Kisah satu keluarga yang memiliki ilmu spiritual dan memiliki khodam pendamping dari bangsa Jin. Namun tanpa diduga itu juga terus berlanjut hingga ke anak cucu mereka.
Lalu apakah yang terjadi pada anak cucu mereka? Apakah bisa terlepas dari perjanjian dengan bangsa Jin?
Simak terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. M yanie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SUMPAH SERAPAH
Risa berjalan menuruni anak tangga, dengan tubuh gontainya, dia mencari Reyhan yang sedari tadi tidak terlihat sedikitpun, perasaan cemas mulai menyelimuti hatinya, hanya Reyhan lah harapan satu-satunya saat ini.
Risa mencari di berbagai sudut rumah, membuka satu persatu pintu kamar, namun Reyhan tak kunjung juga di temukan.
Terdengar suara orang tertawa terbahak-bahak, Risa mendekati sumber suara itu, dilihatnya ke empat orang yang sudah menodainya sedang duduk di bangku belakang rumah, Risa pikir ke empat orang itu sudah pergi meninggalkan rumahnya.
Tapi ternyata mereka masih berada di rumahnya, Risa melihat sekitar halaman itu dari balik pintu jendela yang menghubungkan ke taman belakang rumah.
Ketika melihat sesosok yang sangat ia kenal, matanya terbelalak lebar, ia langsung berlari menghampiri sesosok orang yang sudah terbujur kaku.
"Arrgghhhh tidak.. tidak ini tidak boleh terjadi, huwaaaaakh Reyhan, ini mamah sayang, hukssss.. huksss.. Reyhan bangun, jangan tinggalkan mama sendirian."
Di pangkunya kepala anaknya di atas pahanya, namun anak itu sudah tidak bernyawa lagi, darah sudah membasahi seluruh bajunya, terlihat sebuah sayatan di leher Reyhan, manusia macam apa yang tega membunuh anak itu dengan begitu kejinya.
"Huwakkkkkkkkkssssss.. Argggggggggggggggg." Suara tangisan yang terdengar sangat pilu.
Risa menatap tajam ke arah Bram, dan ke tiga anak buahnya, yang kini mereka sedang menyesap rokok dan tertawa menyaksikan kepahitan hati seorang Ibu, bahkan mereka tertawa tanpa merasa berdosa sedikitpun.
"Bajingan, kalian.. kalian manusia-manusia terlaknat, aku akan membalaskan dendam terhadap kalian, meskipun mati taruhannya."
"Ingat ucapan ku, sampai tujuh turunan kalian akan merasakan kesakitan, penderitaan, kalian akan merasa seakan hidup tidak ada gunanya, aku bersumpah akan mengejar kalian sampai kalian mati."
Mendengar ucapan Risa, membuat ke empat orang itu murka, "Kita apakan dia Boss?"
"Sialan wanita jalang, berani-beranianya kamu menyumpahi kami." Salah satu laki-laki itu menghampiri Risa, tapi sepertinya perasaan takut sudah tidak ada lagi dimatanya.
"Seret wanita itu, dan gantung di atas pohon besar itu, kita jadikan dia seoalah-olah dia yang membunuh keluarganya, lalu dia bunuh diri."
Ketika Bram mencoba mendekati Risa, terlihat sorot mata Risa menatap kebencian yang amat teramat dalam terhadap Bram.
Di pegangnya dagu Risa, "Sebelum kamu melakukan itu, kami yang akan membuatmu merasakan, kesakitan dan penderitaan terlebih dahulu."
Bram melemparkan wajah Risa dengan begitu kerasnya, sehingga membuat Risa terjatuh kesamping.
"Kamu tidak akan bisa melawan kami, dan yang harus perlu kamu tahu, kami akan membuatmu seolah-olah kamu yang membunuh keluargamu." Dengan senyum smirk nya Bram memberi kode terhadap temanya untuk segera mengeksekusi Risa.
Risa di seret dengan begitu brutalnya, "Kalian manusia biadab, kalian lebih hina dari binatang, kalian harus ingat hukum tabur tuai, kalian akan merasakan sama seperti yang kami rasakan."
Terlihat satu orang sudah memasang tali di atas pohon besar itu, dan yang satunya sudah bersiap untuk mengikat kepala Risa, setelah berhasil kepalanya terikat, kedua orang yang lain menarik talinya, sehingga tubuh Risa terangkat ke atas dalam keadaan leher yang terjerat tali.
Di sisa-sisa nafas Risa yang terakhir, Risa melihat ke arah anaknya yang sudah lebih dahulu pergi meninggalkannya, terlihat di sudut matanya, bulir mata menetes di pipinya.
Setelah memastikan Risa sudah tidak bernyawa, mereka menyeret jasad Alina dan Ayahnya, mereka mengali tanah yang berada di sana, lalu di lemparkan keduanya kedalam lubang tanah yang sudah mereka gali.
Sedangkan tubuh Reyhan mereka biarkan begitu saja, pisau yang tadinya di gunakan untuk membunuh, mereka cuci dengan menggunakan sarung tangan.
Setelah sidik jari terhapus mereka menggosokan pegangan pisau ke tangan Risa, sehingga sidik jari Risalah yang tertempel di sana.
Merasa semua sudah selesai, mereka pergi dari sana dengan menghilangkan segala jejak bukti yang masih tertinggal.
"Untuk beberapa hari, kita berpisah dan bersembunyi, tunggu waktunya sudah aman baru kita kembali lagi ke desa ini."
"Siap Boss, mana bayaran kami Boss?"
Bram melemparkan sebuah amplop coklat yang terlihat sangat tebal, di bukanya oleh orang itu, ternyata berisi segepok uang.
Mereka bertiga berpisah dari Bram, kini tinggal Bram seorang diri yang masih berada disana, Bram masuk lagi kedalam rumah temanya itu, dia mencari-cari sesuatu, entah apa yang dia cari.
Dia terus mencari dari segala arah, namun tidak kunjung di temukan, tidak menyerah sampai disana, Bram membuka lemari di kamar sahabatnya, dia membuka baju yang ada di lemari itu.
Terlihatlah sebuah kotak, yang menjadi tujuannya, dia segera mengambil kotak itu, dan langsung pergi dari rumah itu.
Dia penasaran dengan kotak itu, apa isinya, namun keberanianya menciut, karena dia takut Boss nya tahu jika dia melihatnya. dia akan di habisi.
***
"Ma.. malam Boss," Bram yang terkenal bringas, seketika nyalinya menciut jika sudah berhadapan dengan sesosok orang yang sangat berpengaruh itu.
"Mana barang itu?" Tanpa basa-basi orang itu langsung menanyakan kotak itu.
"I.. ini Boss, dan Boss tenang saja, mereka sudah saya bunuh, tanpa meninggalkan jejak sedikitpun."
"Hem.. Bagus, aku suka kerja kerasmu, sekarang kamu boleh ambil tas itu, sebagai bayaranmu."
"Baik Boss." Bram langsung membuka tas itu, betapa senangnya dia melihat uang begitu banyak di tasnya.
Bram langsung pergi dari rumah yang sangat mewah itu, seketika Bram berhenti di tengah jalan, Bram berfikir sebenarnya barang apa itu? mengapa Boss nya begitu menjaga benda itu?, Bram teringat benda yang di bawanya tadi karena ternyata dia membukanya, dan hampir terpesona sehingga ingin memilikinya juga.
Namun dia sangat takut jika nasibnya sama dengan sahabatnya itu.
FLASHBACK OFF
Subroto yang di perlihatkan kilasan balik masa lalu, seketika lemas dan terjatuh ke tanah, seakan tidak ada kekuatan di kakinya.
Buliran air mata sudah membasahi wajahnya, seakan dia yang merasakan sakit di hatinya, sebenernya siapa orang yang begitu kejam membunuh anak kecil yang tidak berdosa itu.
Di tengah lamunannya, yang masih jelas di ingatan, Subroto mengingat sesuatu, yaitu kotak yang di cari oleh laki-laki bernama Bram, dia menyadari sesuatu bahwa kotak yang ia simpan sama dengan kotak itu.
namun kemana Bram membawa kotak itu, dan kepada siapa?
"Ayah, Aji.. " Ibu berlari menghampiri suami dan anaknya, beserta warga yang menemaninya.
Kira-kira barang apa yang bisa membuat orang menjadi begitu kejam?
***
Note
Hukum tabur tuai dalam Islam
Hukum tabur tuai dalam Islam menggambarkan sebab-akibat dari perbuatan manusia. Islam tidak mengenal hukum karma, melainkan mengajarkan untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan buruk. Setiap perbuatan manusia akan dicatat dan dibalas oleh Allah SWT di Hari Akhir.
Berbuatlah baik kita terhadap sesama manusia karena hakikatnya, segala sesuatu akan ada sebab dan akibatnya.
"Wa jaza'u sayyi'atin sayyi'atum mitsluha, fa man ‘afa wa ashlaha fa ajruhu ‘alallah, innahu la yuhibbudh-dhalimin"
Artinya: "Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim." ( ASY-SYURA Ayat 40)
NA'UDZUBILLAH...
semangat
Subroto nampak dilema, entah harus membuang benda itu atau tidak. Tapi, jika di buang, dia sedikit tidak rela.
Kalau seperti kata-kata di atas, mungkin bisa sedikit baik
Itu mungkin sedikit lebih bagus
Setelah tanda titik, awali dengan huruf besar
Spasi
Mungkin ga perlu ada tanda , di kalimat (Ketika Subroto)
Itu bisa di gabung aja (Ketika Subroto mencari kunci lemari itu)
/Grin//Grin//Grin//Grin//Grin/......