Cecil dan Kevin sepasang kekasih. Hubungan mereka terkendala restu dari mamanya Cecil. Namun, karena rasa cintanya yang begitu besar, Cecil pun berani menantang orang tuanya.
Padahal, tanpa Cecil sadari, dia hanya dimanfaatkan Kevin. Gadis itu sampai rela menjual barang-barang berharga miliknya dan bahkan meminjam uang demi menuruti permintaan sang kekasih.
Apakah hubungan yang toxic ini akan bertahan? Sadarkah Cecil jika dia hanya dimanfaatkan Kevin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Satu
"Kamu sedang apa Cecil?" tanya Mama Nicky saat melihat putrinya membongkar isi lemari.
Nicky yang baru pulang dari kantor terkejut melihat kamarnya yang berantakan dan makin terkejut melihat siapa pelakunya. Dia mendekati sang putri dan menariknya agar menjauh dari lemari.
"Apa yang kamu cari?" tanya Nicky dengan penuh penekanan.
"Aku mau mencari perhiasanku yang dulu papa belikan!" seru Cecil.
"Untuk apa perhiasan itu? Kamu mau jual?" Nicky memberondong sang putri dengan pertanyaan.
"Bukankah itu milikku yang dibelikan papa. Jadi mau aku apakan ya terserah ku!" seru Cecil dengan nada agak sedikit tinggi.
"Untuk apa uangnya? Bukankah Mama telah memberiku uang jajan?" Kembali Nicky bertanya.
"Sudah aku katakan tadi, terserah mau aku apakan uang itu. Bukankah itu hakku!" ujar Cecil dengan suara makin tinggi.
Nicky mendekati lemari. Mendorong tubuh putrinya agar menjauh. Dia lalu menutup pintu lemari dan langsung menguncinya. Wanita itu menyimpan kuncinya ke dalam tas. Cecil yang melihat tindakan ibunya, tak bisa menerimanya.
Dia kembali mendekati ibunya yang berdiri di dekat lemari. Menarik tas tangan Nicky.
"Apaan kamu, Cecil? Kembalikan tas Mama!" seru Nicky dengan suara tinggi.
"Kembalikan kunci lemari itu. Aku mau perhiasanku!" balas Cecil dengan suara tak kalah tingginya.
Cecil membuka resleting tas dan membuang semua isi ke lantai. Dia kembali mengambil kunci lemari dan membukanya.
"Lancang sekali kau!" Tanpa bisa dikendalikan, Nicky yang emosi langsung melayangkan tamparan ke wajah anaknya.
Cecil memegang pipinya yang terasa panas dan sakit. Matanya menatap tajam pada wanita yang telah melahirkan dirinya itu.
"Mama menamparku?" tanya Cecil dengan suara sedikit gemetar.
"Kamu sudah keterlaluan, Cecil. Sejak mengenal Kevin, kamu tak bisa di kendalikan lagi. Tingkahmu seperti orang tak benar!" seru Nicky.
Deru napas Cecil terlihat tak beraturan mendengar ucapan mamanya. Dia merasa darahnya naik hingga ke ubun-ubun. Tak terima jika kekasih yang dia cintai di cap jelek.
Bagi Cecil, pria itu sudah sangat sempurna. Hanya dia yang mau mendengar dan mengerti semua yang dia rasakan. Sejak kedua orang tuanya berpisah, gadis itu seperti mencari sosok pengganti ayahnya. Dan dia merasa Kevin bisa menggantikan.
"Jangan bawa-bawa Kevin! Mama tak tau dan tak mengenalnya. Dia lah orang satu-satunya yang mengerti aku dan peduli padaku!" seru Cecil dengan berteriak.
"Jadi kamu pikir Mama tak peduli? Kamu pikir Mama tak perhatian? Dasar bodoh, cinta telah membuat kamu lupa segalanya! Kevin itu tak pernah mencintai kamu, dia hanya memanfaatkan kebodohan kamu!" balas Nicky dengan suara tinggi.
"Sekali lagi aku katakan ... jangan pernah Mama menjelekkan atau mengatakan hal buruk tentang Kevin! Mama tak mengenalnya," ucap Cecil.
"Terserah ... bicara dengan orang yang telah di butakan karena cinta, tak akan pernah berhasil. Dalam pikirannya hanya kekasihnya seorang yang paling baik. Semoga suatu saat kau sadar jika pria itu toxic!" ucap Nicky dengan penuh penekanan.
"Jangan banyak bacot!" ucap Cecil.
Darah Nicky kembali mendidih mendengar ucapan anaknya. Sejak berkenalan dan berpacaran dengan Kevin, putrinya itu selalu membantah apa pun ucapannya.
Tangan wanita itu kembali terangkat dan melayang ke pipi putrinya. Kali ini Cecil tak tinggal diam, dia lalu mencekal pergelangan tangan mamanya dengan keras.
"Cukup ...! Ini terakhir kali kau menamparku! Aku benci dengan kau! Hanya Papa yang sayang denganku, kenapa dia yang harus pergi duluan," ucap Cecil.
Cecil melepaskan cekalan tangannya dan pergi meninggalkan mamanya. Dia berjalan menuju pintu dan turun ke lantai bawah.
Setelah Cecil pergi, Nicky luruh ke lantai. Tangisnya pecah. Menyesal karena telah menampar sang putri.
Dia sudah mencoba menahan marah selama ini. Cecil makin tak terkendali sejak mengenal Kevin. Pria itu memberikan dampak buruk bagi putrinya. Dia jarang kuliah dan membantah apa pun yang dia katakan. Apa lagi jika mamanya mengatakan hal buruk tentang kekasihnya, Cecil pasti akan marah dan mengamuk.
"Sayang, mama sadar bahwa mama tidak selalu sempurna dan kadang-kadang melakukan kesalahan. Maafkan Mama jika sikap Mama sebelumnya membuatmu merasa kurang dihargai. Kurang diperhatikan . Mama berjanji untuk selalu bekerja keras menjadi Mama yang lebih baik untukmu. Berdamai lah dengan keadaan, apapun yang kamu benci belum tentu harus kamu jauhi. Apapun yang kamu inginkan tak harus terkabulkan. Apapun yang kamu cintai tak harus dimiliki. Sebab dunia ini sudah digariskan oleh-Nya, ketetapan-Nya adalah yang terbaik. Mama harap kamu segera sadar, jika Kevin bukan pria yang baik."
**
Cecil mengendarai mobilnya menuju apartemen Kevin. Sebenarnya yang menyewakan apartemen itu adalah Cecil. Dia kasihan melihat pria itu hanya kost di tempat yang kecil.
Sampai di apartemen dia langsung menuju lift. Yang akan membawanya ke lantai paling atas, tempat Kevin tinggal.
Begitu sampai di depan pintu apartemen tempat tinggal kekasihnya, seorang wanita membuka pintu dan keluar. Di belakangnya ada Kevin mengikuti. Pria itu tampak terkejut melihat kedatangan Cecil.
"Cecil, sajak kapan kamu datang, Sayang?" tanya Kevin dengan suara lembut. Dia lalu memeluk kekasihnya itu.
Dengan isyarat mata dia meminta wanita itu pergi. Saat ingin berjalan menjauh, tangannya ditahan Cecil. Dia melepaskan pelukan Kevin.
"Kamu siapa? Kenapa bisa berada di dalam apartemen Kevin?" tanya Cecil dengan suara cukup tinggi. Sepertinya dia cemburu.
"Aku ... aku ...." Wanita itu tampak gugup untuk menjawab pertanyaan Cecil.
Kevin yang melihat kemarahan Cecil mendekati gadis itu dan kembali memeluknya. Dia mengecup pucuk kepalanya.
"Sayang, tak boleh bicara keras begitu. Nanti cantiknya hilang. Anak orang jadi takut. Dia ini tetanggaku. Datang untuk mengabari ibuku sakit. Kamu jangan marahi dia, kasihan," ucap Kevin.
Cecil melepaskan cekalan tangannya. Sehingga wanita itu langsung pergi tanpa pamit.
"Kenapa kamu tak bilang dari awal?" tanya Cecil dengan suara lembut.
"Kamu tak ada tanya denganku. Lagi pula aku pikir kamu tak akan cemburu dengan gadis seperti itu. Kamu jauh lebih segalanya, mana mungkin aku menduakan kamu, Sayang," ucap Kevin.
Cecil lalu tersenyum mendengar ucapan lembut dari pria itu. Kevin lalu mengajak gadis itu masuk. Setelah dia duduk, langsung bertanya sesuatu.
"Sayang, kamu mau minum apa? Sepertinya suasana hatimu sedang tak baik. Aku akan membuatnya kembali membaik!" seru Kevin.
"Aku memang lagi kesal!" balas Cecil.
"Jangan marah-marah ya, Sayang. Nanti cantiknya hilang. Aku buatkan jus jeruk dulu biar hatinya kembali adem. Kamu duduk saja. Jangan ikuti aku, biar aku saja yang kerjakan. Aku marah kalau kamu tak dengar ucapanku ini," ucap Kevin.
Pria itu langsung berjalan ke dapur. Melihat keadaan dapur yang berantakan karena ulah dia dan Mira yang bercumbu dan bercinta di dapur. Beruntung Cecil mau mendengar ucapannya sehingga tak mengikutinya.
***
Selamat Pagi menjelang Siang. Mama hadir dengan novel terbaru. Mohon dukungannya dengan memberikan like dan komentar di setiap bab. Satu lagi, jangan menumpuk bab, baca tiap bab update. Terima Kasih. Lope-lope sekebon jeruk ♥️♥️♥️
cecil bilang trs terang niar mmhnya attala tau dan mungkin bisa berobat kefisikiater jg di tutupin
mau maunya kmu cil abis di jambakin di bentak nurut aja di tunggangi.....cba itu aku ora sudi....abis di hajar kok mita jatah goblok opo begok tuuh laki.....jdi emosikn akunyaa.....awas aja kmu ulangi molo cecil tk mutilasi kmu athalla 🔪🔪🔪😡😡😡😡😡