Zidan

pesanan makanannya telah datang namun Zidan belum memakannya. jangankan untuk makan, melirik saja dia belum melakukannya.

ia bangkit dari kursinya dan meninggalkan restoran itu dengan sejumlah uang merah di atas meja.

wanita yang sempat berkomunikasi dengannya karena perihal meja yang telah di pesan melihat pria itu pergi tanpa melihat kanan kirinya.

(buru-buru sekali) batinnya

Zidan pergi ke suatu tempat dan di sinilah dirinya berada sekarang.

"ada yang bisa saya bantu pak...?"

"emmm...saya mencari...untuk"

"istri bapak, atau pacar...?"

(*pacar....?" apa ia kami di sebut seperti seorang kekasih) batin Zidan

(aku ini kenapa sih. ck, menyebalkan*)

Zidan pergi dari tempat itu. wanita yang menjadi penjaganya heran dengan sikap Zidan yang tidak menjawab namun pergi begitu saja.

namun langkah kaki pria itu terhenti saat ia mengingat sesuatu.

"aku jauh-jauh kemari karena aku merindukanmu namun ternyata aku tidak penting ya"

"tidak perlu khawatir padaku. uruslah dulu yang penting, jangan menghiraukan yang tidak penting"

"haaaah... baiklah. aku melakukan ini karena perjanjian kontrak yang telah disepakati bukan karena hal lain. bagaimana pun dia tetap anak dari orang yang aku benci dan statusnya sekarang adalah sebagai kekasih Zidan Sanjaya" ucap Zidan pelan

"hanya karena kontrak itu, kalau tidak...mana mungkin aku melakukan hal ini"

Zidan memutar badannya kembali dan melangkah menuju wanita tadi.

"carikan aku yang paling cantik dan mewah" ucap Zidan

"baik pak. tunggu sebentar" ia mengambil dua kalung yang paling mewah dan cantik diantara kalung yang lain

"bapak bisa pilih diantara keduanya" ucap wanita itu

"aku pilih yang ini" tunjuk Zidan kepada kalung yang ia lihat cantik

wanita itu segera membungkuskan kalung itu untuk Zidan. setelahnya, Zidan pergi meninggalkan tempat itu.

Zidan mengirim pesan kepada Vania untuk menunggunya di sebuah danau. terlihat sepi. jelas saja karena ini bukan hari libur dan juga bahkan sekarang masih waktu semua orang berkutat dengan pekerjaan di kantor atau di mana saja mereka bekerja.

"sayang"

Zidan menoleh ke arah yang memanggilnya. wanita yang ditunggunya akhirnya datang juga.

Vania berlari kecil menghampiri Zidan dan ia langsung memeluk pria itu.

Zidan terpaku di tempatnya. ini bukan pertama kalinya namun entah mengapa ia tidak dapat mengekspresikan dirinya terhadap hal itu.

"kamu lama menunggunya...?" tanya Vania melepaskan pelukannya.

"tidak juga. duduklah" Zidan mempersilahkan Vania duduk di bangku yang telah disediakan ditempat itu

"ada apa, mengajakku bertemu di sini. kamu tidak ke kantor, bukankah kamu sedang sibuk...?" Vania menatap pria itu

"aku ingin...."

"ingin apa...?"

"emm...ingin memberikan sesuatu"

"sesuatu...?" tanya Vania memastikan

"iya" jawab Zidan.

"apa itu...?" Vania penasaran

"berbalik ke sana" Zidan menyuruh Vania membelakanginya

tanpa bertanya kenapa, wanita itu dengan patuh mengikuti perintah Zidan. ia membalik tubuhnya membelakangi Zidan.

sedetik kemudian, leher mulusnya seperti di kenakan sesuatu. Zidan memakaikan kalung yang ia beli tadi ke leher Vania.

"kalung....?" Vania spontan berbalik kembali dan menatap Zidan

"maaf karena tidak peka dengan hari spesial mu waktu itu. aku adalah pria yang tidak terlalu mementingkan hal semacam itu. bekerja adalah nomor satu untukku"

"jadi, aku nomor ke berapa buatmu...?" mata indah itu terus menatap Zidan

"entahlah. bagaimana, apa kamu suka kalungnya...?"

"apapun dari kamu, semuanya aku suka" Vania tersenyum manis

"terimakasih. ini kado terindah untukku"

"hummm" jawab Zidan

dari jauh tanpa mereka tau, seseorang sedang mengawasi mereka. ada raut tidak suka di wajahnya.

"katanya sibuk namun dia buru-buru karena ingin menemui wanita itu" ucapnya

"lihat saja nanti" ia mengepalkan tangannya

ayah Adnan mendarat di kota B bersama Randi dan Helmi. mobil jemputan sudah menunggu di depan bandara.

"terimakasih" ucap Randi mengambil kunci mobil dari orang yang telah di suruh oleh Zidan

ketiga pria itu masuk ke dalam mobil dan menyusuri jalan di kota B, menuju sebuah hotel mewah yang telah dipesan terlebih dahulu sebelum mereka datang ke kota itu.

selang beberapa menit mereka sampai di hotel yang di tuju. dua kamar telah mereka pesan. Randi dengan Helmi tentunya, mereka selalu berbagi kamar kemanapun mereka pergi. dan ayah Adnan, tentu saja dia sendirian.

pertemuan dengan rekan bisnis akan dijadwalkan besok. hari ini, mereka menjadikan hari untuk istirahat sebelum besok beraktivitas.

siang berlalu, malam menjemput. ayah Adnan setelah melaksanakan sholat isya dan tentunya sudah makan malam, ia keluar kamar untuk berjalan-jalan di sekitaran hotel tanpa Randi dan Helmi karena ia tidak ingin merepotkan mereka yang harus terus mengikutinya.

suasana di malam hari memang sungguh indah. di samping hotel, ada sebuah taman yang indah. di situlah ayah Adnan menyantaikan dirinya sejenak.

"tidak pernah menduga saya akan menjalani hidup seperti ini" gumamnya

"ah...ibu. hampir lupa saya"

ayah Adnan mengambil handphonenya dan menghubungi istrinya. mereka berbicara melalui kecanggihan benda pipih yang ada di tangan mereka. hingga jam 10 malam, ayah Adnan mengakhiri panggilannya dan memutuskan untuk masuk ke dalam kembali ke kamarnya.

cekrek.... cekrek....

suara kamera terdengar. jelas saja pasti seseorang sedang mengambil gambar entah itu pemandangan atau gambar orang di sekitarnya.

cekrek....ia mengambil gambar seseorang yang baru saja kembali masuk ke dalam hotel.

📞👨‍💼

halo. saya sudah mengirim fotonya padamu. tugasku sudah beres.

klik.... panggilan ia matikan.

"hanya untuk mengambil foto orang seperti ini, jelas saja aku bisa" ia melihat foto yang telah diambilnya lewat kamera handphonenya

"saatnya menagih upah" ia pergi meninggalkan tempatnya itu dengan bayang-bayang upah yang banyak atas pekerjaannya

1
Silvi Vicka Carolina
kepala bukan kelaparan
Silvi Vicka Carolina
kehabisan batrei ...mknya lemes
Mey Ana
Luar biasa
Nggenk Topan
next
Mey Ana: bagus ceritanya....seru....
total 1 replies
Anonymous
alur berantakan...
Nggenk Topan
melati kan adik kelas sm dgn alana, skrg kok sekelas dgn Leo dkk...?
Rifandi Ahmad
Luar biasa
Nggenk Topan
cerita yg bagus... lanjut thorrrr
Nggenk Topan
Luar biasa
Suliani Ani
Kecewa
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Bunda Silvia
astaga jangan2 anak vania buat tumbal ratu sri dewi secara baharudin kan pasanganya
Bunda Silvia
aduh jangan sampai buat wadah baru jin ratu sri dewi
Bunda Silvia
bocah2 smbrono
Doni Gunawan
cerita yg bagus ada tawa cenda sedih dan horor juga sebuah persahabatan yg erat dan perjuangan yg hebat
Doni Gunawan
selamat ya adam yg konyol akhirnya kau dapatkn cinta mu
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjutkan
Doni Gunawan
selamat ya adam
Doni Gunawan
selanjutnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!