[SEDANG PROSES REVISI]
Shakila Anara Ainur sudah pernah bertemu dengan berbagai jenis konsumen. Dari Ia yang hanya seorang karyawan toko sampai sekarang menjadi owner butik, rasanya tidak ada satupun konsumen yang belum pernah Ia temui. Namun, hari itu Ia bertemu dengan konsumen tidak terduga yang memintanya menjadi istri kedua.
Shakila tersinggung sebagai perempuan yang memiliki prinsip tidak ingin menjadi orang ketiga dalam pernikahan orang lain, tapi hatinya yang lembut dan tidak tegaan membawanya masuk ke dalam pernikahan poligami dengan Abian Devan Sanjaya sebagai kepala rumah tangganya.
Pernikahan itu membuat Shakila menjadi seorang ibu tanpa melahirkan anak, karena Abian dan istri pertamanya —Zahra sudah dikaruniai seorang putri cantik bernama Khansa.
Shakila sangat menyayangi Khansa sebagai putri dari suaminya, akan tetapi kesalahpahaman terjadi dan masalah demi masalah kian hadir dalam pernikahannya dengan Abian.
Bagaimana kisahnya? ikuti terus ya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Alquinsha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 : Ibu-ibu pengajian
Hari ini Abian mengisi kajian di Cirebon dengan tema poligami. Media sudah tahu tentang Abian yang memiliki istri selain Zahra. Kebetulan juga kali ini tema kajiannya tentang poligami.
"Jika hanya berpacu pada laki-laki boleh memiliki istri lebih dari satu, sudah pasti banyak laki-laki yang ingin menikahi banyak perempuan," Abian dengan gaya santainya bicara melalui mic di tangannya.
Tidak akan ada yang menyangka dai muda yang berdiri di hadapan para jamaah itu sudah menikah dan bahkan sudah memiliki satu anak perempuan yang sekarang ikut hadir diantara para jamaah bersama neneknya.
Penampilan Abian ketika mengisi kajian seperti seorang idola yang sedang menghadiri acara penggemar. Abian memakai pakaian casual dengan jam tangan yang melingkar di salah satu tangannya.
"Tapi poligami tidak mudah, pak, mas. Apalagi jika tujuan kalian menikah untuk mengikuti apa yang Rasulullah lakukan," Abian menatap jamaah yang hadir disana. Ada laki-laki dan perempuan yang hadir, tapi masih lebih didominasi oleh perempuan.
Sebagian jamaah yang hadir bukan karena tema kajiannya, tapi karena ada Abian yang menjadi pengisi kajian. Begitu banyak yang menyukai Abian karena caranya menyampaikan kajian.
"Kalian ingin mengikuti Rasulullah yang memiliki istri lebih dari satu, tapi kalian tidak mampu atau tidak mau melakukan yang Rasulullah lakukan terhadap istri-istri beliau, mana bisa seperti itu?"
Abian menjelaskan bagaimana seharusnya seorang suami memperlakukan istri-istri mereka sesuai dengan yang sudah diatur oleh Allah SWT dan dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW. Setelah Abian menyampaikan banyak hal, Ia menyelipkan kisahnya berpoligami di depan para jamaah.
"Saya berpoligami, saya menikah dengan istri kedua saya Shakila atas permintaan mendiang istri saya Zahra," Abian menghentikan ucapannya sejenak sambil menatap kearah jamaah-jamaahnya.
Jamaah yang hadir tanpa mengenal Abian nampak terkejut karena ternyata anak muda di hadapan mereka memiliki dua istri, terutama ibu-ibu yang berharap Abian menjadi menantu mereka.
"Istri-istri saya akur dan mereka tidak banyak menuntut kepada saya. Kalian mau tahu apa rahasia mereka akur?" tanya Abian pada para jamaah.
Abian kembali bicara setelah beberapa saat terdiam menunggu jawaban jamaah, "mendiang istri pertama saya Zahra sakit leukimia dan divonis oleh dokter hidupnya tidak akan lama lagi. Lalu istri kedua saya Shakila, dia selalu mengingat kematian bahkan sudah menyiapkan kafan untuk dirinya sendiri"
Ada setetes air disudut mata Abian saat menceritakan tentang istri-istrinya. Ia kembali mengingat momen saat Zahra meninggal dan Shakila dinyatakan koma.
Para jamaah ibu-ibu lebih tidak percaya lagi saat mendengar bahwa Abian sudah ditinggalkan istri pertamanya diusia semuda itu. Banyak laki-laki di zaman sekarang yang seusia dengan Abian yang belum menikah, tapi Abian sudah kehilangan istrinya.
Abian tidak mengatakan istri pertamanya meninggal, tapi mendiang adalah sebutan untuk orang yang sudah meninggal dan Abian juga mengatakan bahwa istri pertamanya itu mengidap penyakit.
Jamaah yang tidak mengenal Abian pun langsung tahu bahwa Abian sudah kehilangan istri pertamanya. Tanpa perlu dijelaskan dengan kata-kata, panggilan mendiang sudah menjelaskan semuanya.
"Rahasianya karena mereka perempuan yang dibayangi oleh kematian dan perempuan yang selalu melihat kematian ada di depan matanya," lanjutnya.
Jamaah yang mendengarkan dengan hati mereka menangis mendengar apa yang Abian katakan. Ada beberapa yang hanya diam dan mendengarkan, tapi mereka tetap merasa sakit di hati mereka.
"Istri Anda di rumah cemburuan, pak, mas?" sekarang Abian mengkhususkan pertanyaan pada jamaah laki-laki yang hadir disana.
Jamaah laki-laki langsung heboh, karena banyak dari mereka yang memiliki istri cemburuan. Dan memang sepertinya semua istri ditakdirkan untuk cemburuan.
"Anda harus bersyukur istri Anda cemburuan, pak, mas. Saya malah cemburu karena yang diingat istri-istri saya kematian," Abian tersenyum tapi tidak bisa menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca.
Di hadapan para jamaah Abian mengungkapkan perasaannya yang tidak pernah Ia ungkapkan kepada istri-istrinya. Abian cemburu karena istri-istrinya lebih sering mengingat kematian dibandingkan dirinya.
"Ustad!" seorang ibu mengangkat tangan tidak lama setelahnya. Sepertinya ibu-ibu itu ingin mengajukan pertanyaan pada Abian.
"Iya, bu? ada apa?" tanya Abian pada ibu-ibu tersebut, "panitia, tolong kasih micnya pada si ibu."
Panitia datang memberikan mic pada ibu-ibu yang memanggil Abian. Sesaat semua pandangan tertuju pada ibu-ibu sebelum akhirnya sang ibu mengajukan pertanyaan pada Abian.
"Assalamu'alaikum, ustad. Mohon maaf berarti istri pertama ustad sudah meninggal ya?" tanya si ibu takut dirinya salah mengira hal itu.
"Iya, betul. Istri saya baru meninggal bulan kemarin," Abian tetap menjawab dengan sopan meskipun hal itu kembali mengingatkannya pada kematian Zahra.
"Kalau begitu bagaimana kalau ustad menikah lagi saja dengan anak saya?" ucap ibu tersebut membuat semua orang disana heboh.
"MasyaAllah, bu," pembawa acara langsung menyahuti si ibu sementara Abian hanya tersenyum menanggapi apa yang baru saja si ibu katakan.
"Hati-hati, bu. Istri kedua saya sekarang sedang bersama adik iparnya di rumah sakit, dan adik iparnya sedang menonton siaran ini. Takutnya istri saya tiba-tiba bangun dari koma dan datang kesini untuk melabrak ibu," ucap Abian diselingi candaan.
Jamaah tidak enak untuk tertawa karena Abian baru saja mengatakan istri keduanya sedang koma, tapi Abian masih tetap menunjukkan senyumannya di depan para jamaah.
"Saya belum pernah melihat istri saya cemburu, tapi takutnya nanti istri saya cemburu," tambahnya.
Adiba yang berada di rumah sakit menonton siaran kajian Abian dan Annisa yang berada diantara jamaah bersama Khansa hanya tersenyum mendengar perkataan Abian.
Mereka tahu Abian masih kehilangan dan sedih atas apa yang menimpa istri-istrinya, tapi setidaknya sekarang Abian tersenyum karena ucapan ibu-ibu yang ingin menikahkan anaknya dengan Abian.
"Oh ya, istri kedua saya mengalami musibah dan sekarang sedang koma di rumah sakit. Mohon doanya kepada para jamaah disini supaya istri saya kembali sehat dan kembali pada saya," ucap Abian beberapa detik berikutnya.
"Maaf ya, bu. Saya sudah cukup dengan istri saya meskipun istri saya sekarang belum bisa berada di samping saya. Saya doakan semoga putri ibu mendapat jodoh terbaik," ucap Abian pada ibu yang ingin menikahkan putrinya dengannya.
Ibu-ibu itu hanya tersenyum malu karena jamaah lain mulai menyorakinya. Gagal sudah harapannya memiliki menantu seorang ustad seperti Abian.
"Coba sapa istrinya di kamera, ustad. Siapa tahu istri Anda langsung siuman setelah disapa oleh Anda disini," ucap pembawa acara mengikuti candaan Abian sebelumnya.
Pembawa acara itu meminta kameramen mendekat pada Abian supaya Abian bisa menyapa istrinya di kamera.
Abian ragu untuk bicara. Tapi karena terus didesak oleh pembawa acara dan juga para jamaah, Abian akhirnya menyapa Shakila di kamera.
"Assalamu'alaikum, Shakila," Abian tidak tahu harus bagaimana menyapa istrinya yang sedang koma, jadi Ia hanya mengatakan, "sayang, suamimu digoda oleh ibu-ibu disini, ayo bangun dan selamatkan suamimu."
jdi istri nya tetep 2 ya kan Bu😁😁😁
harusnya kalo mau nikah lagi yaa nunggu jadi duda dulu😁😁aq team monogami, jadi rada nyesek kalo baca cerita gini....untung aja ini di dunia hallu😁🙏🙏
sabarr ya Damm😁😁