Era Kekacauan dimulai setelah seorang pengembara misterius datang membawa sebuah pusaka suci. Pusaka yang dikatakan memiliki kekuatan bahkan dapat membelah dunia, siapa yang bisa mendapatkannya maka dia akan berdiri di atas puncak.
Dunia dimana seni beladiri adalah segalanya, semua orang berlomba untuk mendapatkan pusaka tersebut. Seorang pemuda bernama Zhen Liang muncul sebagai orang yang tidak pernah disangka di dunia persilatan.
Kultivator muda itu membuat para orang tua dan sesepuh di dunia persilatan tercengang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galih Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. Sang Maestro bertemu satu dari Lima Ular Raksasa.
Zhen Liang reflek bergerak ke samping dan menghindari orang yang terbang kearahnya. Dia melihat orang yang melakukannya, seorang perempuan tengah ditawan oleh seseorang yang memiliki penampilan menyeramkan.
"Apa yang telah terjadi?" Dirinya bertanya karena suasana di dalam restoran begitu tegang. Dibanding menikmati makanan yang ada di depannya, orang-orang sekarang lebih tertarik melihat kearah keributan.
"Nona kau memiliki penampilan yang cantik. Aku jatuh hati pada pandangan pertama." Kata orang yang memiliki penampilan menyeramkan.
"Tu-Tuan mohon lepaskan salah satu pegawai di kedai kami. Sebagai gantinya semua makanan dan minuman di kedai ini akan diberikan gratis untuk anda."
Di sana, sang pemilik restoran tengah mendapat masalah karena pegawainya disandera. Perempuan itu dipeluk sangat erat hingga membuat sandera merasa kesakitan, dia meminta tolong pada pemilik restoran berulang kali.
"Berhenti mengganggu, aku sedang bermesraan dengan perempuan cantik ini, apa matamu buta sampai kau tidak melihatnya!"
"Tapi tuan itu..."
Sang pemilik ketakutan. Orang yang menyandera pegawainya adalah seorang kultivator. Melihatnya, Zhen Liang menghela napas panjang.
"Inilah sifat kultivator, mereka dipenuhi napsu yang memuncak." Zhen Liang perlahan berjalan ke depan dengan ekspresi datar.
"Siapa itu di sana! Apakah kau yang mengatakannya?"
"Itu aku memangnya kenapa?" Zhen Liang memiringkan kepalanya.
"Anak muda jangan ikut campur, jika kau masih menghargai nyawamu. Apa kau tidak tahu siapa kultivator yang berdiri di depanmu itu?"
Pemilik restoran menahan langkah Zhen Liang di sana. Dia masih berpikir tenang, dirinya tidak ingin melihat ada korban jiwa di restoran miliknya.
Mendengar nada cemas dari sang pemilik restoran Zhen Liang memiringkan kepalanya, "Memangnya siapa lagi kalau bukan bajingan mesum kan?"
"Apa katamu?!" Kultivator itu melotot pada Zhen Liang.
Sang pemilik ingin menyumpal mulut Zhen Liang yang berbicara seenak jidatnya, tetapi karena perbedaan tinggi badan mereka, dirinya tidak bisa melakukannya.
"Kultivator itu adalah Wu Dao! Apakah kau pernah mendengar namanya? Dia adalah satu dari Lima Ular Raksasa. Petinggi dari Kelompok Ular Putih! Sekarang kau mengerti?"
Mendengar namanya disebut, Wu Dao tertawa. Orang-orang di dalam restoran juga sampai membuat keributan.
"Apa? Wu Dao! Raksasa Ular Putih?!"
"Kenapa dirinya bisa berada di sini!"
"Oh tidak. Cepat tinggalkan restoran ini atau kita semua akan mati!"
Zhen Liang masih belum mengerti, jadi dirinya bertanya, "Siapa itu Wu Dao?"
Sontak semua tamu di dalam restoran dan pemilik restoran menjerit. "Dasar bodoh!" Teriak semua orang bersamaan di dalam hati mereka.
Zhen Liang tidak peduli meski urat-urat kemarahan sudah muncul di kepala Wu Dao. Dia menambahkan, "Siapapun itu Wu Dao, kebetulan aku memiliki urusan dengan mereka, Kelompok Ular Putih."
Beberapa saat setelah mengatakannya, seseorang masuk ke dalam restoran. Langkahnya terhenti setelah melihat Zhen Liang di dalam.
"Bo-Bocah?"
"Ah! Bukannya kau orang yang kebetulan bisa meloloskan diri itu?" Zhen Liang mencoba mengingat namanya, "Hah. Lupakan saja, karena sebentar lagi kau akan mati di sini."
"Hi-Hiiih!" Orang itu menjerit seperti perempuan. Wu Dao yang penasaran pada tingkah aneh anak buahnya kemudian bertanya.
"Yang Jie, ada apa, siapa bocah bodoh yang tidak sayang nyawanya itu?"
"Senior Wu, dia adalah bocah yang kuceritakan sebelumnya. Zhen Liang dari Klan Zhen di distrik utara, dia orang yang membantai setengah dari kelompok kita sendirian!"
Zhen Liang terkekeh, dia perlu berterima kasih karena perkenalannya yang dibuat sedramatis itu oleh musuhnya, tidak sia-sia juga telah membiarkannya hidup secara tidak sengaja sampai sekarang.
"Aku tidak percaya apa yang telah kudengar."
"Pemuda itu meratakan setengah jumlah anggota dari Kelompok Ular Putih hanya dengan dirinya seorang diri?"
"Seorang jenius kultivator! Dia pasti salah satu jenius mengingat umurnya yang semuda itu!"
Keributan dibuat oleh para tamu restoran di sana bahkan dua kali lebih berisik dari nama Wu Dao sebelumnya.
Wu Dao merapatkan giginya sampai berderit, sekarang dirinya dipenuhi amarah luar biasa. Nama kelompoknya sudah tercoreng, wajahnya seperti dilempari oleh lumpur basah. Wu Dao menoleh pada Yang Jie dan berpikir akan memberikan pelajaran untuknya nanti.
"Nak, kau sungguh sekuat itu?" Pemilik restoran bertanya pada Zhen Liang.
"Kau bisa menambahkan julukan Maestro di namaku lho." Zhen Liang tertawa kemudian memberikan senyuman lebar, matanya perlahan berubah dingin sebelum berbalik kearah Wu Dao.
"Kau bisa memanggil namaku, Sang Maestro, Zhen Liang."
Hawa membunuhnya bahkan mampu menusuk ke dalam tulang Wu Dao. Segera Wu Dao mengedarkan aura energi miliknya untuk mengurangi tekanan yang diberikan oleh Zhen Liang.
"Bocah ini memiliki hawa membunuh yang luar biasa di umur semuda itu? Apa sebenarnya yang telah dirinya lalui?!" Wu Dao tidak percaya seorang bocah benar-benar bisa membuatnya gemetar dengan kemampuannya meski hanya sekilas.
"Jadi kau Wu Dao salah satu pemimpin dari Kelompok Ular Putih?"
Zhen Liang sudah berada di depan wajah Wu Dao.
"Dasar bajingan kecil!" Energi dari aura tingkat kultivator, Tahap-Puncak menyembur keluar. Membuat seluruh tempat gemataran dengan energinya, jika terus dibiarkan mungkin restoran ini akan segera roboh.
"Wow. Sekarang semuanya akan lebih menarik." Dibandingkan puluhan keroco yang menyerang ke kediaman Klan Zhen, jelas tingkatan kekuatan Wu Dao terasa berbeda jauh.
Zhen Liang tersenyum, dirinya melompat keluar dari restoran disusul oleh Wu Dao di belakangnya.
"Kupikir kau akan kabur entah kemana, tetapi sepertinya kau cukup berani." Wu Dao terkekeh.
"Kabur? Melawan keparat-keparat seperti kalian?" Zhen Liang mendengus kemudian meningkatkan lagi hawa membunuhnya kearah Wu Dao sebelum menghilang dari tempatnya.
Teknik Rhapsody Penghancur Langit! Jurus Pertama Rhapsodes!
Dirinya menembaki Wu Dao dengan memborbardirnya ke segala arah menggunakan energinya yang mengerikan, tidak ada tempat untuk Wu Dao bisa menghindar.
Tapi beberapa detik kemudian tubuh Wu Dao tiba-tiba mengeras, peluru-peluru tersebut tidak berhasil menembus bahkan sehelai pakaiannya.
Teknik Ular Raksasa! Satu Musim Pengganti Kulit!
"Aku mengerti jadi ini alasan kenapa anak-anak buahku mati dengan sekali serangan."
Dirinya melihat seluruh tubuhnya yang tidak pernah berhenti mengeluarkan asap. Bahkan Wu Dao sampai bisa merasakan sakit meski sudah berlindung dari sisiknya. Tekanan kekuatan dari satu tembakan saja, bisa dipastikan bahwa tubuh seorang kultivator Tahap-Master tidak akan bisa bertahan.
"Mengerikan sekali, jadi apa yang dikatakan Yang Jie adalah kebenaran."
Wu Dao menahan napasnya. Zhen Liang adalah ancaman nyata yang mampu membahayakan kelompoknya.
"Mengesankan sekali melihat ular yang berganti kulit walau belum musimnya."
Di sisi lain, Zhen Liang menghela napas. Dia mulai memutar otaknya dan mencari tahu bagaimana cara dirinya bisa menembus perlindungan Wu Dao, apalagi musuhnya bisa terus berganti kulit.
