Warning!!
Cerita ini untuk usia 21+, mohon bijak dalam memilih bacaan sesuai usia.
Menceritakan tentang wanita bernama Emma Fiorella (26) yang dimutasikan dari perusahaan cabang ke perusahaan pusat dan bertemu dengan seorang anak kecil yang menabraknya ketika dirinya sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan dan membentak ayah anak kecil itu. Namun siapa sangka pria itu ternyata adalah pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13: Jangan pecat saya
"Apa yang membuat mu gugup.." tanya Javier.
"Pak Jav__,eh..maksud saya, saya sebelumnya jarang ikut rapat seperti tadi di perusahaan Pak, apalagi ini langsung dengan direkturnya," jawab Emma hampir salah bicara. Hampir saja ia keceplosan. Sebenarnya pria di depannya lah yang membuatnya lupa.
"Saya harap kedepannya kamu bisa bekerja dengan baik," ujar Javier membuat Emma terkejut. Itu artinya ada kemungkinan dirinya tidak jadi dipecat.
"Saya tidak dipecat pak?" tanya Emma memastikan.
"Memangnya anda mau dipecat nona Emma?" tanya Javier heran melihat Emma, padahal diluar sana banyak orang yang ingin bekerja di perusahaannya.
"Tidak Pak, jangan pecat saya Pak," ujar Emma cepat saat tau bosnya salah paham dengan perkataannya.
Hening..
Emma semakin tidak nyaman karena bosnya hanya diam begitu saja menatapnya dengan tatapannya seakan menelanjangi Emma.
"Kalau begitu terima kasih Pak, saya akan bekerja lebih baik lagi. Saya permisi dulu Pak," ucap Emma menundukkan kepalanya tidak tahan berlama-lama di ruangan Javier.
"Siapa yang mengizinkanmu untuk pergi nona Emma?" timpal Javier menghentikan langkah kaki Emma.
Emma mengernyitkan alisnya lalu berbalik. Apa dia salah lagi. Rasanya ia tidak melakukan kesalahan.
Javier bangkit dari kursi kebesarannya, berjalan mendekati Emma. Posisi keduanya saling saat ini berhadapan. Javier memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya. Dan itu membuatnya bertambah tampan. Ia sedikit menunduk untuk mensejajarkan wajahnya dengan Emma karena tinggi Emma hanya sebatas dadanya, apalagi Emma hanya mengenakan flat shoes saja.
Emma yang gugup memalingkan wajahnya tidak sanggup menatap Javier.
"Sa..saya pikir pembicaraan kita sudah berakhir Pak?" ujar Emma terbata. Javier tersenyum menyeringai dan seperkian detik kemudian wajahnya kembali datar.
"Ada hukuman untuk mu," ujar Javier berjalan menjauhi Emma. Wanita itu terlihat menghembuskan nafasnya kala Javier menjauh darinya. Hampir saja jantungnya copot.
"Bereskan semua kekacauan yang ada disini," perintah Javier duduk di atas sofa yang ada di ruangannya.
"Baik Pak," ucap Emma mengangguk. Ia menaruh tasnya di atas meja lalu mulai bekerja merapikan berkas-berkas ke dalam map.
Emma mengikat asal rambutnya agar tidak mengganggu pekerjaannya. Sedangkan Javier memperhatikannya tampak menelan ludah. Baginya Emma terlihat sexy saat rambutnya diikat asal seperti itu. Javier terus menatap Emma hingga tanpa sadar akhirnya dia tertidur di sofa.
Setengah jam berlalu, Emma hampir menyelesaikan semuanya. Emma melihat Javier yang tertidur di atas sofa. Tatapannya tertuju pada beberapa buku yang ada di bawah sofa.
"Tinggal yang disana.." gumamnya lalu berjalan mendekati sofa. Emma melihat Javier yang sedang tertidur pulas. Dengan hati-hati, Emma sedikit menunduk lalu mengambil beberapa buku yang ada dibawah sofa karena takut membangunkan bosnya itu.
"Huh..akhirnya dapat juga," batinnya. Emma menaruh buku tersebut di rak buku yang ada di belakang sofa.
"Selesai juga," ujarnya menepuk nepuk tangannya. Buku yang ada di lemari sudah tersusun dengan rapi.
"Tunggu dulu...kenapa disini masih ada, apa aku tidak melihatnya ya.." gumam Emma melihat buku yang ada dibawah kaki Javier saat Ia sedang menata ulang meja sofa. Emma mendekati Javier dan mencoba mengambil buku tersebut dengan sangat hati-hati. Jangan sampai atasannya itu terbangun. Emma mengangkat kaki Javier dengan pelan-pelan.
"Astaga, kakinya berat sekali sih..." gerutu Emma.
"Ku mohon jangan bangun Pak.." batinnya.
buat author semangat nulis nya