NovelToon NovelToon
Private Tutor

Private Tutor

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yutantia 10

Untuk mengisi waktu senggang diawal kuliah, Om Raka menawari Alfath untuk menjadi tutor anak salah satu temannya. Tanpa fikir panjang, Alfath langsung mengiyakan. Dia fikir anak yang akan dia ajar adalah anak kecil, tapi dugaannya salah. Yang menjadi muridnya, adalah siswi kelas 3 SMA.

Namanya Kimmy, gadis kelas 3 SMA yang lumayan badung. Selain malas belajar, dia juga bar-bar. Sudah berkali-kali ganti guru les karena tak kuat dengannya. Apakah hal yang sama juga akan terjadi pada Alfath?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

S2 ( Bab 26 )

Cinta itu memang gila. Sepertinya kalimat itu sangat cocok untuk Alfath. Sepanjang perjalanan pulang dari pasar malam sampai rumah, bahkan saat mandi pun, dia masih senyum-senyum sendiri. Bayangan wajah Kimmy tidak bisa lepas dari ingatannya. Memang makin cantik saja gadis itu. Sekarang, dia merindukannya, merindukan wanita yang baru dia temui beberapa jam yang lalu.

Tak mau lebih lama tersiksa rindu, selasai mandi, Alfath mengambil ponsel. Niat hati ingin menelepon Kimmy, namun dia malah mendapatkan panggilan masuk dari Hana. Seketika, dirinya seperti terlempar pada kenyataan saat ini, jika ada Hana diantara dia dan Kimmy. Hana, gadis itu yang paling akan terluka saat dia memutuskan untuk bersama Kimmy.

"Assalamu'alaikum, Mas," sapa Hana dengan suara lembutnya. Memang seperti itulah Hana, tutur kata dan hatinya sangat lembut. Mungkin jika 100 ibu dikumpulkan dan di suruh memilih calon mantu antara Hana dan Kimmy, bisa dipastikan jika 90 persen dari mereka pasti akan memilih Kimmy. Kimmy memang telah bertransformasi menjadi gadis sholehah, tapi jika dibandingkan dengan Hana yang mondok sejak lulus SD dan sejak dini sudah diberi background agama yang sangat kuat, Kimmy jelas kalah telak.

"Waalaikumsalam salam, Han."

"Maaf, malam-malam mengganggu istirahat Mas Al."

"Iya, gak papa. Ada apa?"

"Tadi aku sudah menghubungi WO." Alfath meraup wajahnya dengan telapak telapak tangan mendengar Hana menyebut WO. "Senin depan, Mas ada waktu gak? Aku mau bikin janji ketemuan sama WO hari itu jika Mas ada waktu."

Alfath membuang nafas kasar.

"Ada apa, Mas? Mas gak bisa ya hari senin depan?" Rupanya Hana mendengar suara helaan nafas Alfath dan mengambil kesimpulan.

"Bukan begitu, Han, tapi.... "

"Tapi apa, Mas? Mas Alfath gak cocok sama WO pilihan Mama? Kita bisa ganti WO lain kalau Mas kurang cocok. Apa mungkin, Mas punya kenalan WO? Hana nurut Mas Al saja, gimana enaknya."

Dada Alfath berdenyut nyeri. Dia akan menyakiti hati gadis sebaik Hana. Astaga, kenapa dia mendadak merasa menjadi pria paling jahat sedunia.

"Han, besok kamu ada waktu gak, ada yang pengen aku omongin sama kamu?"

"Sama aku aja, atau.. "

"Sama kamu aja."

Perasaan Hana mendadak tidak enak. Feelingnya mengatakan jika ada yang salah, karena selama ini, Al tidak pernah mengajaknya bertemu hanya berdua.

"Kalau boleh tahu, soal..... apa, Mas?"

"Aku gak bisa ngomong melalui telepon, kita ketemuan besok."

Perasaan Hana makin tak karuan. Sesuatu yang tidak bisa diobrolin melalui telepon, selalunya sesuatu yang sangat serius.

"Sepertinya gak bisa kalau besok, aku nemenin Mama kontrol ke rumah sakit. Gimana kalau lusa saja?"

"Baiklah."

"Ya sudah kalau begitu, aku tutup ya, Mas. Sudah malam, Mas pastinya juga mau istirahat. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

Alfath menghela nafas panjang lalu menjatuhkan bobot tubuhnya di atas ranjang. Secepatnya, dia harus mengakhiri hubungan dengan Hana. Dia yakin, pasti bakal terjadi kehebohan nantinya, mengingat sebulan yang lalu, dia sudah memutuskan menerima perjodohan ini. Dan Mamanya, wanita itu pasti akan menjadi orang yang paling marah sekaligus kecewa dengan keputusannya. Namun pernikahan adalah ibadah terpanjang. Dia tak mau jika masa yang seharusnya mendatangkan banyak pahala, justru mendatangkan banyak dosa baginya. Menikah tapi mencintai wanita lain, bukankah itu termasuk mendzolimi.

Alfath memijit kepalanya yang terasa pusing. Kenapa juga Kimmy baru muncul sekarang, saat dia sudah mengiyakan perjodohan ini, kalau saja, Kimmy datang sebulan yang lalu, semuanya pasti tidak akan serumit ini. Namun apapun itu, dia masih bersyukur karena Kimmy hadir disaat dia belum resmi menikah dengan Hana. Baru memikirkan Kimmy sebentar, dia sudah sangat merindukan gadis itu. Dia melihat jam di ponsel, sudah pukul 10 lebih, apakah gadis itu sudah tidur?

Di kamarnya, di sebuah apartemen ukuran studio, Kimmy berbaring sambil menatap ponsel. Dia teringat kata-kata Alfath yang bilang akan meneleponnya, sejak tadi dia tunggu, tapi sampai sekarang, pria itu belum juga menghubunginya.

Dia bolak balik memiringkan badan ke kanan dan kiri, mencari posisi nyaman agar kantuk segera datang, namun yang ada, matanya malah terang benderang, tak ada rasa kantuk sedikitpun.

Kimmy menghela nafas panjang lalu mencari nomor Alfath di ponselnya. Jarinya sudah siap melakukan panggilan, namun urung karena gengsi. Masa perempuan telepon duluan.

"Emang salahnya apa cewek telepon duluan," Kimmy bermonolog. Dia kembali mengambil handphone yang tergeletak di sampingnya, mencari nomor ponsel Alfath. Namun saat hendak menelepon, dia kembali ragu. "Ayolah, Kim, gak papa telepon duluan," dia meyakinkan diri sendiri. Dia menarik nafas dalam lalu membuang perlahan, tangannya sudah mantap untuk menekan tombol telepon, namun sebelum itu, ponselnya sudah lebih dulu berdering. Senyumnya mengembang melihat nama Alfath di layar.

"Assalamu'alaikum."

Di seberang sana, baru mendengar suaranya saja, Alfath sudah meleleh. "Waalaikumsalam ukhti," sahutnya.

"Al, apaan sih, kok manggilnya gitu."

"Emang kenapa, gak suka? Maunya dipanggil apa? Sayang, cinta, bebi, atau... oh iya aku ingat. Honey kan, Honey seperti saat aku menggil kamu waktu di rumah Om Raka."

Kimmy senyum-senyum sendiri, teringat saat Alfath tiba-tiba mengakuinya sebagai pacar di depan Abangnya.

"Kamu lagi apa?" tanya Alfath.

"Teleponan sama kamu."

Alfath terkekeh, pengen sekali bilang, udah tahu kaleee. "Sambil?"

"Sambil rebahan. Kenapa?"

"VC yuk, kangen."

"Enggak, malu."

"Malu, kenapa? Gak pakai baju?"

"Al," desis Kimmy. "Apaan sih."

"Oh iya, lupa, sekarang ngomongnya sama ukhti Kimmy, bukan si cewek bandel," Alfath tertawa cekikikan.

"Kamu lagi ngapain?" tanya Kimmy.

"Lagi teleponan sama kamu."

"Ish, udah tahu kali," sahut Kimmy kesal.

"Jangan marah, kan kamu yang ngajarin jawab kek gitu tadi," Alfath terkekeh. "Aku lagi kangen. Tahu gak, kangen siapa?"

"Tahulah."

"Cie..... GR."

Astaga, wajah Kimmy langsung terasa panas karena malu. Untung Alfath gak lihat, kalau lihat pasti makin diledekin karena saat ini, wajahnya memerah. Bisa-bisanya sih, dia kegeeran kayak gitu.

"Video call yuk, kangeennn... " Alfath merasa seperti kembali menjadi ABG labil yang baru jatuh cinta. Gini amat hidupnya, umur 28 baru ngerasain mesra-mesraan sama cewek.

"Masih baru ketemu loh, masa udah kangen?"

"Jadi kamu gak kangen nih?"

Kimmy menggigit bibir bawahnya, sebenarnya dia juga kangen, kangen berat malahan.

"Please, mau ya," bujuk Alfath.

"Ya udah bentar, aku pakai hijab dulu."

"Udah gak usah, lagian aku udah biasa lihat kamu gak pakai hijab."

"Al," tekan Kimmy sambil melotot, meski yang dipelototin gak bisa lihat.

"Bercanda, Honey, jangan ngambek dong. Ya udah, buruan pakai hijabnya, gak pakai lama."

Setelah memaki hijab dan memastikan penampilannya terlihat cantik, Kimmy mengubah telepon ke video call.

"MasyaAllah, cantik banget masa depan aku," puji Alfath sambil tak berkedip melihat Kimmy.

"Gini nih, jadi males kan, ngeliatinnya gitu banget," Kimmy pura-pura kesal padahal hatinya berbunga-bunga.

"Kamu tinggal sama siapa?"

"Sendiri."

Alfath menghela nafas sambil tersenyum getir. Dia merasa sangat kasihan pada Kimmy, diusianya yang masih muda, sudah tak memiliki orang tua. Mana saudaranya pada jauh semua.

"Gak usah kasihan gitu," Kimmy tersenyum getir. "Aku udah biasa mandiri sejak masuk pondok."

"Besok ketemuan yuk. Aku gak ada jadwal ngajar, cuma mau ketemuan sama klien dan bahas soal proyek hunian aja. Kamu bisa gak?"

Kimmy tak menjawab hanya mengangguk saja.

"Aku udah ngantuk," ucap Kimmy.

"Ya udah, bobok gih, aku temenin."

"Gak boleh, belum halal."

"Kan dari jauh, gak nyentuh juga."

"Tetep gak boleh, aku gak nyaman tidur dilihatin laki-laki. Lagian aku mau lepas hijab."

"Ya sudah kalau gitu. Met bobok, Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

1
Rika Hari
😂😂😂ndk tahan aku baca nya bikin emosi aja ank alula ini 😅😅😅
Rika Hari
astagfirullah 😂😂😂
Ina Karlina
dasar Al modus Mulu heran😁😁😁
Ina Karlina
Alhamdulillah Kimi hamil .. semakin bahagia ya Kim👍
Muji Erawati
Luar biasa
Ina Karlina
ada ada ajah ah kelakuan manten baru..nabati aja dsabar dikit apa🤣🤣🤣
Ina Karlina
siiip gasken babang👍💪💪
Ina Karlina
uuuh ayah Septian is the best 👍ayah yang sangat bijaksana 🥰
Ina Karlina
semoga aja mmh Nara berlapang dada mau menerima Kimmy
Ina Karlina
Pooh tidak semudah itu Alejandro😁cintamu masih butuh perjuangan...tetap semangat ya abang Al 😁😁😁
Ina Karlina
wah bisa makin benci tuh mmh Nara ke Kimmy😔😔
Ina Karlina
wah inilah alamat akan jadi huru hara gara gara Alfath..bisah kah mmh nya Al-Fath menerima Kimmy🤔🤔
Ina Karlina
cinta Al buat Kimmy.. tapi dia mau nikah sama Hana..aduuh kasihan Kimmy kalau tau Al sudah punya calon istri 😭
Ina Karlina
jangan bilang Hana suka sama Al..
Ina Karlina
ayo Thor lanjutkan..tapi jangan terlalu banyak jahat nya ya
Ina Karlina
terima aja Al .. daripada kamu nanti di kira bohong padahal emang bohong 😁😁😁
Ina Karlina
sekarang sih boleh pura pura pacar nanti nya mah jadi pacar beneran
Ina Karlina
ha ha ha syok ga tuh Al-Fath.. Ternyata anak didik nya se orang gadis remaja yang cantik 😁😁😁
MSIT
Luar biasa
Tri Pujiningsih
masak wo nya kimmy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!