Semenjak kandungan Andini menginjak usia tiga bulan, dia sering muntah darah dan kata dokter itu karena dia sama sekali tidak ada makan nasi sehingga asam lambung jadi naik.
bau mulut nya juga membuat Hendra sangat bingung, tubuh Andini juga kurus kering seperti tengkorak. hingga Hendra pun memutuskan untuk pulang kedesa nya saja.
Bagai mana kisah mereka?
Mampu kah Hendra membawa istri nya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Di makamkan
Acara pemandian begitu pilu akhir nya usai, Salsa masih tetap ikut memandikan jasad Kakak nya sebisa mungkin agar tidak ada penyesalan saat nanti sudah di kubur. saat di kafani juga di sana dan memberikan apa yang dia bisa, air mata tidak bisa berhenti mengalir deras di pipi mulus wanita cantik ini.
Mak Jah yang tau akan kesedihan orang orang dia mulai waspada, sebab mulut dua teman nya yang memandikan ini agak tidak bisa di jaga karena memang mereka masih baru. sebab tadi lintah pun masih banyak dalam perut Andini, hanya orang yang memandikan nya saja yang tau, karena di luar tadi semua sudah di tutup rapat.
Tujuan nya ya tentu cuma satu, yaitu agar orang orang tidak bergunjing. sebab warga desa masih tidak bisa move on dari saat Andini masih jual diri, maka nya bila tahu maka mereka akan mengatakan bahwa itu adalah azab yang pantas Andini terima karena sudah jalan.
Para warga hanya pintar menilai orang lain saja, kadang menilai diri sendiri tidak bisa sehingga kesan nya yaitu tidak sadar diri. padahal yang di hina sudah taubat lama, Andini sudah berada di jalan yang benar dan memberikan harta yang ia dapat kepada anak anak yatim serta beberapa panti jompo juga.
Tapi yang nama nya orang dan banyak mulut juga, mana ada peduli dengan kebaikan. justru yang tidak baik itu lah yang akan terus mereka bicarakan, bila saja ada yang melihat bagai mana keadaan perut Andini yang meledak dan banyak di kerumuni oleh lintah maka sudah pasti akan kadi bahan omongan.
Ini saja meninggal mendadak sudah jadi gunjingan juga, padahal sudah berusaha di tutupi dengan penyakit jantung saja. tapi mereka tetap mengaitkan dengan masa lalu orang yang sudah mati, sungguh susah hidup di kampung bila sudah ada era julid yang luar biasa begini, gerak sedikit saja akan jadi bahan omongan.
"Pasti kena santet, kok perut bisa meledak begitu dan banyak lintah nya." bisik Rini pelan agar tidak terdengar Mak Jah.
"Kalau kata ku sih azab dari allah, ku rasa dia kan belum sepenuh nya taubat." jawab Ajeng pula.
"Nanti kita bahas lagi, bahaya kalau ketahuan Mak Jak." Rini takut kena amuk.
"Iya, ada Purnama juga di sana." Ajeng juga agak minder.
"Ini kapas nya harus lebih banyak, Mak! takut pula nanti saat akan di masukan kedalam kuburan, malah darah merembes." ujar Sari mantan istri nya Arya yang sudah taubat.
"Nih Sari sama Andini sama, sama sama mantan pelacur!" bisik Rini lagi.
"Iya." Ajeng hampir tertawa karena memang benar.
Sari bukan nya tidak tau bahwa mereka sedang bergunjing masalah itu, namun ya sudah tidak ingin dia tanggapi karena malah akan jadi ribut saja. sebab Sari masih tidak enak pada Purnama, bila ada keributan dan ini juga di tempat orang yang sedang berduka.
"Di balut kan juga kapas nya, Mak." ujar Purnama yang sigap bergerak.
"Iya, takut nya nanti pas di miring kan malah rembes." sahut Bu Desi mengusap mata nya yang bengkak.
"Ya sudah ayo di lapisi tiga, biar lebih aman." angguk Mak Jah setuju dengan usul mereka semua.
Semua nya langsung bergerak cepat atas komando dari Mak Jah karena memang orang tua ini sudah banyak pengalaman nya, sekitar dua jam kemudian jasad Andini sudah di masukan kedalam liang lahat karena tadi pun sudah di sholatkan. Pak Ridwan yang mengazani Andini karena Hendra tidak bisa, bahkan Hendra yang di ajak kekuburan pun cuma diam di ujung kuburan.
"Hendra! cium lah nisan istri mu dulu, baru kita pulang." suruh Davin mendekati teman sekaligus saudara ipar.
Tanpa kata dan gerakan nya juga sangat sempoyongan, Hendra bangkit mendatangi kuburan Andini yang sudah menggunung dan di taburi bunga tujuh rupa. semua yang ada di sana terdiam menahan tangis, kesedihan seperti Hendra ini sangat bahaya karena hanya berkecamuk dalam batin saja.
Bruuuukk.
"Hendraaaaa!" Bu Desi memekik keras karena putra nya jatuh pingsan di atas kuburan Andini.
"Ya allah, Astagfirullah." Arya cepat membantu Hendra di gotong.
"Begitu pilu hati nya di tinggal Andini, bahkan air mata tidak ada yang jatuh lagi." lirih Zidan ikut iba.
"Yang seperti itu sangat bahaya, dia hatus di jaga karena bisa nekat." sahut Purnama..
"Maksud mu?" Zidan menatap sang istri.
"Dia bisa berpikir pendek, jangan sampai mati di tangan sendiri." jawab Purnama yang bisa membaca pikiran nya Hendra.
"Ya allah, jauhkan lah setan dari pikiran Hendra!" soa Zidan.
Para pelayat semua nya pulang kerumah masing masing dan nanti malam akan mendatangi rumah Hendra untuk acara tahlilan, sudah menjadi kebiasaan bahwa setiap yang meninggal maka malam nya acara tahlil di lakukan. dengan tujuan untuk mengirim doa pada sang mayat, dan itu di lakukan oleh semua warga.
"Kami pulang dulu ya, nanti malam akan kesini lagi." pamit Purnama pada Davin yang mewakili.
"Iya, Mbak Pur! terima kasih ya sudah banyak menolong kami, kalian berdua yang menemukan Andini dan Hendra." Davin sangat berterima kasih.
"Sama sama, tolong kau jagakan Hendra ya." pesan Purnama bersungguh sungguh.
"Bisakah bila sampean kirim kan member yang bisa menjaga Hendra, aku juga masih harus menenangkan Salsa." pinta Davin agak sungkan sebenar nya.
"Davin benar, Kak! akan susah karena dia masih mengurus Salsa dan juga anak nya, lebih baik kirim saja nanti satu member." angguk Arya setuju.
"Ya sudah nanti akan ku kirim kan, kalian baik baik lah dulu! setelah ini entah apa lagi yang akan terjadi, nanti malam aku tidak akan datang karena aku mau menunggu dia." ucap Purnama.
"Baik lah, terima kasih untuk semua." Davin menyalami Arya dan Zidan.
"Assalamualaikum." pamit tiga orang ini dan segera masuk kedalam mobil.
Davin juga bergegas pulang karena hari sudah semakin gelap, tadi memakan waktu agak lama dan Andini juga tiba di rumah sudah agak siang maka nya semua harus gerak cepat dari mana mayat harus bermalam di rumah. pokok nya keluarga yang tertimpa kemalangan begini makan akan sangat repot, sudah lah berduka karena di tinggal dan masih harus menyiapkan untuk acara pula.
Sssswuuhhh.
Tidak ada yang tau bahwa dari kuburan nya Andini muncul lah asap tipis yang semakin lama semakin berbentuk seperti manusia, perlahan semua nya utuh lagi dengan wujud yang begitu rusak dan menyeramkan, bila orang yang tidak kuat mental maka akan langsung pingsan di buat nya.
Terima kasih up nya untuk hari ini. Semangat terus ka 💪
Sehat selalu 😄
kesal kali kalau part kau ni muncul ,pengen bungkam mulut kau dengan sambal setan .
Heh! dengar cinta bisa hilang asal gak kau pelihara,asal kau niat melupa, waktu akan menenggelamkan rasamu asal kau mau dan tidak bersua dengan Hendra 😡 .
dasar ndableg,belegug, ah serah manehna. Laila semoga othor gak ngabulin doamu ...