Mencintai seseorang merupakan suatu fitrah yang berasal dari diri sendiri. Bentuk ungkapan kasih sayang terhadap lingkungan, benda maupun antar manusia. Tidak ada yang melarang jika kita mencintai orang lain, namun apa jadinya jika perasaan itu bersemi dan melabuhkan hati kepada seseorang yang sudah memiliki pasangan?
Ameera Chantika, seorang mahasiswa semester akhir berusia 21 tahun harus terjebak cinta segitiga dimana ia menjadi orang ketiga dalam sebuah hubungan rumah tangga. Ia mencintai seorang pria bernama Mark Pieter.
Akibat sebuah kecelakaan, memaksa gadis itu menerima pertanggung jawaban dari Mark seorang pria yang sudah merenggut kesuciannya. Hingga suatu hari Ameera mendapati sebuah kenyataan pahit yang membuatnya harus ikhlas menjadi istri kedua tanpa dicintai suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERLAYAR KE PULAU CINTA
"Oke, aku tidak akan memancing emosimu lagi."
"Jika kamu mau bercerita, aku siap menjadi pendengar setia."
"Kemarin aku bertemu dia di rumah sakit. Ketika aku sampai, di kamar hanya ada papa saja. Aku menunggu cukup lama di sana, saat Mark kembali ia membawa Ameera dan ketua kelompok magang. Kamu tahu sendiri bagaimana reaksiku dan papa."
"Usia kandungan gadis itu berapa bulan?"
"Empat bulan."
"Mark sering menginap di rumah gadis itu?"
"Tidak!" Stevanie menggeleng-gelengkan kepala.
"Sudah lama Mark tidak menginap di sana, terakhir kali saat kami bertengkar."
"Vanie, sampai kapan sifat egois menguasaimu. Apa kamu tidak takut Mark akan berpaling dan meninggalkanmu?" tanya Martha serius.
"Maksudmu?"
"Kalian sudah menikah selama tiga tahun dan kamu tahu bahwa Mark begitu mendambakan seorang anak. Ia mengalah demi kebahagiaanmu hingga akhirnya sebuah tragedi menimpa pernikahan kalian, Mark memiliki anak dari perempuan lain. Apa kamu tidak takut kelak Mark benar-benar mendepakmu dari kehidupannya dan memilih hidup bahagia bersama keluarga baru?"
"Jika itu terjadi, kamu hanya akan menderita dan hidup sebatang kara. Aku yakin, Tuan Ibrahim lambat laun akan menerima kehadiran perempuan itu apalagi ia sedang hamil benih suamimu. Hati manusia tidak ada yang tahu!" Martha mencoba memperingatkan sahabatnya.
Seketika raut wajah Stevanie berubah, senyuman di wajahnya berganti menjadi raut kecemasan. Ia menyadari selama ini dirinya memang terlalu egois, tidak mementingkan perasaan Mark padahal pria itu sudah banyak berkorban untuknya.
"Saranku, sebaiknya kamu mengalah dan mengabulkan keinginan Mark. Lagipula sudah saatnya kamu rehat dari dunia model. Kamu sudah berkecimpung di dunia model selama sebelas tahun."
"Banyak kok model papan atas sudah menikah dan memiliki anak kemudian kembali ke dunia model asalkan kamu bekerja keras untuk mengembalikan bentuk tubuh pasca melahirkan."
"Kujamin deh, Mark akan semakin mencintaimu dan melupakan perempuan itu!"
"Coba kamu pertimbangkan matang-matang ucapanku. Kamu tidak mau kan jika perempuan itu menjadi Nyonya Muda Pieter!"
"Tidak, itu tidak akan terjadi!" bentak Stevanie sembari membuang gelas kosong ke lantai hingga membuat gelas tersebut pecah dan berserakan di lantai.
"Maka dari itu, mulai rencanakan untuk menjalani program hamil dan minta Mark menemanimu."
"Kamu benar Tha, aku harus bertindak demi keutuhan rumah tanggaku!"
Paling tidak, dengan kehadiran anak dalam rumah tangga, Mark akan semakin mencintaiku. Seluruh kasih sayangnya tercurahkan hanya kepadaku dan gadis itu tidak memiliki kesempatan untuk merebut kebahagiaanku. (Stevanie)
"Nah gitu dong, ini baru Vanie yang kukenal. Wanita tangguh dan ambisius. Lagipula, aku tidak suka dengan pelakor macam madumu itu. Berpura-pura menjadi korban padahal ia sengaja merencanakan semuanya demi merebut kekayaan keluarga Pieter."
"Kamu harus waspada terhadap perempuan itu, jangan sampai terkecoh!"
"Baik, aku akan mendengar semua nasihatmu. Terima kasih Tha."
***
Malam harinya, Mark baru saja keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk menutupi bagian pinggangnya. Sisa air meluncur dari atas dan sirna dibalik handuk putih yang ia kenakan. Pria itu berjalan menuju ruang wardrobe dan memilih piyama untuk digunakan.
Saat Mark kembali ke ranjang, ia terpana melihat penampilan istrinya yang begitu sexy. Wanita itu menggunakan gaun malam yang super sexy dan menerawang hingga memperlihatkan bagian-bagian tertentu yang mampu membangkitkan hawa napsu.
Mark menelan saliva susah payah, penampilan istrinya malam ini begitu menggoda iman namun ia harus menahannya karena ada hal penting yang harus dibicarakan mengenai nasib Ameera dan bayinya.
Pria itu masih mematung di depan, mencari kata yang pas untuk memulai percakapan.
"Vanie, ada hal penting yang ingin kusampaikan."
"Aku juga mas."
"Kamu mau bahas apa?"
"Kamu saja dulu, mau bicara apa?"
Stevanie menghampiri suaminya dan memeluk pria itu dari arah belakang.
"Aku setuju untuk memiliki anak, mas," ucap Stevanie.
Mark tercenggang mendengar ucapan Stevanie namun sesaat kemudian matanya berbinar dan rona bahagia terpancar di wajahnya.
"Kamu serius sayang?" tanya Mark tak percaya.
"Serius. Jika kamu mau, besok kita ke dokter kandungan memulai program hamil. Bagaimana?"
"Baik, besok aku akan mengantarmu ke dokter."
Stevanie berjalan ke hadapan suaminya. Ia mulai mencium bibir tipis suaminya, melum*tnya dengan rakus, menciumi leher dan kini tangannya mulai meraba dada bidang pria itu.
Mark begitu menikmati setiap sentuhan Stevanie, ia mengerang saat istrinya mulai menyentuh bagian sensitif pria itu. Mark terlalu menikmati permainan istrinya hingga melupakan niatnya untuk membahas nasib Ameera.
Perlahan-lahan Mark mulai memulai aksinya mencumbu Stevanie di atas ranjang, hingga akhirnya mereka melakukan pergulatan panas berujung kenikmatan dunia yang hakiki.
Satu jam bercinta membuat Mark sudah tak sanggup menahan gelombang besar yang menghampiri dirinya, ia segera menumpahkan cairan kenikm*tan ke dalam rahim istrinya tanpa pengaman apapun.
Stevanie menerimanya dengan penuh suka cita bahkan ia sengaja meminta Mark membuang semua alat pengaman yang biasa digunakan ketika mereka bercinta.
"Vanie, terima kasih karena kamu sudah mau mengabulkan keinginanku," ucap Mark setelah menumpahkan semua isi mayonisenya tanpa tersisa ke dalam rahim Stevanie.
"Iya sayang, sama-sama. Aku bahagia jika kamu pun bahagia."
Mark menarik selimut menutupi sebagian tubuh Stevanie, ia mencium kening istrinya dan memandangi wajah wanita itu.
"Mengapa kamu berubah pikiran?"
"Karena aku ingin memberikan kebahagian kepadamu, sayang," Stevanie mencolek hidung suaminya menggunakan telunjuk.
"Jika anak kita lahir, pasti memiliki wajah rupawan sepertimu."
"Hanya karena itu?"
Mark merubah posisi tidurnya, kini ia tidur terlentang dan menatap langit-langit kamar.
"Kamu merajuk hah?" tanya Stevanie dengan suara manja.
"Menurutmu?"
"Ayolah Mark, aku hanya bercanda."
"Begitu saja kamu marah," ujar wanita itu.
Kini giliran Stevanie merajuk, ia membelakangi suaminya dan menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya.
"Mengapa kamu marah sayang?"
"Hei, aku hanya bercanda," Mark menarik selimut istrinya.
Pria itu meniup telinga Stevanie dan menggelitiki pinggangnya hingga membuat istrinya tertawa.
"Aw, mas ampun. Jangan teruskan lagi, susah cukup membuatku geli."
"Tidak akan, aku akan menggelitikimu hingga fajar terbit."
"Iih, kamu jahat sekali. Awas ya nanti aku balas," ancam Stevanie.
"Kamu sudah berani mengancamku hah?"
Kini Mark semakin intens menggelitiki tubuh istrinya. Membuat Stevanie meremang dan timbul hasratnya untuk disentuh kembali.
"Mas," ucap Stevanie saat matanya beradu pandang dengan Mark.
"Ada apa sayang?"
"Aku ingin kamu menyentuhku lagi," pinta wanita itu dengan mata sayu.
"Kamu serius?" tanya Mark tak percaya.
"Hu'um, aku ingin segera hamil dan kita bersama-sama membesarkan anak kita. Kamu mau kan menyentuhku lagi?" tanya Stevanie malu-malu.
Ia menyembunyikan wajahnya ke dalam selimut putih yang sudah basah akibat peluh yang jatuh akibat pergulatan panas mereka.
Mark membuka selimut tersebut seraya berkata "sesuai permintaanmu, sayang. Malam ini kita akan berlayar kembali ke pulau cinta."
Hayo, siapa di sini yang setuju Stevanie hamil. Acungkan tangan. 👆
Jangan lupa likenya ya Kak. ❤
"Selamat Menikmati"