Umur ku baru 22 tahun bekerja di sebuah Cafe yang tidak jauh dari Kampus dan perkantoran... Jadi cafe tersebut sangat ramai dari pengunjung maha siswa dan karyawan kantor entah karena urusan pekerjaan atau sekedar meeting petinggi perusahaan.
Mama nya yang sudah tua kini tidak sanggup lagi mengurus anaknya karena kondisi tubuh mama nya yang sering bulak balik rumah sakit akhirnya Devan menerima perjodohan itu menjadi ibu sambung anaknya tapi Vano membuat jarak...
kita Lanjut di cerita saja ya ------>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11...
Cindy selalu merekam setiap kegiatan Tasya terlihat senang sekali Cindy memerankan dirinya sebagai mama sambung Tasya.
"Mama." ucap Tasya.
"Iya sayang kamu mau apa.?" ucap Cindy.
"Mama orang itu bilang da piara kelinci." ucap Tasya.
"Kamu mau kelinci.?" ucap Cindy.
"Tasya mau kelinci." ucap Tasya.
"Baik lah kita beli sekarang." ucap Devina mendengar.
"Vin, jangan." ucap Cindy.
"Biarkan saja kakak ipar hanya kelinci juga kan lucu kak." ucap Devina.
"Apa sebaiknya kuta tanya papa nya dulu." ucap Cindy.
"Kakak ipar kangen ya sama papa nya, Ya uda kakak telepon saja." ucap Devina.
"Aku serius aku takut nanti Tuan Devan... Maksud aku Mas Devan." ucap Cindy gugup rasanya tidak nyaman karen tadi salah panggil.
"Tenang saja kak Devan tidak akan marah kakak ipar." ucap Devina sambil memegang ponselnya menghubungi seseorang.
Beberapa panggilan akhirnya telepon Devina di jawab...
"Hallo kak." ucap Vina pada si penerima telepon.
"Ada apa.?" ucap Devan di balik ponsel.
"Ini kakak ipar mau bicara seperti nya kangen sama kakak." ucap Devina menyerahkan ponselnya ke Cindy... Cindy mengambil ponsel tersebut dan berbicara pada Devan di balik ponsel.
"Hallo, mas saya mau minta izin memberikan Tasya Kelinci apa boleh.?" ucap Cindy sambil menunggu jawaban Devan.
"Iya belikan saja." ucap Devan lalu mematikan panggilan tersebut sepihak.
"Terimakasih." ucap Cindy padahal panggilan tersebut sudah di matikan oleh Devan dan suami nya tidak mendengar ucapan Cindy Terimakasih.
"Ini." ucap Cindy mengembalikan ponselnya.
"Bagaimana.?" ucap Devina.
"Boleh..." ucap Cindy.
"Itu kan boleh, kakak ipar tenang saja apa yang Tasya mau pasti kak Devan mebrikan nya apalagi ini hanya kelinci kak, mama saja kak Devan kasih." ucap Vina menyenggol dikit lengan Cindy.
"Tapi kan." ucap Cindy.
"Tapi kan tidak boleh dan tidak baik memanjakan anak." ucap Vina.
"Itu kan yang kamu mau bilang." ucap Vina lagi.
"Iya." ucap Cindy.
"Kita sudah kasih tau kak Devan tapi sayang nya kak Devan tidak mau dengar jadi siapa tau kaka ipar bisa bilang sama kak Devan." ucap Devina.
Cindy hanya tersenyum karena tidak yakin bisa kasih tau pada lelaki yang berstatus suaminya itu... Karena tidak mungkin bagi Cindy bisa bicara pada Devan suaminya itu yang sangat membenci dirinya yang tidak pernah menatap dirinya atua tersenyum pada nya.
"Aku pergi dulu." ucap Devina... Tidak lupa Vina juga mengirim lokasi dimana Cindy dan Tasya menunggu Devan.
Cindy dan tasya membeli ES cream di taman serta memberikan Tasya balon serta burger yang ada di sebelah ES cream... 15 menit menunggu Devan datang Tasya pun segera datang menghampiri sang papa, sementara Cindy berjalan di belakang Tasya sambil membawa balon Tasya yang sudah di gandeng oleh Devan menuju Mobil nya.
"Papa liat Kelinci nya lucu bukan.?" ucap Tasya menyerahkan kotak yang ad agak Kelinci itu.
"Siapa namanya.?" tanya Devan sambil mengambil ahli kotak kelinci itu.
"Putih papa." ucap Tasya.
"Putih.?" ucap Devan mengulang nama Yang disebut Tasya.
"Iya putih karena warna putih papa." ucap Tasya kini sudah di mobil dan Devan membuka kan pintu untuk Tasya duduk di kursi samping dirinya.... Saat menutup pintu Devan menatap Cindy lalu berjalan memutar mobil... Cindy membuka pintu kursi belakang dan duduk disana.
"Sekarang kita mau kemana.?" ucap Devan pada putri nya.
sebenci apapun itu udah jadi istrimu yg kau renggut keperawannya ...
jangan lama lama ya thor devan julid nya /Ok/