NovelToon NovelToon
Mencintaimu Apa Adanya

Mencintaimu Apa Adanya

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Patahhati / Mengubah Takdir
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Reni Juli

Ditinggalkan di hari pernikahan membuat Abigail, gadis yang memiliki berat badan berlebih memutuskan untuk berubah. Dibantu seorang teman lama yang sudah menyukainya sejak lama, Abigail mewujudkan keinginannya untuk memiliki tubuh ideal tapi sahabat yang dia anggap sebagai sahabat baik, berusaha menghalangi langkahnya. Disaat keinginan itu sudah terwujud, Abigail berubah menjadi gadis cantik dan pada saat itu sang mantan kembali dan ingin memperbaiki hubungan mereka. Akankah Abigail menerima ajakan sang mantan sedangkan secara diam-diam, ada seorang pria yang begitu tulus mencintai dirinya. Antara cinta lama dan cinta baru, yang mana akan dipilih oleh Abigail?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32

Justin sudah tiba di rumah, malam ini dia benar-benar terlihat senang. Kunci mobil di putar di jari saat Justin melangkah masuk ke dalam rumah. Tidak saja bisa makan malam dengan gadis yang dia sukai sejak lama, tapi dia juga bisa mencuri sebuah ciuman dari Abigail. Ya, walaupun hanya di dahi.

Pintu di buka, Justin terkejut mendapati ayah dan ibunya belum tidur. Itu karena mereka menunggu Justin pulang. Sesuai tebakan, mereka akan mengintrogasi Justin karena mereka ingin tahu mengenai gadis yang Justin ajak makan malam.

"Kenapa kalian belum tidur?" tanya Justin seraya menutup pintu.

"Menunggumu pulang," jawab ibunya.

"For what? Jangan katakan jika kalian ingin mengintraogasi aku," ucap Justin.

"Kami memang ingin melakukan hal itu, jadi kemarilah," pinta ayahnya.

Justin menghampiri kedua orangtuanya yang sudah menunggu dan menjatuhkan diri di atas sofa. Mata ayah dan ibunya tidak lepas darinya, sedangkan Justin memandangi mereka dengan tatapan heran.

"Kenapa kalian menatapku seperti itu?" tanyanya.

"Kami ingin tahu, apa kau serius dengan gadis itu?" tanya ayahnya.

"Memangnya tidak boleh?" Justin balik bertanya.

"Bukan begitu Justin, jika kau serius kami tidak melarang apalagi kau sudah lama menyukainya tapi kami ingin kau memikirkan hal ini baik-baik karena selama ini kau hanya bermain saja. Jangan sampai kau mempermainkan gadis itu seperti yang sudah-sudah!" ucap ibunya.

"Ck, tentu saja tidak, Mom. Selama ini aku memang tidak serius menjalin hubungan dengan wanita-wanita itu karena yang aku inginkan hanya Abigail. Dia berbeda, tidak sama dengan wanita yang pernah menjalin hubungan denganku. Walau tubuhnya gemuk, tapi dia spesial bagiku," Justin mengatakan hal itu tanpa ragu karena memang yang dia inginkan hanya Abigail saja.

"Hei, kami tidak membahas berat badannya!" ucap sang ayah.

"Lalu?" Justin memandangi ayahnya dengan lekat.

"Jangan salah paham, Justin. Kami tidak melarang, jika kau serius maka kami akan mendukung. Kami juga tidak akan mempermasalahkan siapa yang kau pilih asalkan kau serius, tidak bermain-main lagi," ucap ibunya.

"Kali ini aku serius Mom, percayalah. Aku tidak akan bermain-main lagi."

"Bagus, ajak dia pulang lain kali. Biarkan kami bertemu dengannya," ucap sang ayah.

"Pasti," jawab Justin sambil tersenyum. Dia tahu kedua orangtuanya tidak akan melarang apalagi ibunya selalu bertanya setiap kali dia melihat foto Abigail yang ada di dalam kamarnya.

Setelah berbicara dengan kedua orangtuanya, Justin masuk ke dalam kamar. Foto Abigail tidak saja ada di atas meja, tapi terpampang jelas di dinding. Sebab itu kedua orangtuanya tidak akan melarang karena mereka tahu Justin sudah menyukai gadis itu begitu lama walau ya, ukuran badan Abigail tidak sebesar seperti saat ini.

Di foto itu Abigail terlihat lugu, bahkan sampai sekarang dia merasa Abi tidak berubah sama sekali. Hanya bentuk badannya saja yang berubah dan yang pasti, dia akan membantu Abi menurunkan berat badan sampai gadis itu mendapatkan bentuk badan ideal.

Malam itu, tidak Justin saja yang diinterograsi, Abigail juga diinterogasi oleh ayah dan ibunya. Mereka ingin tahu kenapa putri mereka pulang begitu larut, mereka juga ingin tahu apa yang dilakukan oleh putri mereka bersama pria yang bernama Justin itu.

Abigail diam, dia tidak berani memandangi ibunya. Dia takut ibunya tahu jika dia minum anggur, jangan sampai dia mendapat hukuman dengan centong nasi lagi.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya ayahnya.

"Makan malam, kalian tahu bukan?"

"Di mana? Restoran apa?" tanya ayahnya lagi.

"Dad, kau terlalu banyak bertanya!" ucap Abi.

"Daddy hanya ingin tahu!"

"Ck, kami hanya latihan, Dad," ucap Abi.

"Maksudnya?" ayah dan ibunya saling pandang.

"Kami hanya latihan saja karena sebenarnya Justin ingin mengajak gadis yang dia sukai untuk makan malam tapi dia ragu."

"Benarkah?" ayahnya tampak tidak percaya.

"Yes, Justin yang berkata demikian."

Ayahnya diam tapi tidak lama kemudian, tawanya meledak. Abi dan ibunya tampak heran, apa ada yang lucu?

Tawa sang ayah tidak juga berhenti, kenapa putrinya begitu polos? Sekarang dia tahu kenapa putrinya bisa disukai oleh Harold dan juga Justin, sepertinya mereka memang tertarik dengan sifat Abigail.

"Mom, ada apa dengan Daddy?" tanya Abi sambil berbisik karena saat itu mereka duduk berdampingan.

"Entahlah, sepertinya ayahmu butuh centong nasi!" jawab ibunya.

"Mom, apa Sarah ada mencariku?" tanya Abi.

"Tidak!"

"Baiklah, aku mau mandi."

Abi beranjak, menuju kamar sedangkan ayahnya dimarahi oleh ibunya karena masih tertawa. Jangan sampai para tetangga terganggu lalu mengedor pintu rumah mereka.

Abi mengambil ponselnya setelah berada di dalam kamar, satu hari ini Sarah tidak ada kabar. Entah kenapa dia jadi mengkhawatirkan keadaan sahabat baiknya itu. Abi kembali mencoba menghubungi Sarah, dia hanya ingin tahu bagaimana keadaan Sarah dan dia harap Sarah baik-baik saja tapi sayangnya, sudah beberapa kali dia mencoba, Sarah tidak menjawab telepon darinya.

Senyum licik Sarah mengembang, dia sengaja mengabaikan Abigail. Dia tahu si bodoh itu mengkhawatirkan dirinya tapi dia tidak peduli apalagi dia masih bersama dengan Harold tapi kali ini mereka ada di rumahnya. Harold datang secara tiba-tiba tanpa dia minta, tentu dia terkejut tapi dia juga senang.

Sepertinya Harold sudah menjadi miliknya. Padahal dulu dia sudah mencoba menggoda pria itu tapi sayangnya, Harold tidak tertarik tapi sekarang? Inilah yang namanya sekali diberi umpan, maka ikan itu akan datang lagi dan lagi.

Mereka berdua sedang berbaring di atas ranjang tanpa busana karena mereka baru saja melakukan adegan panas mereka. Sarah melempar ponselnya yang masih berbunyi apalagi tangan dan bibir Harold sedang menggerayangi tubuhnya dengan bebas.

"Siapa? Kenapa tidak kau jawab?" tanya Harold.

"Si bodoh itu, siapa lagi." ucap Sarah sinis.

"Abigail?" tanya Harold.

"Ya, mantanmu yang kelewat polos dan bodoh!" jawab Sarah.

"Mungkin dia mengkhawatirkan dirimu, jawab saja."

"Tidak! Aku tidak mau dia mengganggu kebersamaan kita."

"Sudah, jawab saja. Dia sahabatmu, bukan?"

"CK, kenapa kau jadi terlihat begitu perhatian padanya?" Sarah menatap Harold curiga. Apa masih ada cinta di hati pria itu untuk Abigail?

"Jangan salah paham, aku hanya tidak ingin dia khawatir!" Harold turun dari atas ranjang dan memakai bajunya.

Sarah menatap punggung pria itu dengan tajam, rasa curiga jika Harold masih mencintai Abigail semakin kuat. Jika tidak, untuk apa pria itu mengkhawatirkan Abigail?

"Harold, apa kau masih mencintainya?" tanya Sarah.

"Aku mau pulang," ucap Harold setelah memakai bajunya.

"Jawab aku, apa kau masih mencintainya?" teriak Sarah.

"Tidak perlu berteriak, aku tidak suka!" Harold meraih kunci mobil dan berjalan menuju pintu.

"Harold, jawab dulu pertanyaanku! Apa kau masih mencintai Abigail?" teriak Sarah lagi tapi Harold tidak peduli dan berjalan pergi.

Sarah mengumpat dan berteriak marah. Apa maksudnya? Apa benar Harold masih mencintai Abigail?

Di dalam mobil, Harold diam saja. Ya, dia memang masih mencintai Abigail. Dia bahkan sangat ingin bertemu dengan Abi tapi dia tahu, Abi tidak akan mau bertemu dengannya. Pernikahan mereka hancur karena dia ragu akibat hasutan keluarganya bukan karena dia tidak mencintai Abigail. Dia hanya ragu dan bertanya pada diri sendiri, apa pilihannya sudah tepat?

Harold menjalankan mobil, pergi dari rumah Sarah. Rasanya ingin bertemu dengan Abigail, mungkin harus dia lakukan secara diam-diam. Di dalam rumah, teriakan Sarah masih terdengar. Mereka sudah sejauh itu, tapi kenapa lagi-lagi Abigail yang menang? Seharusnya dia tidak bertanya, entah kenapa dia jadi menyesal.

Semua gara-gara Abi yang menghubunginya. Jika Abi tidak menghubunginya, mungkin dia dan Harold masih berdua saat ini, tapi dia jadi tahu jika Harold masih mencintai Abi dan dia tidak terima itu.

1
Serena ketchum/ family ketchum
Abi polos bgt
klara
klara
suka ceritanya singkat jelas padat😁
Nur Hidayanto
Luar biasa
Nur Hidayanto
Lumayan
Dewi Sri
salut sama ortu justin
Dewi Sri
Aku suka
Dewi Sri
Hadir saya suka ceritanya
Nurlaila Hasan
kereeen,, aku suka yg partnya ga trlalu panjang,, jga alur critanya ga bertele tele,,
Nurlaila Hasan
suka
Hamliah Lia
keren pke bngt
Hamliah Lia
keren kak cerita ya bagus/Heart//Heart//Heart/
Hamliah Lia
senjata Ema" centong nasi ya kak
Katherina Ajawaila
keren thour, ceritanya. sukses selalu thour🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Katherina Ajawaila
akhir Abigael bahagia , 🥰
Katherina Ajawaila
Sarah PD amat, mana mau Justin sm tukang teh celup. 😒
Katherina Ajawaila
kel, pecundang udh meludah di jilat lagi 😡
Katherina Ajawaila
telan situ muntah mu sendiri. 😜
Katherina Ajawaila
muntah2 lo sarah sm harold
Katherina Ajawaila
telat Harold kemana aja selama ini, balik aja sm pecundang jalang mu😖
Katherina Ajawaila
Sultan mah jauh pola pikirnya dr pada OKB, sabar Abi pasti indah pd waktu nya 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!