Salma seorang guru TK, menikah dengan Rama seorang duda dengan satu anak. Setahun lebih menikah kehidupan keduanya harmonis dan bahagia. Apalagi Rama adalah cinta pertamanya saat SMA.
Namun, kenyataan bahwa sang suami menikahinya hanya demi Faisal, anak Rama dengan mantan istrinya yang juga merupakan anak didiknya di tempatnya mengajar, membuat semuanya berubah.
Akankah Salma bertahan di saat ia tahu suaminya masih mencintai mantan istrinya yang datang lagi ke kehidupan mereka?
IG: sasaalkhansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIUA 29 Kejar Setoran
Sebatas Ibu Untuk Anakmu
" Sholat Maghrib dulu, baru makan malam." jawab Salma sambil mengikuti langkah suamiya.
"Setelah itu, aku mau makan kamu."
Blushhh
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Sebelum pulang, Rama dan Salma mampir dahulu ke sebuah masjid yang mereka lewati saat terdengar adzan berkumandang.
" Mas, kok belok kesini sih?," Salma tidak menyangka suaminya akan tetap membelokkan mobilnya ke hotel. Padahal, tadi ia sudah mengatakan lebih baik di rumah saja.
" Aku udah booking, Yang. Sudah terbayang juga akan menyemai benih disana. Siapa tahu kalau suasana berbeda bisa jadi." ucapnya sambil memarkirkan mobilnya.
Salma menepuk pundak sang suami.
" Mas, ih. Kenapa jadi mikir kesana terus." Salma selalu malu kalau suaminya membahas hal-hal yang menjurus ke arah sana.
" Kita kan harus memanfaatkan waktu yang ada, sayang. Ayolah, menyenangkan suami itu berpahala. Jangan pikirkan berapa uang yang di keluarkan. Kita juga tidak sering seperti ini. Hmm." Rama melihat ke arah istrinya.
Kalau sudah membahas pahala melayani suami, siapa juga yang akan menolak. Sama-sama disenangkan bukan?
" Tapi, aku belum menyiapkan apapun. Aku pikir kita hanya akan jalan-jalan."
Mendengar sang istri yang tidak lagi terkesan menolak, Rama bahagia.
" Aku sudah menyiapkannya. Kamu tunggu sebentar." Rama keluar dari mobil, lalu berlalu mengitari mobil dan membukakan pintu untuk istrinya.
" Terimakasih."
" Sama-sama,sayang. Malam ini, aku yang akan melayani dan membuatmu puas dengan semuanya. Tapi, besok kamu yang harus melayaniku dan membuatku puas " ucapan Rama yang ambigu membuat Salma mengerutkan keningnya.
" Maksudnya bagaimana? Kita akan menginap berapa malam. Bukannya hanya malam ini?,"
Rama tersenyum sambil mengeluarkan koper dari dalam bagasinya.
" Malam ini kita akan menikmati paket honeymoon yang di tawarkan di hotel ini. Besok, kita akan menikmatinya malam panjang kedua di rumah dengan suasana baru yang sudah kamu tawarkan tadi, sayang." Jelas Rama sambil menggandeng lengan istrinya dan masuk ke dalam hotel.
" Apa?," Salma terkejut. Padahal saran yang ia berikan itu agar mereka tidak menginap di hotel. Namun, ia tidak menyangka suaminya akan serakah dan ingin merasakan keduanya.
" Aku sudah minta Mama menjaga Faisal satu malam lagi."
" Kapan Mas nelpon Mama?,"
Pembicaraan mereka terjeda karena keduanya menemui resepsionis untuk mengambil kunci kamar yang sudah di pesan.
Setelah mendapatkan kunci itu, keduanya segera menaiki lift.
" Jadi, kapan mas nelpon Mama?,"
" Tadi, saat kita masih di masjid."
Salma menghela nafas. " Mas, aku jadi tidak enak sama Mama. Menjaga Faisal dua malam? Apa itu tidak merepotkan?,"
Rama menghentikan langkahnya.
" Mama malah senang."
" Senang?,"
" Iya, Mama bilang kita tidak perlu mengkhawatirkan Ical. Kita hanya diminta fokus untuk kejar setoran." kekehnya.
" Kejar setoran apa?," Salma semakin tidak paham.
" Kejar setoran membuat adik untuk Ical." jawaban Rama mendapat cubitan di pinggangnya. Salma tak bisa membayangkan apa yang di katakan suaminya sebagai alasan. Yang pasti akan membuatnya malu.
" Aww.. Sakit, yang"
" Maaf... Maaf.." Salma mengusap pinggang suaminya. Ada rasa bersalah karena membuat suaminya kesakitan.
" Cup." Rama mengecup pipi Salma yang sedikit menunduk saat sedang mengusap pinggangnya.
Padahal, Rama hanya berpura-pura. Tapi, Salma percaya dan terlihat sangat merasa bersalah.
" Aku becanda, sayang. Tapi, aku suka saat kamu khawatir seperti itu."
" Aww... " Rama kembali berteriak saat Salma mencubitnya untuk yang kedua kalinya di tempat yang sama.
Namun, Salma tidak peduli saat suaminya berteriak lagi. Bahkan langsung membuka pintu kamar yang sudah di buka kuncinya.
Ceklek
Salma tertegun saat ia di suguhkan dengan suasana kamar yang sangat indah. Kelopak bunga mawar merah bertebaran di atas ranjang.
" Sayang..." panggil Rama pelan membuat Salma membalikkan badannya.
Salma semakin di buat tidak bisa berkata-kata saat melihat suaminya membawa sebuket bunga mawar yang sangat indah. Ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Merasa terkejut dan sedikit tidak percaya suaminya akan tampak sangat romantis malam ini.
" Terimakasih sudah mau menemaniku. Mau menerima aku apa adanya, dan mau memberikan ku kesempatan saat aku melakukan kesalahan besar.
Aku sangat mencintaimu. Walaupun awalnya aku menikahimu karena keinginan Ical yang ingin menjadikanmu bundanya. Namun, seiring berjalannya waktu, rasa itu tumbuh di dalam hatiku.
Aku bersyukur aku menyadarinya sebelum terlambat dan menyesal. Hiduplah denganku selamanya. Sampai rambutku memutih, kita akan menua bersama.
Aku berharap kita akan senantiasa berjodoh di dunia maupun di akhirat. .."
Salma yang merasa tersentuh langsung memeluk Rama dengan erat. Air matanya mengalir.
Beribu-ribu rasa syukur ia panjatkan. Saat rasa cintanya berbalas. Bahkan sikap suaminya yang semakin hari semakin menghangat.
" Aku mencintaimu, sangat mencintaimu bahkan saat aku masih sekolah dulu. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama padamu, saat kamu membantuku saat motorku mogok setelah pulang sekolah dulu " Tanpa safar Salma menceritakan sejak kapan ia mencintai laki-laki yang kini berstatus suaminya.
" Benarkah? Jadi, kamu mencintaiku sejak dulu?," Rama merenggangkan pelukannya. Ia menatap wajah sang istri.
" Itu..." Salma malu mengatakannya lagi. Tadi, ia hanya spontan. Ia tidak sadar mengatakannya.
" Sayang ..."
Salma hanya mengangguk sebagai jawaban. Lalu ia membenamkan kepalanya di dada sang suami.
Bagaimana bisa aku keceplosan mengatakannya. Ini sangat memalukan.Batin Salma.
" Hei, kenapa harus malu, hemm." Entah mengapa Rama merasa senang.
" Apa aku cinta pertamamu?," tanya Rama yang kini malah penasaran setelah Salma keceplosan mengatakan sejak kapan Salma mencintai dirinya.
Salma diam. Kenapa juga malah bertanya lagi?. Batin Salma.
" Sayang. Jawablah." Rama semakin penasaran. Ia sangat berharap Salma mengatakan "iya".
" Iya."
Rama senang.
" Sekalipun kamu cinta pertamaku, aku bukan cinta pertamamu." lirihnya.
Semua yang ia dan suaminya lakukan adalah yang pertama. Namun, berbeda dengan suaminya bukan?.
Ada apa denganku? Kenapa mood ku mudah berubah akhir-akhir ini. Resiko menikahi duda kan ya, pasti bukan jadi yang pertama.
Salma menggelengkan kepalanya. Merasa aneh dengan dirinya sendiri akhir-akhir ini.
Melihat wajah sedih istrinya, Rama menundukkan kepalanya. Mendekatkan bibirnya ke telinga sang istri.
" Aku tidak bisa mengubah masa lalu. Tapi, akan aku pastikan. Kamu adalah cinta terakhirku." bisiknya lembut di telinga Salma.
Membuat wajah Salma merona.
" Hei, sudah sedih-sedihannya. Kita kan mau kejar setoran. Jadi, kita tidak boleh sedih. Kita harus semangat. Demi hadirnya adik untuk Ical."
Salma hanya membuang muka. Malu sudah pasti.
" Ayo mandi bersama." Ajak Rama yang tanpa aba-aba sudah membawa Salma dalam gendongannya.
" Mas ..." Salma menepuk dada suaminya karena terkejut dengan apa yang di lakukan suaminya.
...******...
" Nek, Bunda dan ayah kenapa tidak telpon Ical ya?,"
Faisal duduk di tepi ranjang sambil melihat ke arah neneknya yang baru selesai membacakan buku cerita untuknya.
" Ical rindu?,"
Faisal menganggukan kepalanya.
" Kan tadi juga ketemu."
" Tapi, biasanya Bunda nelpon Ical sebelum Ical tidur."
" Ayah dan Bunda sedang menyiapkan hadiah yang spesial untuk Ical." Bu Marisa tersenyum. Sudah pasti menantunya itu lupa kebiasaannya menelpon Ical karena Rama sedang menguasainya malam ini.
" Benarkah?"
Bu Marisa hanya mengangguk dan tersenyum.
TBC