NovelToon NovelToon
Tentang Dia

Tentang Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintapertama
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lissaju Liantie

Rumah tangga yang telah aku bangun selama dua tahun dengan penuh perjuangan, mulai dari restu dan segala aspek lainnya dan pada akhirnya runtuh dalam sekejap mata. Aku yang salah atau mungkin dia yang terlalu labil dalam menyelesaikan prahara ini? berjuang kembali? bagaimana mungkin hubungan yang telah putus terbina ulang dalam penuh kasih. Berpaling? aku tidak mampu, segalanya telah habis di dia. Lalu aku harus bagaimana? menerima yang datang dengan penuh ketulusan atau kembali dalam rasa yang setengah mati ini? aku hancur dalam cintanya, segala hal tentang dia membuat aku hancur berantakan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lissaju Liantie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab_034 Seminggu

Selamat dok, dokter Ria hamil dan Alhamdulillah kandungan ibu berkembang dengan sangat baik." Jelas Filnia dengan senyuman.

"Jalan berapa usia kandungannya?" Tanya Hanin.

"Sudah hampir dua bulan, apa ini pertama kalinya melakukan pemeriksaan?" Jelas Filnia.

"Apa dokter tidak salah? Bisa tolong di periksa ulang? Benarkah saya hamil?" Tanya Deria dalam kebingungan yang tidak terarah, dia begitu kaget dengan kabar yang baru saja ia dengar.

"Dokter sudah mengulanginya sebanyak tiga kali loh Ria, kamu memang sedang hamil, kamu sedang mengandung Ria." Jelas Putri yang mulai kesal dengan tingkah Deria.

"Benarkah? Atau ini hanya mimpi?" Deria masih belum bisa menerima berita bahagia ini,  dia takut kecewa pada dirinya sendiri.

"Jika memang dokter Ria masih ragu, silahkan dokter lakukan pemeriksaan ulang lagi pada dokter lainnya, atau saya bisa kenalkan sama teman saya." Jelas Filnia.

"Nggak Fil, kamu sudah cukup yakin dan aku percaya dengan hasil pemeriksaan mu. Kalau begitu kami pamit pulang, Terima kasih banyak, Fil." Jelas Hanin yang langsung bangun dari kursinya.

"Kami permisi dok..." Putri ikut pamitan dengan membawa serta Deria bersamanya.

Ketiganya segera menuju parkiran lalu segera masuk ke dalam mobil dan lekas pulang, di sepanjang perjalanan Deria hanya melamun dalam dunia yang ia ciptakan sendiri, Putri fokus nyetir dan Hanin yang hanya ikut diam sambil terus memperhatikan Deria yang duduk tepat di samping Putri.

"Kak Ria, sadar lah! Ini saatnya kakak bahagia, doa kakak sudah Allah kabulkan, lalu apa lagi yang membuat kak Ria lesu tak bersemangat seperti ini?" Hanin tidak lagi bisa diam dengan tingkah laku Deria.

"Jujur ini adalah berita terbahagia di sepanjang hidup aku, aku senang, aku bahagia sekali namun disisi lain aku mengkhawatirkan bayi ku. Hanin, dia akan lahir tanpa ada sosok sang ayah di sisinya." Jelas Deria dengan mata sendu lalu dimenit berikutnya air mata pun terjatuh tanpa bisa ia kendalikan lagi.

"Dia masih punya mommy dan Daddy yang bakal menyambut kedatangannya nanti, yang bakal merawatnya sejak dini, bahkan dia akan dijaga dengan baik oleh kakaknya..." Jelas Putri dan masih fokus nyetir meski hatinya sedang begitu bersedih dengan keadaan sahabatnya.

"Hmmmm, bisa tolong rahasiakan semua ini dari semua orang, tolong untuk sementara cukup kita saja yang tau, aku mohon." Pinta Deria.

"Kenapa seperti itu?" Tanya Hanin.

"Aku hanya perlu waktu sedikit lagi, hmmm, jika aku sudah siap aku akan bicara pada yang lainnya." Jelas Deria.

"Satu minggu, setelah itu aku akan memgatakan kabar baik ini sama mama, papa, Zhain dan juga Talia." Tegas Putri.

"Hmmm, terima kasih banyak..." Ucap Deria lalu memejamkan matanya untuk menenangkan diri.

"Boleh aku kabari bunda nantinya? Setelah seminggu nanti?" Tanya Hanin memastikan.

"Hmmmm!" Jawab Deria masih dengan mata terpejam.

Perjalanan pun terus berlanjut, setelah mengantar Hanin pulang dengan selamat, Putri kembali melanjutkan perjalan menuju rumahnya.

"Loh, bukannya ini arah ke rumah mu? Kenapa tidak mengantarkan aku pulang lebih dulu? Kamu nyuruh aku nyetir?" Tanya Deria saat menyadari kalau mereka sedang menuju ke rumah milik Putri.

"Malam ini kamu harus nginap di tempat aku, aku masih khawatir dengan keadaan mu, kamu sendirian di rumah lalu jika nanti kamu kenapa-kenapa siapa yang bakal menjaga mu." Jelas Putri penuh perhatian.

"Aku baik-baik aja Put." Deria mencoba untuk meyakinkan Putri kalau ia baik-baik saja.

"Malam ini aku yang putuskan semuanya dan kamu tidak dibenarkan untuk protes sedikit pun, menginap di rumah aku, atau aku akan mengantarmu ke rumah Jinan? Pilih mana?" Tanya Putri memberi pilihan.

"Hmmm, aku akan tidur bersama Talia." Jawab Deria pasrah.

Setelah menempuh perjalanan selama lima belas menit akhrinya mobil milik Putri memasuki garasi yang ada di samping kiri rumahnya. Lalu keduanya segera keluar dari mobil dan lekas masuk ke dalam rumah.

"Mommy..." Teriak Talia dengan suara lantang saat melihat kedatangan Putri.

Talia saat ini sedang berada di ruang keluarga, duduk lesehan dengan beranekaragam mainan yang berserakan di lantai, Talia tidak sedang bermain seorang diri melainkan sedang bermain bersama Zhain dan Anand yang juga terlihat begitu sibuk dengan mainannya masing-masing. Talia segera berlari untuk memeluk Putri namun langkahnya langsung beralih saat melihat sosok Deria muncul dari balik tubuh Putri.

"Umma..." Panggil Talia riang, dan bahkan langsung memeluk tubuh Deria.

Suara Talia seketika membuat Anand dan Zhain langsung mengarahkan pandangannya kearah di mana ketiga wanita itu berada.

"Kenapa mereka pulang bareng?" Tanya Zhain yang perlahan ngesot mendekat kearah Anand.

"Apa mereka sedang merencanakan sesuatu?" Tanya Anand.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" Tanya Putri yang perlahan mendekati kedua laki-laki yang terlihat sibuk membicarakan ia dan Deria.

"Ya mainlah, iya kali kami lagi mancing, dikira ini sungai kali..." Cetus Anand.

"Matanya benar-benar telah rabun sehingga dia tidak bisa melihat kerjaan kita saat ini." Ujar Zhain.

"Nggak lucu!" Cetus Putri yang merasa kalau candaan kedua sahabatnya sangat garing.

"Kenapa umma dan ayah tidak datang barengan? Umma dan ayah nginap di sini kan?" Tanya Talia yang masih bergelayut manja di tangan kanan Deria.

"Sayang, ayah mu kan bolos kerja makanya udah datang sejak pagi, sedangkan umma rajin kerja makanya pulang kesorean sama mommy." Jelas Putri.

"Tapi ayah barusan aja baru datang bukan dari pagi." Jawab Talia dengan wajah polosnya.

"Dengar tuh!" Cetus Zhain.

"Rapiin semuanya, aku mau siapkan makan malam buat kita semua." Jelas Putri.

"Aku akan bantu kamu masak..." Ujar Deria.

"Tetap disini, aku bisa masak sendiri. Talia tolong temani umma mu yah, jaga baik-baik jangan sampai umma mu ke dapur!" Pesan Putri.

"Siap mommy, ayo umma temani Talia santai di sofa." Ajak Talia yang segera duduk ke sofa dengan di ikuti oleh Talia.

"Oh tidak bisa, Talia juga harus ikut ngerapiin tempat ini, kan tadi juga ikut main!" Jelas Anand.

"Nggak mau, Talia masih kangen sama umma!" Protes Talia.

"Beresin ini dulu, ayo..." Ajak Zhain.

"Daddy dan ayah aja yang bersihin, Talia capek..." Ujar Talia lalu segera memeluk erat tangan Deria.

"Daddy bawa Talia mandi gih sana!" Teriak Putri dari arah dapur.

"Iya sayang..." Jawab Zhain dengan suara lantang.

"Sama umma aja ayo umma.." Ajak Deria yang segera bangun dari sofa.

"Jangan sama umma, umma butuh istirahat, umma sedang terlalu lelah." Suara Putri kembali menggema seolah dia tau apa yang sedang terjadi di ruang keluarga sana,  padahal kini ia sedang memasak di dapur sana.

"Iya mommy..." Jawab Talia sedih.

"Sama ayah aja, ayook...!" Ajak Anand dengan senyuman dan segera membawa Talia ke dalam gendongannya lalu segera menuju kamar Talian.

"Apa yang sedang kamu sembunyikan? Seberapa banyak beban yang sedang kamu tanggung seorang diri? Aku bisa melihat dengan jelas hanya dengan melihat bola mata mu, Ria...jadi tolong ceritakan padaku." Jelas Zhain lalu perlahan duduk disisi kiri Deria.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!