Niat hati ingin memberikan kejutan di hari pernikahan. Hatinya hancur berkeping-keping di saat sang suami lebih memilih meninggalkannya di bandingkan bertahan di dalam pernikahan.
Pertemuannya Alex dengan wanita bernama Eliza menggoyahkan hati pria itu, padahal pria itu sudah beristri yang tak lain pelakor dalam hubungan Eliza.
Jerat pun mulai Eliza lakukan demi membalas rasa sakit yang dulu pernah Mauren lakukan.
Bagaimana kisah mereka bertiga? akankah hubungan Eliza dan suami orang diresmikan atau justru karma Eliza tuai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 - Saya Bukan Waria!
Alex sedikit mendorong tubuh Eliza yang menindihnya.
"Diam! Saya hanya cari kehangatan, dingin tahu." Eliza tersenyum seraya kekeh memeluk Alex.
Kali ini Alex lah yang tidak bisa tidur sebab merasa kegerahan, dia sampai membuka kaosnya bertelanjang dada. Sudah mencari posisi yang nyaman namun, tak kunjung ia mendapatkan. Gerah bukan karena AC di kecilkan tapi gerah karena posisi tidur Eliza yang menggoda imannya. Belahan dadanya terlihat jelas sekali dan bagian dalamnya pun begitu transparan terlihat jelas.
"Shit, dia sungguh sexy sekali," ucap Alex mengumpat kesal sambil mengusap kasar wajahnya.
"Ck, sekarang saya yang tidak bisa tidur. Dia malah asik tidur," katanya lagi seraya menjauhkan Eliza yang tidur. Alex memperhatikan raut wajah Eliza.
Alex begitu memperhatikannya. "Entah kenapa mata ini sulit berpaling darimu. Rasanya saya ingin selalu menatapmu, ada apa denganku? Kenapa tubuh saya tidak bereaksi gatal saat bersamamu, Eliza. Kamu wanita yang dulu saya tabrak sampai bayimu tiada. Sekarang kamu ada di sampingku."
Setelah puas memandang wajah Eliza yang tidur saja terlihat sangat cantik sekali. Dengan perlahan, Alex mengangkat kepala Eliza lalu tangan kirinya di selusupkan supaya menjadi bantal. Tangan kanannya terulur menyibak rambut yang menutupi wajah cantik istrinya kemudian beralih memeluk pinggangnya. Eliza yang merasakan kedinginan menelusupkan tubuhnya mencari kehangatan dan kenyamanan di balik dada bidang Alex.
******
Meski matahari mulai menyinari merasuk ke dalam celah-celah jendela tak membuat dua pasangan muda itu terbangun. Kehangatan yang mereka rasakan membuatnya enggan membuka mata. Terlihat dari cara sang wanita terus mencari tempat ternyamannya di dalam dekapan prianya.
Eliza mendusel-dusel wajahnya merasa nyaman memeluk tubuh Alex. Aksinya membuat sang empu terganggu sehingga mengerjapkan mata. Pria itu membuka matanya menunduk ingin melihat apa yang di lakukan wanita di dalam dekapannya. Sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman tipis, dia menyukainya.
"Nyaman sekali, hangatnya," gumam Eliza mengeratkan pelukannya semakin menenggelamkan wajahnya di dada Aex.
"Eliza, masih nyamankah berada di dekapanku?" Alex berbisik di telinga Eliza dan itu membuat sang empu merinding geli.
Perlahan dia membuka matanya, perlahan mendongak, seketika matanya terbelalak. "Kamu!"
"Nyaman ya?" Alex tersenyum usil menaik-turunkan alisnya.
Sontak saja Eliza terkejut, kenapa pria ini ada di dekatnya dan juga kenapa dia bisa memeluknya? "Aakkhhh...." jeritnya mendorong tubuh Alex.
Malah Eliza yang ingin terjatuh kebawah saat mendorong Alex. Alex segera menarik tangan Eliza sebab wanita itu tidur di samping ranjang tapi malah dirinya yang ikut ke tarik oleh Eliza
Bruk ....
Keduanya terjatuh dari atas kasur ke bawah saling bertumpang tindih dan selimutnya melilit tubuh mereka.
"Kamu! lepasin! Kurang ajar sekali memelukku tanpa seizinku." Eliza berontak berusaha melepaskan lilitan selimutnya. Dia lupa jika mereka sudah menikah siri.
"Bisa diam tidak sih! Pergerakanmu membangunkan sesuatu." Umpat Alex di kala miliknya mulai mengeras akibat gesekan dada dan tubuh Eliza di atasnya.
Eliza terdiam mencerna ucapan Alex. "Kenapa kamu ada di kamarku? Seharusnya kamu tidur di kamarmu," tanya Eliza bingung.
Alex berhasil melepaskan tangannya dari balik selimut yang melilit mereka. Pria itu perlahan membuka lilitannya seraya menatap wajah kebingungan Eliza yang ada di atasnya.
"Kamu ingin tahu kenapa saya ada di sini denganmu?" tanya Alex menyeringai, dan Eliza mengangguk lupa kejadian kemarin.
Alex menggulingkan tubuh Eliza sehingga kini dirinyalah yang berada di atas tubuh istrinya.
"Kita sudah menikah siri kemarin," bisiknya kemudian mengecup bibir Eliza karena merasa hawa panas mulai merasuki jiwanya.
Eliza sempat terbelalak tetapi sedetik kemudian dia sadar jika mereka memang sudah menikah siri. Eliza yang tadinya diam membalas kecupan Alex. Dia yang berniat membalaskan dendam akan menjerat Alex menggunakan apa yang ada di dalam tubuhnya, termasuk jerat hasrat.
Ciuman Alex mulai pindah ke leher jenjang Eliza, rasa yang pernah ia rasakan kini menyeruak kembali untuk melakukannya lagi. Surga dunia yang baru ia rasakan seakan terus menghampiri untuk mengulangnya lagi bersama wanita yang tidak membuatnya alergi.
Ssstttt ....
"Ah ... Alex ...." Eliza tak kuasa menahan lenguhannya di saat pria itu mengulum lembut. Dia semakin menggelinjang kegelian saat tangan Alex mengusap setiap inci tubuhnya.
Eliza yang memang pernah merasakannya tidak munafik jika dia menyukai sentuhan penuh kenikmatan itu. Tangannya memeluk leher Alex yang sedang menyusuri setiap tubuhnya.
"Aahh ..." Eliza m3nd3sah di kala jari-jari tangan Alex menerobos masuk ke lubang surgawinya.
Namun, kegiatan itu terhenti disaat Eliza sudah mulai berada dipuncak tertingginya karena Alex tiba-tiba menyudahi.
"Sudahlah, ternya kamu memang mudah sekali disentuh, murahan." Alex langsung duduk membuat Eliza tertegun penuh kekecewaan sakit hati.
Deg
Pria itu berdiri membelakangi Eliza dengan perasaan yang tidak menentu.
Eliza merasa di permainkan di saat pas lagi nikmatnya. Namun, semua di hempaskan saat itu juga oleh kata yang membuatnya geram seketika.
"sialan kamu Alex, kamu membuatku begitu menginginkannya tapi kamu malah menghempaskannya. Ok, Sekarang aku tidak akan lagi diam dan pasrah, akan ku tunjukkan jika permainanku membuatmu candu."
Tak peduli Alex mengatainya murahan ataupun tidak yang penting Eliza akan menunjukkan kelihaiannya dalam bermain di atas ranjang.
Eliza yang tadinya berbaring bangkit mendudukkan bokongnya. Baju yang ia kenakan masih berantakan dengan kedua tali terlepas dari pundak putih mulusnya.
"Kamu benar Alex, saya memang murahan sekali sampai mau di sentuh oleh pria sepertimu. Pria yang tidak menyukai wanita, pasti kamu itu banci sampai tidak mau melanjutkan kegiatan tadi dan malah mengatai ku murahan," ucap Eliza melepaskan lingerie yang ia kenakan menyisakan pakaian dalam saja. Rasa malunya tak ia hiraukan lagi dikala rasa sakit hati atas penolakan Alex membuatnya bertekad untuk benar-benar membuat Alex jatuh cinta padanya.
Dan Eliza sengaja memancing Alex agar marah atas apa yang ia katakan barusan. Dan benar saja, Alex tidak terima di sebut banci tidak menyukai wanita.
"Hei!" Namun, Alex terdiam mematung kala menoleh matanya langsung disuguhkan oleh pemandangan yang membuatnya panas dingin.
"Apa? Kamu mau marah karena saya mengatakan kamu itu banci tidak menyukai wanita? Memang itu kenyataannya," balas Eliza tersenyum sinis seakan mengejek Alex. Tangannya bertolak pinggang, "Ck, ternyata saya dinikahi waria."
"Saya bukan waria!" pekik Alex menarik tangan Eliza ke depannya dan melingkarkan tangannya kirinya ke pinggang Eliza. Dia tidak terima disebut waria.
"Masa? Buktinya kamu tidak melanjutkan kegiatan tadi dan itu artinya kamu wa..." Namun tiba-tiba bibir Eliza di bungkam oleh kecupan ganas yang Alex berikan.
Pria itu begitu menggebu melu mat bibir Eliza, menyerangnya penuh naf su dan sesekali menggigit manja berharap Eliza membuka mulutnya. Dia seakan ingin menunjukkan jika dirinya tidak seperti yang Eliza tuduhkan. Merasa oksigen nya mulai menipis, Alex melepaskannya
"Kamu ingin bukti jika saya ini bukan waria, kamu ingin bukti kalau saya ini menyukai wanita, maka akan ku buktikan jika saya ini perkasa!"