Doyama adalah segerombolan penjahat jenius yang diberi modal oleh salah satu perusahaan asing untuk mengubah limbah perusahaan nya menjadi ramuan yang dapat merubah karakter serta bentuk ras serupa manusia menjadi iblis dan monster kanibalisme.
Perusahaan tersebut mencampurkan DNA manusia terpilih dengan limbah serta bahan kimia yang ditemukan oleh peneliti untuk menciptakan ras baru yang berada dalam kendalinya yang dimana nanti nya ras baru tersebut menularkan racun kepada manusia normal sehingga menjadi mahluk yang sama yang berada di bawah kendalinya.
Iblis setengah monster setengah manusia itu dinamai Rambi. Rambi sendiri bisa bertindak anarkis bahkan bisa menghasut dan membunuh manusia sesuai dengan apa yang di isntruksikan oleh tuan nya.
Akankah ada pahlawan yang bisa menghentikan wabah buatan ini? Ataukah manusia akan benar-benar musnah dan bumi menjadi milik perusahaan tersebut secara tunggal beserta para budak iblisnya?
Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kalimat Fiktif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertempuran Logika
"Bagaimana keadaan si bodoh itu? " Seorang perempuan yang tak lain adalah rekan satu tim pak dosen berjalan dan lalu bertanya menghampirinya.
"Waw, darimana anda masuk?"Balas pak dosen terkagum kagum karena ia keluar bukan dari lift ataupun anak tangga melainkan dari balik pintu besi bertuliskan "Ruangan Jenazah" yang terletak beberapa meter disamping kanan nya.
"Itu tidak penting, ada hal penting lain nya yang ingin aku sampaikan padamu selain dari menanyakan kabar si bodoh itu" Balas perempuan tersebut yang kemudian di ikuti dengan suara besi berderit ketika ia duduk disamping Pak Dosen.
"Ya saya tahu, Perihal perampokan ghaib kan?"
"Bukan cuma hal itu, dan kenapa anda tidak menjawab hal pertama yang saya tanyakan?" Jawab perempuan tersebut memotong dengan logat yang agak sedikit kesal.
"Oke baik saya akan jawab" Pak Dosen sempat terbatuk terlebih dulu sebelum menjabarkan.
"Tadi keadaan Anak itu benar-benar kritis bahkan ia sempat dinyatakan meninggal tapi karena keajaiban tuhan denyut jantung nya berdetak kembali sekitaran beberapa jam yang lalu dan saat ini disini saya masih menunggu kabar lanjutan dari dokter di dalam" balas Pak Dosen, menatap tanpa berkedip perempuan yang saat ini berada di depan mya.
"Apakah itu sudah cukup menjelaskan? Baik jika sudah jelas boleh kah saya bertanya pada anda sekarang?" ketus pak dosen kembali menambahkan.
"Tentang erampokan di Emyrald Bank kemarin? bisa jadi si pelaku merupakan boneka suruhan dari perusahaan laknat itu"
"Dan semua nya memang tak masuk akal bukan?" balas wanita tersebut yang bernama Wisli belakangan nama nya terketahui berkat papan nama dari seragam yang ia pakai.
"Baik nyonya Wisli, Memang semuanya tak akan masuk di akal manusia awam tapi berbeda dengan kita yang difungsi kan untuk menampung hal hal diluar akal kita. Nah, Apakah bank tersebut merupakan perusahaan tempat anda bekerja?"Balas Pak dosen.
"Betul, darimana anda mengetahui hal pribadi saya? " Pak Dosen hanya membalas nya dengan memicingkan mata kearah dada perempuan tersebut dimana seragam beserta name tag terpampang, pada akhirnya dirinya baru menyadari bahwa seharian tadi ia belum berganti pakaian.
Pintu ruangan tempat Arsyin berbaring terdengar berderit dan untuk sesaat hal itu menuntun obrolan mereka berdua terdiam. Dari dalam ruangan keluarlah seorang pria tampan berkulit putih dengan fostur tinggi tegap memakai kacamata, berjalan menghampiri keduanya.
"Apakah ada salah satu dari keluarganya disini?"Itu ucapan pertama yang dokter tersebut katakan di depan mereka berdua.
"Saya, saya adalah keluaraga nya pak, Apa ada masalah?" Balas Pak Dosen dengan cekatan.
"Baik bisa anda ikut saya sekarang?" Balas dokter tersebut yang kemudian berjalan membelakangi mereka berdua.
"Tunggu disini sebentar" Gumam pak dosen pada Wilsi yang kini pindah ke samping nya, kemudian pergi menyusul dokter tersebut.
......
(Ruangan Dr. Hendra Gunadi. M. Si)
Dokter itu masuk kedalam ruangan tersebut di ikuti oleh Pak Dosen yang akhirnya ia juga kembali mengenal nama bahwa Dokter tersebut bernama Hendra Gunadi setelah bagian atas dari pintu ruangan itu terpampang nama serta gelar dari ukiran kayu yang sangat bagus.
"Baik, apa pekerjaan anda pak?" Ucap Dokter itu sembari memberikan kursi pada pria di depan nya.
"Saya seorang Dosen yang mengajar mata pelajaran Pilsafat pak" jawabnya.
"kebetulan sekali, mungkin pertanyaan saya sekarang ini bisa dijawab dari segi akademisi atau ilmu kehidupan lain nya, karena jujur saja berulang kali saya memutar otak diruangan itu secara teori kedokteran ini benar benar diluar nalar pak" Dokter tersebut berkata sembari menulis sesuati di secuil kertas di atas meja kerja nya.
"Maksud anda bagaimana?" Balas Pak Dosen, berpura pura bingung.
"Pasien yang bapak bawa benar benar manusia kan? Karena ada beberapa hal janggal yang tidak bisa ditangkap oleh nalar saya maupun secara ilmu dari kedokteran, Pertama saya sudah mendiagnosa bahwa tulang punggung pasien tersebut patah menjalar bahkan sampai ke tulang ekornya tapi berselang beberapa jam saja kemudian tulang tulang yang hancur itu bisa kembali utuh dengan sendirinya tanpa saya ketahui sebelum nya" Kali ini Dokter itu memberikan dua hasil poto rontgen berbeda antara sebelum permerikasaan dan sesudah pemeriksaan pada pak dosen lengkap dengan beberapa bait kalimat kedokteran yang ia tulis diatas kertas hvs.
"Kedua, saya heran dengan pasien itu karena dilihat dari sisi detak jantung detak jantung nya terdengar berdetak normal sama seperti manusia pada umum nya tapi ketika tanpa sengaja saya mendekatkan telinga ke hidung nya disana saya sama sekali tidak mendengar bunyi hembusan nafas setitik pun keluar dari hidung atau mulut nya, Selanjut nya saya coba hal lain untuk memastikan bahwa pasien tersebut dalam keadaan meninggal atau tidak lewat aliran darah dan denyut nadinya tapi saya kembali terkejut dia benar benar dalam keadaan hidup dengan utuh"
"Bahkan ada hal yang benar benar membuat saya gila sesaat adalah ketika seluruh luka bahkan setetes darah yang berada ditubuh nya itu hilang tak berbekas" Jawab Dokter itu dengan mata yang mengerenyit tajam.
"Maka dari itu tolong jelaskan pada saya pak, karena bertahun tahun saya menjadi dokter baru kali ini saya menangani peristiwa yang benar gak akan pernah ada dua nya lagi seperti ini" Ucap Dokter tersebut menambahkan.
Pak Dosen sebenarnya lebih tahu bahwa awal akhir pasti Dokter tersebut akan menanyakan hal ini padanya, pada akhirnya sebisa mungkin Pak Dosen mencari cara untuk menutupi hal aneh itu dengan berbagai alasan yang terdengar lebih logis untuk disampaikan ulang hingga mampu diterima dengan sangat baik.
"Saya sebenarnya cukup kaget juga mendengar pertanyaan anda pak, tapi saya meyakini betul bahwa pasien yang saya bawa adalah orang sekaligus kembali saya membenarkan juga bahwa pasien tersbeut adalah keponakan saya" Balas Pak Dosen menutupi segalanya dengan kebohongan.
"Tapi untuk ketidak logisan itu mungkin itu yang disebut dengan keajaiban semesta ataupun kebesaran Tuhan yang masih menyayangi keponakan saya itu pak" Balas Pak Dosen kembali menambahkan kebohongan nya.
"Apa saudara tidak menyembunyikan hal ganjil pak?" Ucapan dokter tersebut di iringi dengan tatapan tajam yang terasa menembus mulus kedalam Pupil mata. sebuah tekhnik Psikologis yang biasanya bisa dipakai untuk mengetahui kejujuran lawan bicaranya.
"Saya benar benar tidak tahu pak, Jika seandinya dari awal saya tahu bahwa keponakan saya bisa meregerasi kan luka dengan penyembuhan yang cepat mustahil saya bawa dia ketempat ini" Balas Pak Dosen mencoba meyakinkan.
Dari luar dari jarak yang cukup jauh dimana tempat Pak Dosen tadi terduduk Wilis nampak tertawa tawa kecil dengan sendirinya. Hal itu disebabkan saat sensorik indra ke enam nya dengan sengaja menguping pembicaraan diruangan itu.
(Bersambung Ke Part 10)