Disarankan untuk membaca novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2.
Dila yang di besarkan dari keluarga paling kaya no dua di dunia, selalu di jaga ketat oleh sang Daddy. Membuat Dila menjadi sosok gadis yang culun, dengan tampilan khas kacamata besar, rambut di kepang dua, dan selalu memakai pakaian yang longgar. Selain penampilannya yang culun, Dila juga seorang gadis yang sangat ceroboh.
Dibalik tampilannya yang culun, Dila adalah gadis yang sangat cantik dan pintar. Membuatnya di terima bekerja sebagai sekertaris di perusahaan terkenal di Inggris.
Di perusahaan itulah Dila bertemu dengan atasannya yang tampan dan gagah yang di juluki Mr Perfect yang ternyata sudah memiliki seorang putri yang sama angkuhnya! Bagaimana kehidupan gadis culun dan ceroboh ketika bertemu dengan seorang pria yang perfect? Yuk baca ceritanya😍
Cerita ini seri ke 3 dari Novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2 dan Mr Arrogant. selamat membaca🥰🥰🥰
Ig : mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 11
"Hanya segini data tentang si mata empat itu?" tanya Aiden dengan melempar berkas keatas mejanya.
"Iya Tuan," jawab Jack dengan menundukkan kepalanya.
"Jack, bagaimana bisa kau menerima seseorang bekerja di tempatku dengan identitas yang tidak jelas? Bahkan dia belum punya kartu identitas dari negara ini." cecar Aiden dengan marah.
"Nona Dila itu baru pindah kemari Tuan, dan disitu ada kartu identitas dirinya ketika menetap di Amerika." Jelas Jack panjang lebar.
"Coba kau cari semua data tentangnya!" Perintah Aiden dengan suara beratnya.
"Baik Tuan," Jack pun keluar dari ruangan Tuan Aiden. "Kenapa Tuan Aiden ingin mengetahui semua tentang Nona Dila? Bukankah kemarin dia sudah memecatnya? Apakah -- " Jack langsung tersenyum dan memulai pekerjaannya untuk mencari info tentang Nona Dila.
Setelah setengah jam.
"Bagaimana?" tanya Aiden.
"Maaf Tuan, aku tidak bisa mencari info apa pun selain. Nama-nama perusahaan tempat dia dulu bekerja, dan hanya ada nama-nama sekolah dimana dia pernah belajar." jawab Jack.
"Coba kau sebutkan semuanya secara rinci."
Jack pun membacakan semua nama-nama perusahaan tempat Nona Dila dulu bekerja. Jack pun menyebutkan nama sekolah tempat dulu Nona Dila belajar.
"Coba aku ulangi?" perintah Aiden.
"Yang mana Tuan?" tanya Jack dengan mengerutkan keningnya.
"Tadi dia pernah sekolah dimana?" tanya Aiden dengan semangat.
"ACG School," ucap Jack.
"No setelahnya,"
"British School Jakarta."
"British School Jakarta." Gumam Aiden dengan menghentakkan pulpen yang dipegangnya di atas meja kerjanya.
"Tuan bukankah British School Jakarta, milik Nyonya besar?" tanya Jack.
"Kau benar Jack, dan yang sekolah disana bukanlah anak sembarangan dan si mata empat itu --- " Aiden tersenyum penuh arti.
"Si empat mata itu, apa Tuan?" tanya Jack dengan rasa penasaran.
"Jack kau cari data lengkap si mata empat itu di semua berkas sekolah British School Jakarta." Perintah Aiden.
"Baik Tuan," Jack pun kembali keruangan dirinya. Untuk menyuruh anak buahnya mencari info data Nona Dila di British School Jakarta.
Sementara itu, Aiden yang berada diruangannya menatap pada langit-langit tempat kerjanya. "Siapa kau sebenarnya?" Gumam Aiden. "Apakah kau itu -- " Aiden teringat kembali kejadian saat dirinya bertabrakan dengan seorang gadis yang berkacamata yang sudah membuat lengannya cedera. "Apakah itu kau?" gumam Aiden mengingat semua kejadian yang sudah lama terjadi padanya, saat dirinya masih berada di Indonesia. Dan saat Dad nya masih hidup ditengah-tengah keluarganya.
Dan setelah beberapa saat, lamunan Aiden pun terhenti saat Jack sudah masuk kedalam ruangannya.
"Namanya Dila Mateo, dia dilahirkan Di Indonesia dua puluh delapan tahun yang lalu.
"Lalu," Tanya Aiden saat Jack berhenti.
"Hanya itu Tuan."
"Hanya itu?" Aiden menaikan kedua alis matanya.
"Ya hanya itu, karena data-datanya dirahasiakan oleh pihak sekolah." ujar Jack.
"Come on Jack, jangan bercanda padaku. Sekolahan itu milik Grandma." Ujar Aiden dengan tertawa sinis.
"Iya Tuan saya tahu itu, tapi sudah menjadi kebijakan dari tempat tersebut untuk tidak membuka info identitas pada murid yang tidak mau diketahui siapa indentitasnya." Jawab Jack. "Kalau anda mau, anda tanyakan saja pada Nyonya besar. Pasti Nyonya besar bisa memberitahu tahu anda" saran Jack.
"Kau bercanda ya? Lalu untuk apa aku menggaji kau, kalau aku juga yang harus turun tangan!" Seru Aiden dengan menggelengkan kepalanya. Membuat Jack menelan salivanya dengan susah.
"Tapi Tuan, nama belakang Nona Dila adalah Mateo. Nama keluarga terkaya nomer dua di dunia." ujar Jack sambil berfikir. "Bukankah orang yang bersekolah di tempat Nyonya besar adalah anak-anak pejabat penting dan juga para pengusaha terkenal?" tanya Jack.
"What? Si mata empat itu anak pengusaha terkaya nomer dua di dunia? Kau pasti sudah gila. "Aiden menggelengkan kepalanya. "Kau bisa lihat bukan penampilan si mata empat itu. Tidak ada barang mahal yang menempel di tubuhnya, dan lagi pula aku pernah bertemu dengan Dad nya. Dia seperti preman, dan tidak ada aura sebagai orang kaya nomer dua."
"Apa benar anda pernah bertemu dengan orang tua Nona Dila?" Tanya Jack, yang dijawab anggukan kepala oleh Aiden.
Entah mengapa Aiden yakin si mata empat itu adalah gadis yang dulu pernah menyakiti lengannya, karena seingat Aiden hanya ada satu murid yang sangat culun dan jelek disekolahnya yaitu si mata empat.
"Apa anda tidak merasa kalau kalian berjodoh? Karena dari Indonesia dan sejauh Inggris kalian di pertemukan kembali." Goda Jack pada Tuan Aiden.
"Kau mau masuk rumah sakit atau langsung ke tempat pemakaman!" Ancam Aiden.
"Aku hanya bercanda Tuan," jawab Jack dengan wajah yang kecut.
"Kau keluarlah, aku sedang tidak ingin di ganggu!" Aiden membalikan kursinya.
"Baik Tuan, tapi tadi Nyonya besar menghubungiku dan meminta anda untuk datang ke Mansionnya."
"Emm... " Jawab Aiden singkat.
Jack pun langsung keluar dari ruangan Tuan Aiden, Jack yang berjalan keluar mencoba menghubungi nomor ponsel Nona Dila yang tertera di data file lamaran kerjanya. Namun ponsel itu tidak aktif.
"Siapa sebenarnya Nona Dila? Bukankah hanya orang yang sangat berpengaruh yang bisa menyembunyikan identitas dirinya," gumam Jack. Jack yang masih curiga pada nama belakang Nona Dila, langsung meminta anak buahnya untuk mencari semua info tentang keluar Mateo.
...🍀🍀🍀...
Paris.
Dila yang sudah sampai di Mansion keluarga Richard, langsung terkejut saat tahu alasan dirinya dan Dad berada di Paris, karena David yang akan menikah dengan Mini. Dila sendiri tidak tahu jelas apa alasan Adiknya menikah dengan Mini dan terkesan terburu-buru tanpa adanya pesta, yang Dila tahu adiknya menikah dengan wanita yang sama persis dengan dirinya. Itu berarti sumpahnya itu menjadi kenyataan.
Setelah mengucapkan selamat pada Adiknya, Dila pun ikut bersama keluarga besar Arbeto dan Mateo ke Indonesia. Tapi Dila lebih memilih tinggal di mansion Dad nya bersama dengan Aunty Alexa dan Uncle Dion, karena Dila tahu pasti ada masalah di balik pernikahan adiknya itu. Dan Dila tidak mau ikut campur saat para orang tua yang sudah turun tangan langsung.
Selama tiga hari dirinya berada di Indonesia dan harus balik lagi ke inggris untuk mencari pekerjaan baru dan tentunya untuk memberikan pembalasan pada Tuan Aiden, karena sudah berani menipu dirinya dengan memberikan cek kosong.
Inggris.
Sementara itu di Perusahaan Greenerg, Aiden merasa sangat pusing dengan acara pertunangan dirinya dengan Viola. Aiden tidak fokus kerja sama sekali karena rencana pertunangan dirinya yang di rancang oleh Grandma.
Flash Back On.
"Ada apa Grandma memanggilku?" tanya Aiden yang sudah berada diruang tengah Mansion Graham.
"Aku memanggilmu untuk membicarakan acara pertunangan kau dengan viola." ujar Nyonya besar dengan suara yang tenang tapi penuh dengan penekanan dan kewibawaan. Nyonya besar yang sudah terlihat tua, tidak mengurangi wajah cantik dirinya yang keturunan seorang bangsawan.
"What?" Aiden sangat terkejut. "Grandma aku tidak mau bertunangan dengan Viola! Kau tahu betul aku tidak pernah menyukainya." Jawab Aiden dengan menggelengkan kepalanya.
"Dan kau tahu betul aku sudah tua," balas Nyonya besar. "Sebelum aku mati menyusul Dadmu, aku ingin melihat cicitku mendapatkan seorang Ibu. Dan kau mendapatkan pendamping yang benar." ujar Nyonya besar masih dengan suara yang tenang.
"Grandma, aku tidak ingin menikah lagi." ujar Aiden berusaha untuk tetap tenang, "Lagi pula, kenapa harus dengan Viola?"
"Karena Viola sangat mencintaimu, bahkan sejak kalian masih sekolah. Bahkan dia masih setia menunggumu, yang sudah menikah dengan wanita yang tidak jelas itu."ujar Nyonya besar yang sudah semakin meninggi suaranya.
Nyonya besar pasti akan emosi jika mengingat kembali Miranda, Miranda yang sudah dengan tega pergi begitu saja meninggalkan cucu dan cicitnya.