Dia meninggalkan kemewahan demi untuk hidup sederhana. bekerja sebagai pengantar makanan di restoran miliknya sendiri.
Dan dia juga menyembunyikan identitasnya sebagai anak dan cucu orang terkaya nomor 1 di negara ini.
Dia adalah Aleta Quenbi Elvina seorang gadis genius multitalenta.
"Ngapain kamu ngikutin aku terus?" tanya Aleta.
"Karena aku suka kamu," jawab Ars to the point.
Penasaran dengan kisah mereka? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
.
.
.
Aleta turun dari motornya dan berjalan menghampiri penjaga pintu gerbang tersebut.
"Pak, buka pintu gerbangnya atau aku jebol tembok itu," ancam Aleta.
Tapi kedua penjaga gerbang tersebut tidak menggubris, mereka malah mengejek Aleta.
"Hey, Neng. Mau jebol tembok? Jangan bercanda atuh Neng," tanya penjaga 1.
Aleta tersenyum sinis, "kita lihat saja nanti."
Tapi kedua penjaga itu malah tertawa. Saat keduanya asik tertawa hingga tidak menyadari kalau Aleta sudah menyemprot kan cairan yang bisa menghancurkan tembok dan benda keras lainnya.
Aleta menyemprotkan nya cukup lebar sehingga bisa muat untuk mobil keluar apalagi motor.
"Sudah puas ketawanya?" tanya Aleta dengan nada dingin.
Keduanya pun berhenti tertawa. Aleta kembali menghampiri tembok tersebut dan menendangnya. Tembok yang begitu tinggi dan tebal runtuh seketika.
Kedua penjaga tercengang melihat tembok besar itu runtuh. Aleta kembali ke motornya dan segera naik.
"Katakan kepada tuan muda kalian, jika ingin selamat jangan berurusan denganku," ancam Aleta. Kemudian Aleta pun pergi dari tempat itu dengan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.
Pietro datang ketempat itu dengan mobilnya berharap akan bertemu Aleta. Tapi saat tiba didekat gerbang, Pietro juga tidak kalah tercengang melihat tembok besar itu runtuh.
"Siapa yang melakukan ini?" tanya Pietro.
"Tu-tuan, maafkan kami. Gadis itu berhasil kabur dengan menjebol tembok," ucap penjaga 1.
"Tidak mungkin, itu mustahil," kata Pietro.
"Benar Tuan, hanya dengan sekali tendang tembok tersebut runtuh," kata penjaga 2.
"Dan katanya lagi, kalau tuan muda ingin selamat, jangan berurusan dengan gadis itu," ucap penjaga 1.
"Siapa dia sebenarnya? Apakah gadis itu manusia super?" batin Pietro.
Kemudian Pietro masuk kedalam mobil dan bermaksud ingin mengejar gadis itu. Pietro keluar tidak lagi melalui pintu gerbang, tapi melalui tembok yang sudah runtuh tadi.
"Aku harus cari tau tentang gadis itu, sepertinya dia bukan gadis sembarangan," batin Pietro.
Pietro akhirnya tiba di restoran tempat Aleta bekerja, tapi Pietro melihat Aleta sedang bersama seorang pria.
"Bukankah itu tuan Al? Apa hubungan mereka? Mengapa mereka terlihat begitu mesra?" batin Pietro. Berbagai pertanyaan terlintas dipikirannya.
Kesimpulan yang ia dapatkan hanyalah, bahwa mereka sepasang kekasih. Karena mereka terlihat begitu mesra.
"Ternyata gadis itu kekasih nya Tuan Al," gumam Pietro.
"Saingan ku cukup berat, tidak hanya sebagai saingan bisnisku, ternyata dia juga saingan gadis incaranku," batin Pietro.
Pietro masih setia menunggu didalam mobil miliknya. Memperhatikan kedua insan berbeda gender itu.
Tidak berapa lama keluar Dara dan bergabung dengan Aleta dan Aldebaran. Pietro masih disitu menyaksikan semuanya.
Kemudian Aldebaran pulang, dan Aleta masuk kedalam mobil Dara. Karena mereka akan berbelanja di supermarket terdekat.
"Aku yang nyetir," pinta Aleta. Dara pun menyerahkan kunci tersebut.
Mereka pun berpisah, Aldebaran pulang ke rumah, sementara Aleta dan Dara ke supermarket.
"Ada yang mengikuti kita," ucap Dara saat mereka baru keluar dari kawasan restoran.
"Biarkan saja, paling orang g*la yang mau minta ganti rugi," jawab Aleta enteng.
"Maksudnya?" tanya Dara.
"Sudah tidak usah dibahas," jawab Aleta.
Pietro terus mengikuti mereka, Aleta dengan jahilnya mengeluarkan benda tajam yang bisa menembus ban mobil, benda tersebut seperti paku, tapi berbentuk segitiga. Sehingga dari sisi manapun bisa menembus ban mobil jika terkena benda itu.
Dan benar saja, keempat ban mobil Pietro bocor karena terkena benda tersebut.
"S*al," umpat Pietro. Ia segera keluar dari mobil dan melihat ada benda menancap di ban mobilnya tersebut. Bukan hanya satu tetapi empat ban mobilnya.
"Aaaaaaaaaaahhh...!" teriak Pietro. Pietro keluar dari mobilnya dan melihat semua ban mobilnya bocor.
Pietro menendang ban mobil tersebut, "siapa sebenarnya gadis itu?"
Pietro pun menelpon bawahannya untuk menjemputnya, dan menelepon pihak bengkel untuk menjemput mobilnya.
"S*al banget aku hari ini, tadi di tinju dan dibanting oleh gadis yang sama, niat hati ingin mendekatinya, tapi malah dapat hal seperti ini," gumam Pietro.
Sementara Aleta sedang tersenyum didalam mobil, membuat Dara merasa heran. Dara tidak mengetahui kalau mobil yang dibelakang mereka mendapat masalah.
"Kenapa kamu senyum-senyum?" tanya Dara.
"Senang aja," jawab Aleta santai.
"Kirain ...." Dara tidak melanjutkan perkataannya.
"Jangan pikir yang aneh-aneh, nanti aku pecat kamu jadi manusia," kata Aleta.
"Kalau aku di pecat jadi manusia, berarti jadi hantu dong," ucap Dara.
"Tuh tahu," kata Aleta.
"Ih, ngeri banget sih kamu, jadi cewek kok bar bar," kata Dara.
"Biar gak ada yang ambil kesempatan dalam kesempatan," jawab Aleta.
"Kesempitan kali," ucap Dara membetulkan kalimat Aleta.
"Itu berlaku kalau ditempat sempit, kalau kita berada ditempat terbuka masa dibilang kesempitan," jawab Aleta tak mau kalah.
"Kenapa sih kamu gak mau belajar ilmu beladiri?" tanya Aleta tanpa menoleh ke Dara.
"Gak ah, aku mau jadi cewek feminim," jawab Dara.
Aleta tersenyum, "padahal kalau pandai karate atau semacamnya lebih menguntungkan untuk menjaga diri sendiri," batin Aleta.
Tapi ia tidak mungkin memaksa sahabatnya itu. Pernah dulu Aleta menawarkan Dara untuk belajar taekwondo, tapi Dara menolak. Aleta cuma menyarankan saja, dan tidak memaksanya.
Akhirnya mereka sampai di sebuah supermarket yang terkenal di kota ini. Aleta memarkirkan mobil Dara. Kemudian keduanya pun keluar dari mobil. Berjalan beriringan memasuki supermarket tersebut.
Keduanya mengambil troli masing-masing. Aleta berbelanja untuk keperluan sehari-hari, terkadang kalau pagi dan malam hari ia makan dirumah. Kalau siang hari ia makan di restoran. Terkadang kalau malas masak Aleta makan dipinggir jalan.
"Banyak yang ingin dibeli nih," gumam Aleta.
Saat Aleta mengambil barang yang ingin dibelinya, seseorang menabrak tubuhnya. Aleta masih tetap ditempat, sementara gadis itu terduduk dilantai.
"Heh, Lo jalan pakai mata dong," ucap orang itu.
"Bukannya kamu yang nabrak aku?" tanya Aleta.
"Lo ...!" tunjuk wanita itu.
"Kenapa sayang?" tanya seorang pria paruh baya.
"Cewek itu, sayang," lapor wanita itu dengan nada manja.
Aleta mencebikkan bibirnya melihat tingkah wanita itu.
"Siapa kamu?" tanya pria itu.
"Aleta," jawab Aleta singkat.
"Aku tandai kamu karena sudah berani membuat kekasihku terjatuh," ancam pria itu.
Aleta tersenyum smirk, "oke, aku tandai juga tuan, karena sudah berselingkuh. Biar istri tuan dipecat jadi suami dan istri tuan mengambil kembali hartanya."
Deg...
Pria itu termenung ditempatnya, hingga tidak menyadari kalau Aleta sudah pergi dari tempat itu.
Aleta mengeluarkan ponselnya dan mengetik entah apa yang ia ketik. Setelah itu ia tersenyum dan mengirim foto kepada pria itu.
Pria itu melihat ponselnya dan alangkah terkejutnya dia saat melihat foto mesra dengan selingkuhannya. Kemudian pria itu mendapat pesan dari nomor asing.
'Bagaimana kalau foto ini sampai ke istri anda, Tuan?'
.
.
.
ada aja tingkahnya 🤣🤣
ini kedua x nya aq kesini, saking sukanya dg karakter Aleta dan Ars /Grin//Grin/
suksess y thor...