Alena Ricardo sangat mencintai seorang Abian Atmajaya, tidak peduli bahwa pria itu kekasih saudara kembarnya sendiri. Hingga rela memberikan kehormatannya hanya demi memiliki pria itu.
Setelah semua dia lepaskan bahkan dibuang oleh keluarga besarnya, Alena justru harus menghadapi kemarahan Abian. kehidupan rumah tangganya bagaikan di neraka, karena pria itu sangat membencinya.
Akankah Alena menemukan kebahagiaannya? Dan akankah Abian menyesali apa yang selama ini diperbuatnya, setelah mengetahui rahasia yang selama ini Alena simpan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 7
"Sudah cukup basa-basi nya," Ayuning menghempaskan tangan Alena, lalu memanggil Sekar yang sejak tadi berdiri tidak jauh dari mereka. "Kemarilah Nak!"
Sekar yang dipanggil berjalan menghampiri Ibu Ayuning. "Ya Bu," ucapnya dengan penuh hormat.
"Berbincang-bincang lah dengan Abian, bukankah kalian sudah lama tidak bertemu?" Ayuning tanpa segan mendekatkan Sekar pada putranya di depan Alena.
"Tapi Bu," Sekar merasa tidak enak pada istri Abian yang menatap dirinya.
"Mari kita bicara di halaman belakang, aku sudah lama tidak mendengar kabar tentangmu." Abian membawa Sekar dengan menggandeng wanita itu.
"Tunggu Bi!" Alena tidak terima Abian pergi begitu saja bersama dengan wanita lain.
"Kenapa? Kau mau ikut bersama kami?" Abian tersenyum sinis.
"Tidak, dia tidak akan ikut!" Ayuning menahan Alena.
Abian pun berlalu dari tempat tersebut bersama Sekar. Ayuning yang melihatnya, merasa begitu bahagia. Karena keinginannya dahulu menjadikan Sekar sebagai menantunya sebentar lagi tercapai. Keinginan yang sempat tertunda karena putusnya hubungan mereka, dan dekatnya Abian dengan Alana.
Kini tidak ada lagi penghalang. Karena Alena yang menjadi istri Abian, bukanlah wanita yang dicintai putranya. Sedangkan Alana sudah dapat dipastikan tidak akan mungkin menerima Abian kembali.
"Bu lepaskan tanganku!" Alena berusaha melepaskan diri dari cengkraman tangan Ayuning, dan saat terbebas dan hendak mengikuti Abian, langkahnya terhenti saat mendengar perkataan ibu mertuanya.
"Namanya Sekar, dia mantan kekasih Abian sekaligus calon menantuku setelah kalian bercerai nanti," ucapnya dengan sinis.
"Bu," Atmajaya meng-gelengkan kepalanya. Dia tidak suka istrinya berbicara seperti itu di hadapan Alena. Karena bagaimanapun, Alena itu putri Ricardo, putri dari teman yang pernah menolongnya.
"Kenapa Pak? Bukankah apa yang aku katakan itu benar?"
Atmajaya menghela napasnya dengan kasar, lalu beranjak dari tempat tersebut dari pada menanggapi perkataan istrinya.
"Tunggu Pak!" Ayuning pun mengikuti suaminya, meninggalkan Alena yang berdiri sendirian di ruangan tersebut dengan hati yang terluka saat tahu siapa wanita yang pergi bersama Abian.
Suasana ruangan yang tadinya terasa sunyi dan kaku, kini kembali hidup saat semua orang yang ada diruangan tersebut kembali berbincang satu dan lainnya, setelah tidak adalagi tonton bagi mereka. Karena sang pemilik acara sudah pergi dari ruangan tersebut.
"Kak..."
Alena yang sempat ingin menangis, langsung menghapus air mata yang menggenang di sudut matanya. Dia pun tersenyum pada sosok wanita yang berusia di bawahnya tiga tahun, sosok wanita yang tidak lain adalah adik Abian.
"Hai, kau ada di sini?" tanya Alena basa-basi untuk menutupi kesedihannya. "Aku kira kau—"
"Ikut aku!" Tia membawa Alena menuju kamar pribadinya yang berada di lantai atas. "Menangislah kalau kakak ingin menangis!" ucapnya pada Alena setelah mereka berada di dalam kamar.
Ya, Tia melihat semua kejadian yang menimpa Alena dari atas tangga. Melihat bagaimana Ibunya dan kak Abian membuat hati wanita cantik itu terluka. Meskipun Tia tahu betul kenapa mereka menyakiti Alena, tapi tetap saja tidak membenarkan apa yang dilakukan oleh Ibu dan Kakaknya.
"Siapa yang ingin menangis?" Alena tersenyum lalu berjalan menuju balkon kamar Tia, karena dia tahu betul dari atas balkon bisa melihat dengan jelas halaman belakang, di mana Abian bersama wanita yang bernama Sekar itu berada.
"Jangan dilihat!" Tia mencoba mengalihkan perhatian Alena dari Abian dan Sekar. "Dari pada menyakiti hatimu," lanjutannya.
"Hatiku sudah lama sakit," Alena mencoba tersenyum, meski hatinya merasa terluka saat melihat Abian begitu hangat dan tertawa lepas bersama Sekar. Entah sudah berapa lama dirinya tidak melihat Abian tertawa, mungkin semenjak kejadian itu senyum di wajah suaminya menghilang. Semenjak Alena memisahkan pria itu dari cintanya. "Kau tahu Tia? Andai aku bisa memilih, aku ingin dicintai dari pada mencintai. Karena mencintai seseorang begitu sakit dan melelahkan."
...🍃 Note ~ Follow akun Ig mom_tree_17 dan akun Tik Tok mommytree17 Untuk dapat info semua tentang Novel Mommy 😘...
ni othronya yg terlalu mengada". cinta aja dia gak tau.🙃
gak konsisten amat..kalau cinta langsung bilang gak usah pake mikir.🤦♀️🥱😪
kalau mereka tulis, seharusnya rasa itu mulai ada sejak alena masoh bersama mereka.