Siapa sangka niatnya merantau ke kota besar akan membuatnya bertemu dengan tunangan saudara kembarnya sendiri.
Dalam pandangan Adam, Emilia yang berdiri mematung seolah sedang merentangkan tangan memintanya untuk segera memeluknya.
"Aku datang untukmu, Adam."
Begitulah pendengaran Adam di saat Emilia berkata, "Tuan, apa Tuan baik-baik saja?".
Adam segera berdiri lalu mendekat ke arah Emilia. Bukan hanya berdiri bahkan ia sekarang malah memeluk Emilia dengan erat seolah melepas rasa rindu yang sangat menyiksanya.
Lalu bagaimana reaksi tunangan kembaran nya itu saat tau yang ia peluk adalah Emilia?
Bagaimana pula reaksi Emilia diperlakukan seperti itu oleh pria asing yang baru ia temui?
Ikuti terus kisah nya dalam novel "My Name is Emilia".
***
Hai semua 🤗
ini karya pertamaku di NT, dukung aku dengan baca terus kisah nya ya.
Thank you 🤗
ig : @tulisan.jiwaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hary As Syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Hadiah dari Adam
Adam dan Emilia kembali melanjutkan berdansa. Keduanya kini larut dalam alunan musik yang indah. Sesekali mereka saling melempar senyum dengan sangat mesra. Rasanya di lantai dansa itu hanya ada mereka saja. Yang lain hanya pilar-pilar gedung tak bernyawa.
Sesekali mereka juga bercanda satu sama lain untuk mengusir rasa canggung di antara keduanya.
“Kau cantik sekali malam ini.” Puji Adam dengan tulus.
“Iya, tau. Kau sudah berapa kali mengatakannya malam ini.” Jawab Emilia sambil terkekeh.
“Tapi kau tidak bilang aku tampan.” Kata Adam pura-pura merajuk.
“Ohhh kau memujiku ada maunya ya? Mau dipuji balik?” tanya Emilia yang mendapat anggukan dari Adam.
“Iya, kau juga sangat tampan. Tiap hari kau memang tampan tidak hanya malam ini saja.” Kata Emilia jujur.
“Bahkan dari lahir aku sudah tampan.” Kata Adam malah menyombongkan dirinya.
Mendengar itu Emilia jadi tertawa, ia tidak menyangka Adam tipe orang yang sangat percaya diri sekali.
“Kau percaya diri sekali. Baru kali ini aku bertemu orang sepertimu.”
“Kan aku memang tampan, makanya aku percaya diri. Sudah tampan, kaya, cerdas, baik hati pula.” Tambah Adam lagi.
“Iya iya, kau memang tampan kalau dilihat pakai sedotan dari atas balkon apartemenmu ke bawah.” Kata Emilia diiringi tawanya.
“Ohhh kau berani mengejeku ya hmm? Mau di hukum ya?” kata Adam sambil menggelitik pinggang Emilia.
“Adam, sudah...sudah...aku hanya becanda. Hentikan Adam.” Pinta Emilia saat merasa geli karna Adam terus menggelitiknya.
Emilia sampai menahan kedua tangan Adam agar berhenti menggelitiknya. Nafas nya sampai tersengal karna terlalu lelah tertawa. Adam pun berhenti menggelitik Emilia. Ia kembali meletakkan tangan nya di pinggang Emilia seperti sebelumnya.
Adam mendekatkan wajahnya ke arah Emilia lalu berkata, “Aku sampai lupa. Aku punya sesuatu untukmu.”
Kemudian meraih sesuatu di saku jas nya lalu memasangkan nya di leher Emilia.
“Adam, ini....” ucap Emilia terputus seraya memegang tangan Adam agar tak melanjutkannya.
“Ssssttt biar aku selesaikan dulu.” Sela Adam lalu memasangkan sebuah kalung ke leher Emilia.
Sebuah kalung liontin berbentuk hati dengan berlian putih sangat indah menghiasi leher Emilia. Emilia tak menyangka Adam akan memberinya hadiah semahal itu.
“Perfect!” ucap Adam.
“Apa ini tidak berlebihan? Aku tidak biasa memakai benda semahal ini, Dam.” Kata Emilia sambil mendongak melihat Adam.
“Yang mahal itu dirimu, bukan kalung itu. Bagiku kau lebih mahal dan berharga dari perhiasan apapun, Emilia. Kau pantas memakainya.” Kata Adam meyakinkan Emilia.
“Hmmm....tapi....” ucap Emilia ragu sambil menggigit bibirnya.
“Ssstttt sudah, tidak perlu ada tapi.” Potong Adam dengan cepat.
“Berjanjilah padaku. Kau tidak akan melepas kalung ini dan akan terus memakainya. Kau lihat, ini liontin nya berbentuk hati. Ini mewakili hatiku yang selalu dekat dengan hatimu. Jadi kalau suatu saat kau melepasnya, berarti kau menjauhkan hatiku dari hatimu.” Kata Adam lagi sambil menyentuh sekejap liontin berbentuk hati itu.
Emilia terkesima dengan perkataan Adam barusan. Apa itu artinya Adam sedang menyatakan perasaan kepadanya? Ah, kenapa harus menggunakan bahasa puitis seperti itu? Katakan Adam, katakan dengan jelas dan dengan bahasa yang dimengerti kalau itu bagian dari pernyataan cintamu.
Bukannya menjawab pernyataan Adam, Emilia hanya mampu mengangguk dengan senyum yang mengembang di bibirnya. Melihat reaksi Emilia seperti itu membuat Adam sangat bahagia. Ia pun meraih Emilia dan meletakkan kepalanya di dada nya. Ia mendekap Emilia dengan sangat erat. Emilia pun membalas pelukan Adam dengan melingkarkan tangannya di pinggang Adam.
Pelukan itu terasa hangat. Mereka sama-sama tak mau melepaskannya. Biarlah malam ini mereka saling berbagi kehangatan. Dan untuk seterusnya mereka berharap akan terus ada kehangatan di antara mereka.
Dan dari jauh sepasang mata Darius tak henti memperhatikan dua sejoli yang sedang bermesraan itu. Haruskah ia senang atau ikut sedih mengingat yang harusnya di posisi Emilia sekarang adalah wanita yang beberapa bulan ini tinggal bersama di apartemen nya. Entahlah, yang jelas kemesraan mereka berhasil membuatnya iri.
nana naannananaa