"The Maid'S Revenge And Love"

Beberapa hari kemudian....

sebuah taman yang sepi tapi penuh dengan bunga-bunga yang Indah.

Mawar, tulip, Melati, Lavender, aster ada di satu taman meskipun berbeda-beda arena.

Seorang Pria memakai baju bangsawan yang sangat berwibawa dengan logo Kekaisaran dan tentu saja itu adalah Revan dengan baju kaisarnya yang berwibawa.

Siapapun orang yang melewati tempat itu pasti memberi dalam hormat ataupun membungkuk hormat.

Revan juga sedang membawa seorang anak laki-laki yang masih kecil dialah Malaze atau bisa dia panggil Laze.

Anak laki-laki itu memakai baju bangsawan juga, memiliki mata berwarna merah Ruby yang indah dan berambut coklat dengan pipi yang cabi.

Dia terlihat sangat menikmati perjalanannya dan melihat bunga-bunga sekitar dengan mata yang berbinar, seolah-olah ia jarang melihatnya.

Ia juga berjalan sambil melompat-lompat kegirangan dan sesekali mengikuti arah terbang kupu-kupu ataupun penasaran akan hal-hal baru.

Tapi untungnya Revan yang bersamanya itu dan berjalan di sampingnya terus menjaga anak itu dengan baik.

Tiba-tiba Revan yang merasa sedikit canggung dan pada akhirnya memilih untuk memulai percakapan.

"Laze.... "

"?? " Wajah penuh tanya dari laze.

Revan pun melanjutkan kalimatnya tentang apa yang ia pikirkan.

"Tidak bisakah kau memanggilku 'Kakak' dan berhenti memanggilku tidak sopan dengan menggunakan kata 'Kau'? "

Laze menggeleng dengan wajah yang agak di tekuk lalu kemudian ia berkata.

"Jangan harap kekesalan ku padamu sudah menghilang,karena kau telah menghancurkan aku, mana mungkin aku percaya begitu saja, memang ... hanya kak Elleis yang bisa dipercaya. huh! " ucap Laze sambil memalingkan wajahnya dengan wajahnya yang terlihat kesal itu....

Kemudian wajah dan soroti matanya yang tadinya terlihat kesal telah, menjadi mimik wajah sedih dan soroti mata sendu ke bawah

Laze pun berkata....

"Kak Elleis ... apakah ia akan kembali?, aku ingin dia kembali.... " rupanya Laze juga sudah tau tentang konflik permasalahan yang terjadi antara Revan dan Elleis.

Ia pun menundukkan sedih dengan sorot mata sendu...

Tiba-tiba tangan seseorang mengusap kepala Laze lembut.

Orang itu adalah Revan ia mengusap kepala Laze dengan lembut dan berkata

"Aku pasti akan membawanya kembali " tersenyum hangat "pasti... " mengepalkan tangan.

...~****************~...

Beberapa hari yang lalu...

Di Istana kaisar Malvictor....

beberapa jam sebelum Revan membebaskan Count Actime dan Marquez Couldie dan menaikkan jabatannya....

Di dalam penjara bawah tanah yang dingin dan gelap...

Penjara itu cukup gelap, juga hanya ada sedikit ventilasi.

Dua orang pria yang terlihat belum lama masuk ke penjara itu pun terlihat memakai baju bangsawan yang masih bagus terlihat sekali mereka memang seorang bangsawan yang baru saja masuk ke dalam sel. Mereka adalah Count Actime dan Marquez Couldie.

Mereka hanya diam dan tak berusaha kabur apalagi Count Actime yang terlihat sangat tenang meskipun terlihat banyak bekas luka sehabis perang dan tubuhnya juga terlihat masih lemah.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki di lorong antar sel penjara bawah tanah....

Tap... Tap.... Tap...

Seorang anak kecil ada di hadapan mereka dan dia adalah Laze.

Laze pun memberi salam terlebih dahulu dan berkata dengan mata serius dan ingin tau.

"Apa yang sebenarnya terjadi antara kakak dan kak Elleis?, sampai sejak saat itu kam Elleis tak pernah menampakkan diri pagi di hadapanku ... kalian pasti tau alasannya kan?, jadi ... tolong beritahu akau apa alasan yang membuat kakak dan kak Elleis bertengkar?" tanya Laze dengan serius.

Sementara itu Actime dan Couldie masih bingung dan ratu antara menjawab atau tidak, tapi pada akhirnya mereka memil8h untuk menjawabnya.

Setelah saling bertanya dan memandang satu sama lain.

Mereka pun menjelaskan semuanya pada Laze dan Laze hanya terlihat kaget tapi kemudian setelah cerita itu selesai Laze terlihat sangat sedih dan kecewa.

"Hiks ... Hiks ... kenapa Kak Elleis harus bermusuhan dengan kakak??, apakah aku akan bisa bertemu lagi dengan kak Elleis dan bermain bersama lagi?? " ucap Laze.

Kemudian Actime dan Couldie pun berkata

"Ya!, itu akan terjadi ... karena itu berdoalah agar mereka bisa jadi baik-baik saja.... "

"Kenapa?!, kenapa aku yang tak mendapatkan kasih sayang harus mengalami ini?! "

"Hiks ... hiks ... padahal aku baru saja mendapat kasih sayang dari kak Elleis! kenapa harus aku jika kau berniat menghilang kenapa kakak memberiku harapan dengan menemaniku?! " ucap Laze dengan nada tinggi sambil menangis.

Sementara itu ... bunyi suara langkah kaki kini terdengar kembali dan dengan sangat jelas.

Tap ... Tap ... Tap ...

Revan datang dan mendekat ke arah sel Actime dan Couldie.

Revan yang melihat Laze ada di sana pun bertanya.

"Laze ... kenapa kau ada di sini?, kembalilah ke kamarku!, aku ada urusan dengan beberapa tahanan sel disini. "

"Kenapa ... kenapa kau melakukan itu pada kak Elleis? ... andaikan kau tak melakukan itu kak Elleis pasti masih ada di sini, bermain dan memberiku kasih sayang yang takkan kudapatkan darimu ataupun orang lain! " teriak Laze.

Revan awalnya sempat masih bingung dengan apa yang Laze bicarakan, tapi kemudian ia tau bahwa Laze sudah tau semuanya kalau dia telah membunuh ayah tiri Elleis dan juga kakak tirinya....

"itu.... " balasnya ragu.

Kemudian ia mengambil nafas panjang dan kemudian mulai menceritakan secara rinci tentang apa yang terjadi sebenarnya hingga ia membunuh ayah tiri dan kakak tiri Elleis.

Setelah diceritakan panjang lebar pada Laze di tempat itu Laze pun masih menunduk tanpa mengatakan sepatah kata apapun.

sementara Actime dan Couldie, terlihat mereka cukup kaget tentang Kaisar yang akan melakukan suatu hal yang buruk, tapi mereka juga bersyukur karena telah mengetahui bahwa ini hanyalah kesalahpahaman.

Laze pun berkata....

"Percuma saja ... jika kak Elleis terus pergi ... aku takkan mendapat kasih sayang dan pelukan hangat itu lagi.... "

Tiba-tiba Revan memeluk Laze, sementara Laze sendiri awalnya agak bingung karena tiba-tiba kakaknya itu memeluknya dan awalnya Laze masih ragu tapi kemudian ia menikmati pelukan hangat yang baru pertama kalinya itu dari sang kakak sekaligus dari anggota keluarga kandungnya.

Kemudian Revan melepas pelukan itu, diikuti dengan Laze yang agak menatap heran.

"Kenapa ... kau tiba-tiba begini ? padahal dulu kau tak pernah melakukan hal baik untukku ... kenapa ... tiba-tiba...? " ucap Laze sembari memalingkan wajah.

...~****************~...

sementara itu di benak Revan

'Elleis ... aku tau keinginanmu salah satunya adalah Laze hidup bahagia dan aku bisa aku dengan Laze , aku juga sudah merenungkan kata-katamu padaku saat itu.... '

"Kenapa anda seperti ini?! dia hanya anak kecil yang butuh kebahagiaan!, seharusnya anak-anak dimasa seperti ini bahagia juga 'kan?! "

kau mengatakan itu saat aku jadi egois pada Laze.

Kau sangat benar....

Dulu aku terlalu egois pada Laze.

...~****************~...

Lalu kemudian setelah selesai mengingat memorinya itu Revan pun menjawab pertanyaan Laze.

"Karena kak Elleis juga menginginkan kita akur! " tersenyum.

'Dia juga tiba-tiba tersenyum ... kenapa sih?, apa dia sungguh-sungguh ingin memperbaiki hubungan?? ' batin Laze.

"Aku ingin sedikit bercerita tentang suatu hal, sebelum itu, aku ingin meminta maaf kepadamu Laze.... " ucap Revan dengan tatapan yang sulit diartikan.

'Bisakah aku percaya dan membuka hati ...? ' batin Laze.

"Baiklah ... ceritakanlah apa itu!" ucap Laze dengan memalingkan wajahnya dengan gengsi.

"Sebenarnya ... semua yang kulakukan padamu ... adalah didik kan ibu yang kau kenal itu, aku terlalu dendam padanya sehingga sekarang aku menyadari bahwa aku telah melakukan hal yang sama... " memalingkan wajah dengan tatapan penuh kesedihan.

"Itu saja?, JIKA HANYA INGIN BERKATA BEGITU UNTUK APA KAU KEMARI?! " teriak Laze dengan air mata yang mengalir.

"Laze tenanglah!, aku tau itu ... tapi ... kau ingin Elleis kembali 'kan?!, dia dulu meminta aku untuk berbaikan denganmu tapi aku menolak karena gengsi karena itu sembari menunggu ia kembali pada kita kita kabulkanlah dulu apa yang dulu menjadi keinginannya! "teriak Revan.

" Setidaknya kita bisa melakukan hal itu dulu.... "sambungnya.

Sesaat keheningan terjadi....

kemudian Laze pun bertanya....

"Apakah ... kakak ... juga pernah mengalami hal seperti aku?, atau bahkan ... lebih berat dari ini? " ucap Laze yang kini merasa simpati.

"ya... "

"saat itu..."

"Tiba-tiba dia memukulku juga sama seperti saat ia memukulmu, Laze"

"Dia mengangkat gelas itu dan... "

PRANG!

"Ya ... dia memukulku kepalaku"

"begitukah.... " ucap Laze simpati dan merasa bersalah.

"Dan satu lagi ... ibu yang kau kenal itu ... ia adalah ibumu tapi bukan ibuku dia ibu tiriku ..., aku pikir dia hanya melakukan itu pada anak tirinya tapi ternyata kau yang anak kandungnya pun mendapat hal yang sama"

"Jadi ... apa yang sebenarnya terjadi dulu? " tanya Laze.

Revan menarik nafas panjang dan menjelaskan masa lalunya dan apa yang terjadi.

"Jadi begitu...."

"Tapi kenapa ibu melahirkanku setelah anak kandungnya mati dan anak tirinya berhasil menjadi hebat? "

"Itu keinginan ayah, untuk memperbanyak keturunan dan mendidik semuanya dengan keras. " jawab Revan.

"Baiklah aku menerima permintaan maaf kakak. " ucap Laze sembari tersenyum.

Revan merasa sangat bersyukur mendengar hal itu.

"Tapi kakak harus mengajakku ke taman bunga kota! aku sudah lama sekali ingin kesana! " jawab Laze dengan mata berbinar.

"Ya, tentu... " jawab Revan dengan senyum tulus.

...~****************~...

Kembali ke saat ini di taman bunga tersebut....

"Ouhh iya!, satu lagi!, jika kak Revan ingin aku benar-benar memaafkanmu kakak harus berjanji!, kalau kakak ... pasti akan membawa kak Elleis kembali dan kalian berdua harus kembali dengan selamat! " mengacungkan jari kelingkingnya untuk simbol janji.

"Ya, tentu " jawab Revan sembari mengacungkan jari kelingkingnya dan membentuk simbol janji.

Tiba-tiba terlihat dari samping seorang wanita yang sedang menatap langit dan wanita itu memakai baju pelayan yang berwarna hitam pekat, rambut kepang ungu, dan mata ungu violet yang indah.

Juga dengan tampilan serba hitam yang cukup gotik dan garis-garis mata yang tebal, hitam dan tajam.

gadis menoleh dan dia adalah...

"Elleis! " seru Revan.