Arabella adalah gadis yang selalu mendapat julukan gadis apatis, gadis batu, gadis sombong, gadis angkuh dan masih banyak lagi julukan yang melekat padanya karena sikapnya yang antipati, dingin dan acuh tak acuh pada apapun disekitarnya.
Karena sikapnya itu membuat orang-orang di sekitarnya menjauh dan membencinya bahkan banyak yang mencacinya. Hal itu pula yang membuat seorang Elang Bahuwirya sangat membencinya.
Lalu apa jadinya jika Bella menjadikan sikapnya itu hanya sebagai topeng belaka. Topeng yang ia gunakan untuk menutupi segala luka di hatinya.
Dan bagaimana permainan takdir akan membawa Elang yang sangat membenci Bella malah saling terikat sebuah benang merah karena jebakan dari Bella.
"Walau di dunia ini hanya tersisa satu wanita, aku tetap tidak sudi mencintai gadis angkuh dan sombong sepertimu!!" ~Elang~
"Aku juga tidak mengharapkan itu!!" ~Arab
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7 + Visual
"Darimana kamu Elang semalam tidak pulang? Ingat kan kejadian terakhir saat kamu tidak pulang?" Nadia sudah mencegatnya saat baru menginjakkan kaki di rumah.
"Elang di apartemen Rayan Bun, tanya saja Rayan juka tidak percaya"
"Ingat Elang kamu sudah menikah, tidak baik meninggalkan istri kamu sendirian!" Nadia sudah lelah menasehati putranya itu untuk tidak membenci Bella.
"Bunda, jika istri Elang itu wanita yang Elang cintai maka tidak mungkin Elang akan meninggalkannya seperti ini. Tapi ini beda Bunda! Bunda tau sendiri hal itu" Elang memang Muak jika Bundanya membahas tentang Bella.
"Hati-hati dengan omongan kamu Elang. Allah lah yang maha membolak balikkan hati seseorang. Kamu tidak takut omongan kamu di dengar sama Allah?" Di mata Elang, Nadia memang lebih menyayangi Bella di banding dirinya yang anaknya sendiri.
Elang sudah tidak berani menjawab jika Nadia sudah membawa-bawa soal Tuhan-Nya.
"Ya sudah sini sarapan dulu habis itu baru siap-siap ke kantor" Nadia menyiapkan sarapan untuk anak semata wayangnya itu, yang seharusnya kini dilakukan oleh istrinya. Tapi Nadia juga tidak tau bagaimana keadaan putri sahabatnya itu saat ini.
***
Bella sudah rapi dengan pakaiannya yang fashionable. Karena dirinya seorang desainer maka wajar saja jika penampilannya seperti itu. Ditambah lagi wajah cantik dan kulit putihnya, apa lagi rambut panjang lurusnya yang membuat penampilannya semakin sempurna bak seorang dewi.
"Sudah siap kalian? Sadar diri juga ternyata" Sindir Bella kepada dua benalu yang sudah siap dengan koper-koper berisi semua barangnya.
"Iya Bella, rumah ini memang milik kamu dan sudah seharusnya kami pergi dari sini. Aku dan Mama pamit dulu, maafkan kami jika selama ini kami banyak salah" Marisa memberikan senyuman tipis kepada Bella.
"Dengan senang hati dan kalian memang banyak sekali salahnya" Balas Bella dengan senyum mengejek.
"Ayo sayang kita pergi. Kita pamit dulu,kamu jaga diri baik-baik" Mereka berdua menyeret kopernya keluar dari rumah Bella.
Bella berdecak pelan, karena melihat kedatangan Elang ke arahnya.
"Kalian mau kemana?" Elang melihat banyaknya koper yang Marisa dan Mirna bawa.
Marisa masih diam tak mau menjawab pertanyaan dari Elang.
"Tante?" Elang beralih ke Mirna yang sama bungkamnya.
"Jangan bilang kalau" Elang menatap Bella mencari jawaban dari wanita berwajah datar itu.
"Benarkah itu Bella? Kau mengusir mereka dari sini?" Tanya Elang dengan suarnaya yang dingin dan berat, seakan memendam amarah di dalamnya.
"Kau cukup pintar ternyata!" Bella tersenyum memperlihatkan sedikit giginya.
"Kenapa?" Tanya Elang lagi tak puas.
"Itu bukan urusanmu" Bella masih menatap Elang dengan datar.
"Kau benar-benar keterlaluan Bella. Berhentilah menjadi wanita angkuh dan keras kepala seperti itu!!" Desis Elang.
"Apa hak mu mengaturku!!" Bella menatap Elang tajam.
"Kau tanya apa hak ku? Aku suamimu kalau kau lupa!!" Elang juga mengeluarkan tatapannya yang tajam seperti Elang.
"Sudah pikun ternyata!! Baru kemarin mencaci maki sekarang mengakui ku sebagai istrimu" Sindir Bella dengan sinis.
"Arabella!!" Elang mengeram. Ingin rasanya mencengkeram bibir mungil yang sering mengeluarkan kata-kata pedasnya.
"Sudahlah Elang, tidak perlu memarahi Bella seperti itu. Apa yang dilakukan Bella tida ada salahnya. Ini rumah Bella dan memang seharusnya kita keluar dari rumah ini" Marisa masih saja memberikan pembelaan kepada Bella.
"Kamu masih saja membela wanita angkuh ini?" Geram Elang.
"Bukan membela, tapi memang kenyataannya seperti itu!!" Kini Marisa menegaskan suaranya.
"Lalu kalian akan tinggal di mana?"
"Kita akan kontrak rumah dulu di dekat sini untuk sementara waktu sambil mencari kerja" Ucap Marisa tak berani menatap Elang.
"Mencari kerja? Kamu masih jadi sekretaris ku Marisa. Untuk apa mencari kerja lagi?"
"Kamu pikir aku masih punya muka untuk datang ke perusahaan mu setelah pernikahan kita yang gagal. Semua orang akan membicarakan aku, dan aku tidak sanggup untuk mendengarnya!!" Ucap Marisa berapi-api, air matanya lolos membasahi pipinya. Hal itu tak luput dari pandangan Bella yang membuat gadis batu itu hanya geleng-geleng kepala.
"Tidak, aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Sudah ku katakan tidak akan ada orang yang berani berbicara buruk tentangmu. Kamu tetap harus kembali lagi menjadi sekretaris ku. Tidak peduli apapun yang terjadi. Dan satu lagi, Kalian bisa tinggal di apartemen ku sampai kapanpun kalian mau. Dan ini" Elang membuka dompetnya mencari kartu akses apartemennya dan mengambil salah satu kartu debit miliknya. Namun sebelum Elang menyerahkan kartu itu tangan Bella lebih cepat menyambarnya.
"Bella apa yang kau lakukan!!" Elang menatap Bella tajam atas apa yang barus aja ia lakukan.
Bella tak menghiraukan Elang, wanita cantik itu malah pergi menuju mobilnya.
"Bella!!" Elang menahan tangan Bella.
"Kembalikan!!" Ucap Elang pelan namun sangat tajam.
"Tidak akan!!" Bella tak mau kalah.
"Apa mau mu batu!!" Bella tersenyum kecut saat Elang memanggilnya dengan sebutan yang sangat familiar di telinganya.
"Aku istrimu kalau kau lupa!! Tentu kau ingat jika aku wanita materialistis seperti yang kau katakan. Maka dari itu, aku tidak ingin uang suamiku di nikmati wanita lain!!" Kini giliran Bella mengatakan hal yang sama seperti Elang tadi.
"Katakan pada mereka kalau aku berubah pikiran dan mengijinkan mereka tinggal lagi disini. Jadi tidak perlu mengemis uang dari suamiku" Ucap Bella tepat di depan wajah Elang.
Bella meninggalkan Elang yang masih menatapnya tajam tanpa mengembalikan dompet yang tadi dirampasnya.
Setelah Bella pikir lagi, mungkin lebih baik membiarkan benalu itu tinggal di rumahnya. Hal itu semata-mata agar Bella lebih mudah mengawasi pergerakan mereka.
"Sebenarnya apa mau mu Bella, sungguh susah menebak jalan pikiranmu. Jika kau tidak mengancam ku, dan memikirkan masa depanmu yang sudah ku renggut, maka aku tidak akan pernah menikahi mu. Bahakan tidak pernah terlintas di otakku sedikitpun" Batin Elang memandang mobil Bella yang sudah menjauh darinya.
"Elang!!" Marisa menyentuh tangan Elang karena pria itu tidak mendengar beberapa kali panggilannya.
"Iya, kenapa?"
"Aku dan Mama pergi dulu" Marisa membawa lagi beberapa koper dan barangnya.
"Tidak usah, Bella sudah berubah pikiran. Dia mengijinkan kalian tinggal di sini lagi" Elang mengusap kepala Marisa.
"Apa?" Mata Marisa berubah berbinar. Mata yang membuat Elang jatuh cinta.
"Iyaa" Elang memberikan senyumnya yang jarang sekali terlihat.
"Tapi Elang..."
"Kamu tidak usah khawatir, selama ada aku, Bella tidak akan berani menyakitimu"
"Terimakasih Elang" Marisa memberikan Elang senyuman terbaiknya.
Elang mengangguk lalu mengusap rambut Marisa lembut. Tidak peduli akan statusnya yang sudah menikah. Toh dia menikahi Bella juga karena terpaksa. Dan Bella juga mengakui jika pernikahan itu terjadi karena ulahnya sendiri. Maka Elang juga tidak akan melepaskan Marisa dari sisinya.
-
-
-
-
-
-
-
-
kira kira kaya gini wajah Bella saat menatap orang-orang di sekitarnya ya readers.
-
-
-
-
Visual Bella menurut author.
Visual hanya pemanis, jika kalian punya gambaran sendiri di dalam imajinasi kalian juga silahkan. Tapi ini yang menurut author paling pas untuk karakter Bella.
Visual sepenuhnya bukan milik author. Gambar ini di ambil hanya untuk gambaran semata.
Happy reading😘
smoga bella ,dito n mita gak diapa2in mak lampir
byk juga ya yg menginginkan nyawa bella.
seprtinya dr kel angkatnya yg tdk terima klo warisan jatuh ke bella semua
jgn2 donor ke elang ya atau ke nadia ya.
nadia pasti tahu siapa yg mengincar nyawa bella
justru nanti elang yg bakal bucin akut
sepertinya bella menyelidiki sebab kematian ortunya..
tetep aja bell.. siapa yg ga sewot tau atu dikirim surat cerai..
mangkanya hati hati Lang jgn sampe ketauan..bersikap lah biasa aja..