seorang pemuda berusia 18 tahun bernama Dylan Hopkins, adalah seorang dokter magang yang rajin, berwajah tampan dan berkharisma. ditengah kesibukannya, dia tiba-tiba mendapat telpon dari orang yang tak dikenal untuk menginformasikan bahwa
wanita yang dia pacari selama tiga tahun tiba-tiba melangsungkan pertunangan dengan pria lain.
wanita itu mengkhianatinya hanya karena dia miskin dan bukan dari keluarga kaya.
Yang lebih menyakitkan lagi, ditengah rasa sakit hati karena dikhianati sang kekasih,
Dia malah dipecat dari pekerjaannya.
namun suatu ketika, dia tiba-tiba mendapat kekuatan misterius dari cincin yang pernah dia berikan pada mantan pacarnya sebagai hadiah.
cincin tersebut merupakan cincin peninggalan yang ditinggal oleh orang tua kandungnya.
sejak saat itu kehidupan Dylan mengalami peningkatan baik ekonomi, ilmu medis, bela diri dan kekuatan super lainnya. bagaimana kisah selanjutnya nongkrong terus ya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekarang Mari Kita Bicara
Para tamu terkejut melihat penyiksaan yang dilakukan oleh Dylan pada Denny. Dia sangat beringas, sehingga tidak ada dari para tamu undangan Yanga berani menelepon polisi.
Mereka tidak tahu apa yang akan dilakukan Dylan selanjutnya. Jika terjadi sesuatu pada Denny, maka mereka semua ikut bertanggungjawab. Semuanya harus menanggung kemarahan keluarga besarnya.
Edric dan Juan takut akan hal ini, Erika benar-benar tercengang. Pria yang lemah lembut terhadapnya selama ini, ternyata begitu mengerikan ketika marah.
Dia juga tidak menyangka kalau Dylan memiliki kekuatan untuk mengalahkan belasan pengawal terlatih milik keluarga Denny. Erika tidak berani mengatakan apa-apa.
Semua orang kaget dengan tindakan yang dilakukan Dylan. Seluruh aula menjadi hening, orang bisa merasakan hawa dingin yang menjalar ditubuh mereka, menambah kesan horor didalam ruangan tersebut.
"Dylan, maafkan aku, ini semua adalah kesalahanku. Kumohon lepaskan aku!"
Dalam hati, Denny tidak benar-benar meminta maaf, asalkan dia terbebas dari cengkraman Dylan saat ini, selanjutnya dia bisa memikirkan tindakan balasan.
"Apa kesalahanmu?" Tanya Dylan dengan suara dingin.
"Seharusnya aku tidak menginginkan pacarmu dan tidak seharusnya mempermalukanmu didepan umum!"
Denny memohon dengan sangat rendah hati. Namun Dylan malah menginjak wajahnya semakin kuat, separuh wajahnya hancur karena tergores pecahan kaca.
Rasa sakit diwajah itu yang membuatnya harus memohon pengampunan dari Dylan.
"Begitu saja?"
Denny tiba-tiba bergidik. Pertanyaan sederhana itu membuatnya berkeringat dingin.
"Dylan apa yang kamu inginkan?"
"Berlutut!"
Mata merah Dylan membuatnya terlihat sangat menakutkan. "Berlutut dan nyanyikan lagu Doraemon!"
"Apa?"
Denny mengeratkan giginya dan menatap Dylan Dengan tatapan permusuhan, namun tatapan itu tidak terlihat oleh Dylan karena matanya mengalami pembengkakan yang parah.
Semua orang yang ada di aula hampir tertawa terbahak-bahak, mendengar permintaan konyolNya. mungkinkah Denny akan menyanyikan lagu Doraemon? Denny tidak ingin melakukannya.Itu sangat memalukan.
"Apa ..."
"Apa kamu tidak tahu cara menyanyikannya?"
Dylan mencibir sambil melangkah mendekatinya dengan senyum yang mengerikan
"Aku tahu! aku tahu! aku tahu! Aku akan menyanyikannya!" Denny dengan cepat menjawab dan dia hampir menangis.
Dia tidak pernah berlutut dihadapan siapapun seumur hidupnya, bahkan orang tuanya pun tidak pernah memintanya untuk berlutut walau dia melakukan kesalahan paling fatal sekalipun.
Berlutut dan menyanyikan lagu Doraemon adalah penghinaan terbesar dalam hidupnya.
Identitas dan reputasinya itu yang membuat dirinya tidak pernah khawatir tentang hidup.
Dia terlahir jauh lebih baik dari kebanyakan orang didunia ini, apapun yang dia inginkan, sebagian besar terealisasi. Dia cukup bangga dihadapan orang biasa selama ini.
Namun disini, hari ini ...
Dia diminta berlutut sambil menyanyikan lagu Doraemon? Meskipun dia tidak ingin, dia juga tidak berani menolaknya.
Dia takut mati, dia masih ingin hidup. ketika masih hidup besar kemungkinan baginya untuk melakukan perhitungan pada Dylan.
Dia kemudian berdiri perlahan-lahan, lalu berlutut tepat dihadapan Dylan sambil menyanyikan lagu Doraemon.
Lirik demi lirik dinyanyikannya dengan suara yang nyaris tidak terdengar oleh orang lain, namun setelah dia melihat tatapan mata Dylan, diapun bernyanyi sekeras-kerasnya.
Para tamu yang hadir diruangan itu hampir tidak bisa menahan tawanya. Itu sangat lucu!
Tapi tidak ada yang berani tertawa lepas, mereka sebisa mungkin menutup mulutnya agar tidak terdengar.
Setelah dia menyelesaikan lagunya, dia tidak bisa menahan tangisannya,
"Apa, apa kamu sudah puas?"
Dylan hanya menjawab dengan sebuah tendang keras, hingga Denny terpental jauh. Dia terbaring menyedihkan dilantai sambil meringis kesakitan.
Dylan sama sekali tidak peduli padanya, dia memperhatikan sekeliling, akhirnya pandangannya jatuh pada keluarga jones yang masih tengelam dalam pikiran mereka masing-masing.
Erika sangat syok, dia juga hampir berlutut karena ketakutan. dia tidak pernah melihat Dylan semarah ini.
Meski Dylan sangat terkenal sewaktu masih mahasiswa, dia selalu bersikap lembut terhadapnya.
Dia selalu memenuhi setiap keinginan Erika.
Dalam keheningan itu, tiba-tiba Erika buka suara, "Dylan sebaiknya kamu segera tinggalkan tempat ini, atau kamu akan menyesalinya," sambil mengeluarkan setumpuk uang kertas dari tas.
"Apa kamu mau uang? Nih aku berikan semuanya padamu dan tinggalkan kota ini!" dia melemparkan uang itu ke wajah Dylan.
Dylan Tidak bergerak, lalu menatapnya sambil berjalan selangka demi selangkah, Erika menatapnya dengan wajah ketakutan.
Dylan hanyalah orang miskin, jadi dia pasti membutuhkan uang!
Namun Erika tidak perna berpikir, bahwa Dylan mengabaikan uang itu dan terus melangka menghampirinya.
Dylan tenangkan dirimu, kita orang yang berpendidikan tinggi. Seorang pria berpendidikan mengunakan Lidahnya untuk menyelesaikan masalah, bukan dengan kepalan tangan, kan?
Kita bisa bicarakan baik-baik. kata seorang pria yang memberanikan diri untuk bicara.
Karena dia merasa, jika tidak ada yang memperingatinya mungkin akan menambah korban lagi. Erika benar-benar ketakutan melihat sorot mata Dylan yang begitu tajam.
Dia memohon pada Dylan, agar membicarakan masalah ini dengan kepala dingin, gaun putih yang dikenakan serta wajahnya yang imut membuatnya seperti gadis yang penurut. Dia sangat menyedikan.
Setiap pria yang melihat Erika yang sekarang pasti sangat ingin melindunginya. "Kamu benar, aku harus memperbaiki mulutmu yang kotor itu, hari ini!"
Detik selanjutnya ..
Plak!
Plak!
Terdengar dua kali suara renyah.
Ternyata suara tamparan yang keras dilayangkan pada Wajah Erika. Tamparan itu begitu keras hingga bekas lima jari Dylan tergambar di pipi kiri dan kanannya.
"Tenanglah?"
Mengapa Erika tidak memikirkan ketenangan ketika dia melemparkan uang ke wajah Dylan?
Kenapa dia tidak berpikir tenang ketika dia mengejek dan memaki Dylan didepan begitu banyak orang?
Dylan!
Kamu ...
Wajah Juan tiba-tiba menjadi suram. Ketika dia melihat putrinya ditampar begitu kejam, dia ingin mengatakan sesuatu namun dia terlalu takut untuk mengatakan ketika Dylan menatapnya dengan tatapan tajam setajam pedang.
Dia tidak akan sanggup menyinggung yang bahkan Denny saja dibuat terkapar, apa lagi dirinya.
Belum berhenti sampai disitu, Dylan mengikat tangannya dan melayangkan tamparan lagi,
Plak!
"Tamparan Ini untuk ibumu,"
Plak
"Ini untuk ayahmu."
Ketika Dylan hendak menamparnya lagi, Erika ingin melarikan diri, namun dengan sigap Dylan menahannya
Plak!
"Tamparan itu untuk nenekmu!"
Plak! Plak! Plak!
"Itu tamparan buat seluruh kerabatmu!"
Erika merasa sedih, tidak ada yang melindunginya ketika dia ditampar. Dia menangis sesenggukan.
Plak! plak!
"Ini untuk kakak, dan adikmu!"
Ditengah tangisannya, dia Malah menjawab
"Kenapa saya ditampar lagi, saya anak satu-satunya, tidak punya kakak Ataupun adik."
Plak!
"Ini untuk adik kecilmu!"
Adik kecil? ada seorang tamu tidak bisa menahan tawanya, dan dia kelepasan
Ha ha ha!!
"Erika ditampar berkali-kali dengan menyebut orang yang tidak ada!" kata pria paruh baya itu.
setelah ditampar berkali-kali, Erika merasa pusing. mulut serta hidungnya berdarah, Dia tidak tahu kapan dia punya adik kecil.
"Baiklah!"
"Kamu ingin aku tenang dan ingin bicara? Sekarang Mari kita bicara!"
Melihat wajahnya yang menyedihkan, Dylan Merasa puas "Aku pikir kita harus mengakhiri ini sekarang!"
Apa ...
"Apa yang ingin kamu lakukan padaku?" Erika kesulitan bicara dengan jelas karena mulutnya membengkak seperti tersengat ratusan lebah.
Dia menutup wajahnya lalu melangka mundur, lalu berkata,
"Dylan, kamu harus tenang, jangan lakukan hal bodoh, kamu masih punya ibu di pedesaan yang ingin kamu jaga, jangan membuat kesalahan yang bisa merugikan dirimu dan orang tuamu!"
Erika takut Dylan akan melakukan sesuatu yang melewati batas. Dia membungkuk dan memungut kembali uangnya, sambil menasehati Dylan.
Dylan diam sejenak, lalu berkata,
"Apa kamu sedang mengancamku Dengan mengunakan keluargaku di desa?"
Dylan semakin marah karena dia menyebut ibunya di desa. Erika semakin takut, dia mulai menangis dan tubuhnya gemetar.
Dylan masi berdiri disana sambil menatap tajam padanya. Semuanya bungkam dan tidak ada yang berani bersuara. Mereka takut Dylan akan marah.
Disisi lain, Denny masih tidak bergerak dia menutup matanya dan berpura-pura pingsan!
**********
udah tu cuma dikit pula..