"Setahun menjadi istriku maka kau akan mendapatkan uang 500 juta yang kau butuhkan!" Kata Justin pada Lily yang sedang membutuhkan dana yang sangat besar untuk membantu ekonomi keluarganya.
Tawaran yang terdengar cukup menguntungkan untuk dirinya membuat Lily terpaksa menerima tawaran Justin. Lily berpikir jika tawaran yang Justin berikan kepadanya saat itu merupakan jalan keluar dari permasalahannya.
Tanpa Lily sadari jika satu tahun pernikahan yang dia jalani bersama Justin membuatnya terbelenggu dengan cinta pria itu dan membuatnya sulit untuk melepaskannya di saat wanita yang pria itu cintai telah kembali dan ingin merebut posisinya sebagai istri Justin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 - Penolakan Lila
"Lila gak mau, Bu. Lila berjanji akan mencari uang dengan cara yang halal untuk membantu Ibu membayar hutang pada pihak bank. Tapi jangan paksa Lila buat jual diri." Mohon Lila.
Lidah Bu Maria berdecak. "Mau kerja apa kamu untuk bisa menghasilkan uang sebanyak itu dalam waktu cepat selain menjual diri kamu pada pria hidung belang?!"
"Lila akan bekerja apa saja asal jangan menjual diri, Bu." Balas Lila.
Kepala Bu Maria menggeleng. "Jangan mimpi kamu. Mau kamu kerja dari pagi sampai pagi gak bakalan bisa buat kamu mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu cepat! Lebih baik Ibu jual saja kamu pada Tuan Jacob untuk mendapatkan uang lima ratus juta itu!" Kata Bu Maria.
Lila menggelengkan kepalanya. Dia tahu betul siapa Tuan Jacob. Pria berstatus mucikari yang suka menjual pria seperti dirinya pada banyak pria hidung belang.
"Nggak, Bu. Lila gak mau." Balas Lila.
Bu Maria dibuat meradang mendengar Lila yang terus saja menolak keinginannya. "Jadi kamu mau rumah ini disita pihak bank, begitu?!" Bentak Bu Maria.
Lagi, Lila menggelengkan kepala. Cukup ia kehilangan ibu dan ayahnya. Jangan dengan rumah masa kecilnya juga.
Di tengah perdebatan yang terjadi antara Lila dan Bu Maria, Arneta yang berstatus sebagai adik Lila nampak pulang ke rumah. Melihat ibunya tengah memarahi Lila, membuat jiwa Arneta tergugah untuk mengomporinya.
"Sudahlah, turuti aja permintaan Ibu buat jual kamu pada Tuan Jacob. Hanya beberapa kali melayani pria hidung belang, kamu pasti bisa menghasilkan uang yang banyak!" Kata Arneta.
"Aku tidak mau. Kalau kau dan ibu ingin mendapatkan uang banyak dengan cepat, kenapa tidak kau saja yang menjual diri pada Tuan Jacob?" Tanya Lila memberanikan diri.
Plak
Telapak tangan Bu Maria langsung saja melayang ke pipi Lila setelah mendengarkan perkataan Lila. "Berani sekali kamu menyuruh Arneta menjual diri?!" Sentak Bu Maria.
"Lantas, kenapa Ibu tega menyuruh Lila menjual diri sedangkan Ibu marah kalau aku menyuruh Arneta menjual dirinya?" Tanya Lila sambil menangis. Belum hilang rasa lelah di tubuhnya akibat bekerja di kafe, kini hatinya sudah dibuat sakit mendengar perkataan ibunya itu.
"Karena kau pantas untuk melakukannya. Kau adalah anak haram yang lahir dari sebuah perzinaan. Sedangkan putriku, lahir dengan cara yang baik-baik. Jadi jangan samakan putriku dengan dirimu!"
Tangisan Lila semakin pecah. Dia juga tidak ingin hadir ke dunia dengan cara demikian. Tapi sebagai anak, dia tidak bisa memilih mau dilahirkan dari wanita mana saja.
"Sudahlah, Ibu kasih kamu waktu seminggu buat dapatin uang lima ratus juta itu buat ngelunasin hutang-hutang Ibu. Jika kamu gak bisa mendapatkannya dalam waktu yang telah ditentukan, maka Ibu gak akan segan buat jual kamu pada Tuan Jacob!"
Setelah mengatakan hal tersebut pada Lila, Bu Maria pun melangkah pergi menuju kamarnya berada. Energinya sudah habis meladeni Lila dan ingin beristirahat.
Arneta yang masih berdiri di depan Lila pun bersedekap dada sambil menatap tajam pada Lila.
"Sekalinya keturunan ja-lang, tetap aja ja-lang. Jadi gak usah sok suci!" Kata Arneta.
Lila sudah tak ingin lagi berdebat. Dia memilih diam dan segera melangkah menuju ruangan belakangan rumah dimana kamarnya berada. Ya, walau rumah peninggalan ayahnya terbilang besar dan memiliki banyak kamar, namun Lila hanya ditempatkan di kamar bekas pembantu oleh ibu dan adik tirinya yang kejam.
***