" Kamu terlalu sibuk dengan urusan dirimu sendiri sampai lupa kalau aku juga butuh kehangatan"
" Tapi wajar saja, kita belum menikah dan kita sedang berusaha untuk kearah sana bukan?"
" Sudahlah nin, ikhlaskan saja berarti kamu bukan yang terbaik untuk dia hehe dan ternyata aku yang menang bukan?"
Yah terkadang hidup sulit dimengerti, tapi sakit yang datang bukan berarti akhir dari kehidupan bukan?
Terkadang sakit yang hadir justru mereka sedang membersihkan jalan kehidupan kita dari hasil yang buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Tiga hari berlalu setelah perginya Ibra dari rumah yang selama ini ditempati oleh keluarganya namun sekarang hanya tersisa Clara dan juga Amel.
" Mas...kamu pulang? Kemana aja mas? Aku khawatir banget, maafkan aku" Clara langsung bangkit dari duduknya saat melihat Ibra datang kerumah.
Ibra yang datang dengan maksud tertentu langsung duduk disofa single ruang keluarga, diikuti oleh Clara yang duduk didekatnya dengan suasana canggung.
Braakkkkkkk....
Clara terlonjak kaget ketika Ibra melemparkan berkas dihadapannya, sudah bisa dipastikan bahwa itu adalah dokumen surat perpisahan yang harus ia tanda tangani.
" Tanda tangan, aku sudah tidak ada tenaga dan waktu untuk memperpanjang urusan kita" Ibra dengan nada dingin langsung mengetahui apa yang akan keluar dari mulut Clara.
" Mas, ampuni aku tolong aku gak mau kita pisah mas" Clara dengan suara bergetar memohon kepada suaminya untuk tidak melanjutkan perpisahan mereka.
Ibra menatap tajam wajah Clara emosinya Kembali naik mendengar ucapan clara, sudah terlihat jika dia hanya memikirkan perasaannya seorang diri agar Amel tidak kehilangan figur seorang ayah sedangkan dia melupakan kedua anak kandungnya.
Terbukti ketika Ibra datang yang ditanyakan hanya kabar dirinya seorang diri, tidak ada Clara menanyakan kabar Jonathan apalagi Nindy dan itu sudah menjadi bukti kuat untuk dirinya melepaskan Clara.
" Kenapa? Kamu takut karena Amel tidak akan lagi mendapatkan figur seorang ayah? Clara kalau kamu masih menjaga bukti nyata cinta kamu dan kak Dandy silahkan perjuangkan tapi jangan mengabaikan apalagi menyakiti anak-anakku yang tidak pernah kamu perhatikan" mendengar ucapan Ibra kini Clara merasa tertekan, memang benar apa yang suaminya katakan tapi bukankah itu hal yang wajar?.
" Mas, bukan begitu Amel itu kan usianya paling muda jadi wajar kalau perhatian aku lebih banyak ke Amel" Clara sebisa mungkin menolak asumsi yang diucapkan Ibra, meskipun hati kecilnya membernarkan jika dia masih terpikat oleh kakak iparnya sekaligus ayah biologis Amel.
Ibra menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa dulu dia memberikan kesempatan kepada istrinya yang begitu egois dalam waktu lama.
" Sebelum ada Amel bukankah kamu sudah mengabaikan kedua anakku karena kamu sibuk menghabiskan waktu berkencan bersama Dandy? Setelah hamil dan sampai sekarang kamu mengorbankan perasaan anak-anakku untuk mengerti kamu, hahaha Clara sejak kapan seorang anak kecil dalam proses tumbuh kembangnya memiliki kewajiban untuk mengerti perasaan dan kondisi ibunya, apalagi ibu yang tengah berkhianat dari ayahnya sendiri" Ibra sudah kehabisan kesabaran menghadapi kecoa seperti Clara.
Clara kembali berpikir memang benar selama ini dirinya telah kehilangan momen pertumbuhan Jonathan dan Nindy, dirinya bahkan lebih mengenal Amel saat Jonathan menyiapkan acara pernikahan saja sampai sekarang Clara tidak pernah ikut campur apalagi untuk sekedar bertanya.
" Maaf mas, aku hanya merasa bersalah karena Amel hadir dari sebuah kesalahan yang aku lakukan, sehingga untuk menebus rasa bersalah aku lebih banyak memperhatikan Amel agar dia tidak merasa sedih sedetikpun" ya Tuhan Clara apa isi otaknya sampai-sampai dia lupa cara memperbaiki diri, mengucapkan kata maaf kepada keluarganya.
" Clara...Clara apakah ini hasil dari perselingkuhan yang kamu lakukan hah? Membuat otakmu tidak berfungsi lagi kasihan sekali" Ibra seperti sedang mengejeknya kali ini.
" Sakit hati dibalas kata maaf itu tidak adil Clara, apalagi sejak tadi tidak ada pengakuan dosa yang kamu akui yang ada kamu selalu memberikan jawaban sebagai alasan agar kamu tidak terlihat bersalah" Ibra memijat sedikit pelipisnya.
Memang betul Clara sejak tadi selalu mencari pembenaran atas apa yang dia lakukan, kalaupun dia meminta maaf itu hanya karena kondisi yang membuat dirinya terpojok yang akhir akhirnya dengan terpaksa meminta maaf.
" Clara Amel hadir atas kesalahan kamu dan dandy, tapi bukan berarti Nindy dan juga Jonathan yang harus menanggungnya bukan? kenapa kamu hanya merasa bersalah pada Amel? Harusnya yang kamu pikirkan adalah mental kedua anakmu sebelumnya dimana mereka harus menyaksikan perselingkuhan ibu kandungnya dan diasingkan sampai saat ini apa kamu memikirkan sampai sana atau otakmu tidak sampai?" dengan kasar Ibra kembali mempermalukan Clara.
Clara semakin terpojok posisinya saat ini apalagi para art dirumahnya mendengar obrolan panas antara dirinya dan juga Ibra, jangan lupa jika dulu para art juga menjadi saksi hubungan gelap antara dirinya dan juga Dandy.
" Kamu itu egois Clara, kamu bukan merasa bersalah tapi karena kamu terlalu mencintai Dandy jadi kamu menjaga bukti nyata hubungan kalian, aku mengerti itu dan sekarang aku lepaskan kamu silahkan kejar cinta yang menurutmu baik hiduplah bersama Dandy dan Amel perjuangkanlah mereka dan mulai saat ini kamu tidak perlu memikirkan Jonathan ataupun Nindy ahh aku lupa bukankah sejak dulu juga kamu melupakan kehadiran mereka hahaha" Ibra tertawa sumbang, terlihat nyata rasa kecewa yang saat ini diperlihatkan dihadapan semua orang yang ada didalam rumah.
Padahal Ibra selama ini tidak pernah memperlihatkan sisi kecewa, rapuhnya bahkan sakit hatinya benar-benar ia tutup rapat karena menjaga perasaan kedua anaknya agar tidak melihat keretakan keluarganya tapi karena sekarang kedua anaknya sudah dewasa jadi inilah waktunya benar-benar melepaskan dan membahagiakan diri.
Setelah perdebatan yang cukup panas akhirnya Clara kalah, dirinya memang harus memperjuangkan Dandy yang sebenarnya belum tentu juga akan menerima dirinya setelah ini.
Surat sudah selesai ditanda tangani Ibra juga sudah memberikan rumah dan juga kendaraan yang saat ini berada dikediaman dan itu sudah cukup karena mengingat pengkhianatan serta menelantarkan kedua anaknya, Ibra termasuk masih berbelas kasih kepada Clara dan juga Amel.
Untuk fasilitas yang lainnya untuk Amel dan Clara akan dihentikan dimulai hari ini, sempat membuat Clara kelimpungan bagaimana cara memberikan penjelasan kepada Amel ketika kartu dan fasilitas lainnya dihentikan tapi itu urusan Clara bukan Ibra, karena selama ini Clara juga tidak peduli dengan kedua anaknya jadi bukankah itu adil?
Apakah ini yang aku harapkan selama ini? Apakah benar aku masih berharap dengan bang Dandy? Apakah keputusanku sudah benar?
jika ini adalah keinginanku selama ini mengapa saat ini aku merasa sedih? apakah aku adalah wanita bodoh yang melepaskan seorang suami yang begitu baik, tapi dengan mudahnya aku tergoda lalu aku harus bagaimana sekarang?
Setelah Ibra pulang dari kediamannya Clara merasa tubuhnya tidak memiliki tenaga banyak, pikirannya melayang begitu saja rasa penyesalan yang terlambat kini hadir tanpa diundang.
Berbeda dengan Ibra yang merasa lega, kini hidupnya akan ia persembahkan untuk kedua anaknya yang nanti akan bertambah menantu satu dan tentu saja dengan para cucu-cucunya kelak, Ibra sudah tidak ingin kembali menikah kini hanya ingin fokus dan mengobati perasaan sakit yang telah dilakukan oleh seorang ibu kepada anak kandungnya.
Abg Nindy namanya jonathan?
calon Nindy namanya Nathan kan??
jantung yg bergoyang???
wkwkwk
tinggal calling Ambulance, Nin.
wiu... wiuu... wiuuuuu
wkwkwk
syokoriinnnn
di cover judulny semesta hrs bahagia..
blm digantikah??
hihiiiii
mengapa sedih dan kecewa sll diawal??
wkwkwk
ikutan mewek.... ..
semangat, Nindy!!