NovelToon NovelToon
Manuver Cinta Elang Khatulistiwa

Manuver Cinta Elang Khatulistiwa

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Kehidupan Tentara / Romansa
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: sinta amalia

Menyukai seseorang adalah hal yang pribadi. Zea yang berumur 18 jatuh cinta pada Saga, seorang tentara yang tampan.
Terlepas dari perbedaan usia di antara keduanya, Zea adalah gadis yang paling berani dalam mengejar cinta, dia berharap usahanya dibalas.
Namun urusan cinta bukanlah bisa diputuskan personal. Saat Zea menyadari dia tidak dapat meluluhkan hati Saga, dia sudah bersiap untuk mengakhiri perasaan yang tak terbalaskan ini, namun Saga baru menyadari dirinya sudah lama jatuh cinta pada Zea.

Apakah sekarang terlambat untuk mengatakan "iya" ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MANUVER CINTA~PART 9

Sagara sudah sampai di pangkalan bersama beberapa rekan lainnya sejak kemarin malam, ia memakai kacamata hitam khas para pilot penerbang bersama deru angin dengan kecepatan cukup kencang.

Suit yang menjadi kebangaan dan perjuangan penuh pengorbanan begitu cocok dan membuat ketampanannya di usia muda ini bertambah berkali-kali lipat.

"Sukses Ga, saya yakin nanti kesatuan akan memasukan namamu di kenaikan pangkat berikutnya!" tepukan keras di pundak tegapnya adalah bentuk pujian sang kapten.

"Siap ndan! Terimakasih, semoga saja." Angguk Sagara sekali penuh keseganan.

"Bibit si mata garuda memang tak diragukan lagi!" ia tersenyum bangga, bukan tidak tau siapa Sagara dan ayahnya. Memang tak dipungkiri lagi, nama sang ayah dan om'nya selalu membayangi setiap langkah karirnya sebagai seorang prajurit negri, ada segelintir gosip yang berhembus bikin kuping panas jikalau ia lulus cepat dan mendapatkan kemajuan pesat seperti ini karena ada campur tangan dari sang ayah dan om juga beberapa perwira tinggi rekan ayahnya.

Padahal Sagara bisa sampai di titik ini benar-benar dengan keringatnya sendiri, seharusnya mereka tau itu. Meskipun anak seseorang yang telah menjabat sebagai pangdam di timur sana, ataupun keponakan seorang letnan kolonel, Sagara tetap sama dengan prajurit lainnya.

Ia memakai helm dengan intercom'nya lalu naik ke atas jet tempur untuk test drive. Rencananya Saga akan melakukan patroli udara di zona perbatasan sekalian latihan sebelum nantinya mereka akan benar-benar dikirim ke medan laga.

Tangannya begitu lihai menekan tombol yang seharusnya, otaknya itu begitu encer mirip bubur kebanyakan air, ia juga cukup cerdas untuk mengingat semua pelajaran dan pengajaran.

Deru mesin pesawat terdengar tak begitu bising terkesan sehalus bisikan mantan, namun mampu bikin bulu kuduk merinding mirip denger bisikan setan, meski halus tak seberisik speaker tukang tahu bulat justru pesawat ini bisa membuat musuh kocar-kacir berlarian saat mengudara, jangankan kehadirannya, baru kabar beritanya saja yang berhembus musuh langsung waspada.

"Brown falcon come in, pesawat gatot koco siap mengudara!" kekehnya ringan dari intercom.

Sagara mendengus geli, siapa lagi kalau bukan seniornya Pratama Adiyudha, si mahir pesawat siluman, "dicopy, roger! Eagle siap mengudara..." jawab Sagara.

Satu persatu pesawat dengan moncong tajam itu melesat terbang membelah langit Nusantara bagian utara khatulistiwa, melukiskan asap putih di ozon bumi. Deru angin begitu memekakan telinga seandainya para pilot tak memakai earphone.

Mereka terbang bermanuver menakjubkan dibawah bendera tanah air seraya mengawasi lelahnya sang ibu pertiwi dari aktivitas manusia agar terciptanya kedamaian.

Seperti mata Tuhan yang selalu mengawasi makhluk di bumi, begitupun para personel ini, selalu melihat indahnya bumi khatulistiwa dari atas langit biru, inilah yang membuat Sagara mencintai tanah airnya.

Senyuman tersungging saat keindahan terlukis bersama kedamaian dan segurat wajah cantik bocah nekat itu, senyuman manis yang dimiliki Zea sama indahnya dengan apa yang sedang dilihat Saga sekarang.

"Ngga beres," lirih Saga tak sengaja.

"Dicopy eagle, minta status... apa yang tidak beres?" tanya Lettu Tama serius.

Saga menggelengkan kepalanya, "siap! Salah ndan. Maaf! Tidak ada trouble pada mesin pesawat ataupun faktor lainnya!" jawab Sagara. Tama yang tak sekaku Saga tertawa renyah, "jangan melamun saat mengudara, letnan. Berbahaya. Rupanya otak kamu yang tidak beres!" kekeh Tama.

"Siap salah!" balas Saga lagi, "ijin melapor zona eksklusif dengan titik koordinat----" lanjutnya tegas demi mengenyahkan pikiran tentang keindahan.

Akhirnya roda pesawat kembali menjejak lantai landasan. Atap pesawat terbuka menyembulkan sesosok prajurit gagah yang turun dari dalamnya.

Langkah Saga turun disusul lelaki gagah lainnya, "Ga!"

"Bang," balasnya.

"Sehat?" tawanya bertanya, Sagara menepuk kepalanya, "alhamdulillah."

"Roman-romannya lagi kepentok cinta? Atau ada yang ngga beres?" ia membuka kacamata hitamnya dan menggantungkan itu di kerah suit.

Saga hanya tersenyum miring tanpa mau berkata.

"Gimana kabar keluarga letkol Rayyan?" basa-basinya sebasi nasi kemarin, Sagara menoleh tersenyum, "Daliya maksudnya?" tembak Saga lancar membuat senior satu angkatannya itu tersenyum penuh arti.

"Kalo om Ray, tante Eyi baik.." tambahnya.

Tama tertawa kembali, Sagara selalu tau maksudnya. Dulu ia sempat bertemu dengan Clemira saat kunjungan kerja dan mengenal Sagara sebagai juniornya, hingga cukup akrab dan berkunjung ke rumah Rayyan. Entah bagaimana seorang gadis yang sering dihukum oleh ayahnya itu membuatnya terbayang-bayang hingga terbawa mimpi.

"Daliya baik, tante Eyi bilang bulan depan Cle berangkat ke negri three lion buat kompetisi..."

Tama mengangguk paham seraya tersenyum simpul, sampai sekarang ia belum berani mendekati Clemira karena berbagai faktor, selain karena cukup segannya ia pada si flying dutchman.

"Hebat." angguknya memuji. Ia cukup tau jika Clemira hobby dan sering mengikuti kompetisi dance modern\+ tradisional hingga ke mancanegara.

Ia dan Sagara berbelok masuk ke arah kantor, untuk mengikuti meeting dan pembagian tugas.

\*\*\*\*\*

Gadis bersurai panjang itu menguap beberapa kali mirip kuda nil yang lagi berjemur di bawah sorot hangat matahari, upacara kali ini membuat punggungnya hangat karena berbaris di bagian belakang di deretan siswa yang posisinya tersorot matahari pagi, sengaja dilakukan kali aja kan yeee, siswa disini ada yang menderita paru-paru basah, biar sekalian terapi.

"Hah! Ya Allah!" ia menepis rasa kantuk, sampai-sampai Zea mengusap-usap kasar wajahnya, rasa kantuk ini sungguh tak ada obat, ditambah rasa hangat mentari bak dipeluk seseorang yang disayang, bikin Zea terbuai, mana si bapak kepsek pidatonya komat-kamit mirip orang kumur-kumur bikin Zea makin terbuai dinina bobokan.

"Sutt! Lo begadang ya?!" bisik Cle pada sikap istirahat ketika kepala sekolah sedang memberikan informasi di depan podium, mungkin kepsek dianggap radio butut oleh Zea karena buktinya gadis ini lebih memilih sibuk dengan rasa kantuknya. Begitupula siswa lain yang memilih memainkan sesuatu di bawah sepatu, entah itu kerikil, debu atau mungkin semut yang lagi pada gotong makanan.

"Iya. Semalem yutupan, gabut!" jawab Zea, "itu si bapak ngomong apa sih?" Zea kembali menutup mulutnya agar lalat tidak log in saat ia kembali menguap.

"Acara bela negara! Makanya dengerin, mata boleh ngantuk...tapi kuping ngga usah ikut-ikutan jadi budeg!" balas Clemira.

"Acara apaan sih, males banget! Ngga penting!" gerutu Zea lebih baik ia ikutan acara tidur siang bersama lebih berfaedah, lagipula negara ngga usah dibela-belain sampe segitunya, buat apa ada tentara sama para menteri seperti papihnya, biar ada kerjaan, ngga cuma tidur waktu lagi rapat paripurna! Pikirnya.

"Sekali-kali anggota dewan tuh yang disuruh ikutan bela negara, kaya papih gue! Guling-guling di tanah lumpur kek, gelantungan di tambang kaya ninja warior gitu, biar perutnya sixpeck!" oceh Zea sukses membuat Clemira menyemburkan tawanya, "bongkar aib bapak lo sendiri!"

"Pokoknya gue ngga mau ikutan acara itu, panas, capek!" imbuhnya.

Baru saja berpikir seperti itu, beberapa anggota OSIS sekolahnya termasuk Dean datang ke kelas Zea sambil membawa selembar kertas.

"Permisi bu," Dean dan anggota OSIS lainnya mengangguk sopan ketika hendak ijin masuk ke kelas Zea.

"Silahkan, ini daftar siswa yang mengikuti bela negara itu, ya?" tanya bu Vania.

"Iya bu." Wahid mengangguk. Jika siswa lainnya mengalihkan fokus pada anggota OSIS sekolah yang baru saja datang, lain halnya Zea yang justru sibuk melawan rasa kantuknya agar bisa belajar, salahnya! Semalam nonton sampai larut malam, tak ingat waktu. Untung saja mamanya tidak tau.

Dilihatnya gadis pujaan hati justru tengah menumpukan dagunya di lipatan tangan dan terkantuk-kantuk, Dean terkekeh kecil melihat Zea yang begitu menggemaskan.

"Mohon perhatiannya kawan-kawan!" pinta Dean.

"Ini daftar siswa dari kelas ini, yang ikut serta dalam acara bela negara tahun ini!"

Dean melirik kertas di tangannya dan mengabsen nama-nama yang ada di daftar.

Hingga satu nama ia ucapkan begitu lirih, namun si empunya nama tak jua menoleh, terkesan tak peduli, "Zea Arumi Jamilah," ucapnya, siswa lain termasuk Clemira kompak melihat ke arah Zea.

Sadar akan tatapan semua padanya, Zea melihat ke samping, "apa sih?" tanya nya pada Clemira.

"Nama lo tuh disebut, lo sama gue ikutan."

"Hah?! Gue?!" seketika ia tersentak dan bangun sebangun-bangunnya, "kok gue?! Ogah ah!" tolaknya berbisik, Clemira menggeleng tak tau.

"Kalo gitu sekian ya teman-teman untuk teknis acara, waktu pelaksanaan dan persiapan nanti dimohon berkumpul pulang sekolah di lapang, terimakasih!"

"Mari bu," Dean beserta yang lain pamit membungkuk.

"Eh, tunggu! Dean!" panggil Zea beranjak, "gue ngga mau!" terlambat, Dean dan anggota OSIS lainnya sudah keluar dari ruangan.

"Zea! Duduk!" sentak bu Vania. Membuat langkah Dean semakin menjauh.

"Ihhh!" dumelnya.

Clemira terkekeh, "telat neng! Makanya jangan ngantuk terus, jadinya ketinggalan buat protes. Lagian terima aja sih, seru tau!" ucap Clemira. Zea memutar bola matanya, "seru apanya, panas ah! Capek!" keluhnya, bukan tidak pernah Zea mengikuti acara bela negara di sekolah. Mereka akan berjibaku dengan tanah, medan pusat latihan tempurnya para abdi negara dan baris berbaris bersama seluruh perwakilan dari sekolah-sekolah se-ibukota, meskipun kebanyakan isinya games dan uji ketangkasan sebagai bukti kecintaan pada negara.

"Kayanya beneran deh Cle, harusnya gue tuh selametan ganti nama, jadi selamet dunia akhirat!" ocehnya lagi ditertawai Clemira, "saravv njirr!"

"Dimana sih acaranya?" tanya Zea menggerutu, padahal sekali-kali tuh adain lomba rebahan sambil nyemil gitu! Baru ia ikut.

"Emh, ngga tau. Tapi tadi dengernya sih sekalian ada acara alutsista juga dari kesatuan prajurit negri, harusnya sih lo seneng! Bukannya suka sama alutsista prajurit negri ya?" gidik Clemira membuka buku tulisnya.

.

.

.

.

.

.

1
Ani
😂😂😂😂😂😂senjata makan tuan niat hati pengen ngerjain malah dikerjain
Mmh Alfatih
berasa nonton film barat deh tegang banget
Christine Liq
Luar biasa
Bilqis Nabilla
ceritanya bagus sekali
Eka Sari Agustina
👍👍👍👍
Fidelia Jika
sangat baik dan menarik untuk di baca, boleh jadi drama filem pendek
Fidelia Jika
tunggu karya kamu lagi Thor
Ujung Harapan
Luar biasa
Dewi Kasinji
astaghfirullah 😅😅
Dewi Kasinji
berasa ikut di adegan ini
..deg degan banget
Dewi Kasinji
ankara ... ckckck...segitu gak percaya dirinya dia.
Dewi Kasinji
bayangin tarian zea dkk kyk e wuahhhh banget....
Dewi Kasinji
Luar biasa
As Ngadah
aku mau doong bang saga diikat
Dewi Kasinji
anjirrrr ...
Dewi Kasinji
Jian ngakak puollll
As Ngadah
abang saya love you pulll
Dewi Kasinji
bahasanya bikin ngakak
Dewi Kasinji
ijin baca kak ... janji baca dari awal sampai akhir no skip2 ,😘 tapi maaf aku baca saat karyanya sdh tamat , karna aku gak bisa konsekuen baca tepat waktu , takut malah bikin retensi jelek 🙏
Lilik Purwanti
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!