Blurb :
Ling, seorang Raja Legendaris yang bisa membuat semua orang bergetar saat mendengar namanya. Tak hanya orang biasa, bahkan orang besar pun menghormatinya. Dia adalah pemimpin di Organisasi Tempur, organisasi terkuat di Kota Bayangan. Dengan kehebatannya, dia dapat melakukan apa saja. Seni beladiri? Oke! Ilmu penyembuhan? Oke! Ilmu bisnis? Oke!
Namun, eksperimen yang dia lakukan menyebabkan dirinya mati. Saat bangun, ternyata ia bereinkarnasi menjadi pria bodoh dan tidak berguna yang selalu dihina. Bahkan menjadi tertawaan adalah hal yang biasa.
Popularitas yang selama ini ia junjung tinggi, hancur begitu saja. Mampukah ia membangun kembali nama besarnya? Atau mungkin ia akan mendapat nama yang lebih besar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daratullaila 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejeniusanmu Itu Mengerikan
"Dia benar-benar memuaskanmu, kan?" tanya Yu Bin. Ia sedang menikmati roti isinya.
"Lumayan," jawab Zhuo Xia.
"Apakah kita juga harus memberi mereka tugas sekolah ini?" tanya Zhuo Xia menunjuk kertas yang menumpuk dihadapannya.
"Tidak. Ini tugas Tuan Yuan," jawab Yu Bin.
Zhuo Xia mengangguk. Ia kembali sibuk dengan i-padnya. Urusan perusahaan di Kota Bayangan masih dalam pengawasannya. Beberapa hari ini ia juga sibuk menangkap pejabat yang korupsi. Dan juga masalah baru hadir. Buronan yang selama ini dipenjara juga banyak yang kabur.
Ia memijat pelipisnya. "Kematian Raja Legendaris benar-benar membuat mereka berani," ucap Zhuo Xia.
Yu Bin melirik ke arahnya. "Benar. Organisasi Tempur mereka juga bersembunyi. Kita benar-benar harus menyelesaikan hal ini sendiri," jawab Yu Bin.
Setelah beberapa saat, tak ada lagi percakapan diantara mereka. Yu Bin sudah fokus dengan komputernya, Zhuo Xia masih fokus pada i-padnya.
*
Siang hari ini cukup terik. Setiap siswa di arena pelatihan sedang berebut membeli minuman dingin di kantin. Mereka sudah selesai tes tadi dan hasilnya akan diumumkan 30 menit lagi.
Ling, Liam, dan Su Qiang sedang duduk di ujung kantin. Mereka memesan minuman dingin dan cemilan. Liam yang mengajak Su Qiang bergabung sejak keluar dari kelas tadi.
"Ling, kejeniusanmu itu mengerikan. Mengapa selama ini kau menyembunyikannya? Kau bisa menjadi ahli waris tanpa perlu bersaing," ucap Liam.
Ling tak menanggapi. Ia memasang headset dan menidurkan kepalanya. Sedangkan Liam sudah berdecak sebal.
"Su Qiang, berapa tadi skormu?" tanya Liam yang sudah tak mempedulikan Ling.
"Aku tidak tahu. Aku terlalu gugup tadi," jawab Su Qiang menunduk.
"Tak apa. Kita akan tahu hasilnya nanti," ucap Liam menenangkan.
Su Qiang tersenyum lembut pada Liam. Hari ini ia memakai kacamata pemberian Liam. Ia juga mengikat kuda rambutnya. Ia tak terlihat culun seperti sebelumnya.
"Apakah kalian mau datang ke rumahku? Kue kering buatanku sangat enak," ajak Su Qiang malu-malu.
Mata Liam berbinar mendengar kata kue kering. "Kue kering? Pas sekali! Aku sangat suka itu," jawab Liam.
"Baiklah aku akan menyiapkan kue kering yang banyak," ucap Su Qiang.
Beberapa saat kemudian bel sudah berbunyi. Ling, Liam, dan Su Qiang memasuki kelas. Begitu pula dengan para siswa yang ada di kantin.
"Mengapa mereka melihatku begitu?" tanya Ling yang merasa risih karena tatapan aneh dari orang-orang.
"Kan aku sudah bilang, kejeniusanmu itu mengerikan," jawab Liam yang diangguki setuju oleh Su Qiang.
Ling mendengus sebal. Ia tak suka menjadi pusat perhatian. Apalagi ia masih ingin menyembunyikan kekuatannya. Ia tak ingin musuhnya menjadi waspada padanya. Masih banyak dendam yang belum terselesaikan.
Tak lama, dua orang wanita memasuki kelas. Mereka membawa cukup banyak bintang kali ini. Para siswa yang melihat ini sungguh berharap mereka dapat memiliki satu bintang.
"Chen Ling, Luo Wuzhou, dan Lu Yan silahkan maju ke depan," ucap Yu Bin.
Tiga orang yang dipanggil segera maju. Mereka bersiap menerima bintang. Ling dengan langkah malas maju ke depan. Ia menghela napas berkali-kali saat berjalan.
Zhuo Xia memberi satu bintang untuk Lu Yan, dua bintang untuk Wuzhou, dan tiga bintang untuk Ling. Mereka sama-sama lulus, tapi dengan nilai yang berbeda jauh.
Setelah menerima bintang, mereka bertiga kembali ke tempat duduk mereka. Ling melempar bintang ke tasnya. Ia tak terlalu peduli dengan hal kecil seperti itu.
Selanjutnya, Yu Bin mengumumkan hasil tes. Sedangkan Zhuo Xia bertugas membagikan bintang. Kali ini ada sepuluh orang yang lulus, termasuk Liam dan Su Qiang. Sepuluh orang itu segera maju dan menerima bintang mereka.
"Senang bekerja sama dengan kalian," ucap Yu Bin mengakhiri kelas hari ini. Ia dan Zhuo Xia pergi meninggalkan kelas.
*
Su Qiang sedang berada di dapur sekarang. Ia sibuk membuat adonan kue kering yang sudah ia janjikan pada Liam. Sedangkan Ling dan Liam berada di taman belakang rumahnya.
Rumah Su Qiang cukup luas. Namun orang tuanya belum mempekerjakan pembantu dan penjaga. Selama ini, Su Qianglah yang membersihkan rumah, memasak, dan mengurus taman. Orang tuanya sibuk bekerja di kantor dan Su Qiang hanya sendiri di rumah.
Karena dari kecil sudah hidup sederhana, tiba-tiba menjadi kaya tidak membuatnya berubah. Ia tetap menjadi rendah hati. Hal itu pula yang membuat dia mudah ditindas saat di sekolah.
"Aku pulang," ucap seseorang dari luar. Dari suaranya dia adalah seorang pria. Su Qiang buru-buru membukakan pintu.
"Ayah," sapanya.
Ayahnya mengabaikannya. Ia langsung masuk rumah tanpa melirik Su Qiang. Sedangkan Su Qiang tak terlalu memikirkan hal itu. Ia kembali ke dapur dan membuat kue.
Ia belajar membuat kue dari ibunya. Masakan ibunya terkenal enak, karena sebelum kerja di perusahaan, ibunya membuka restoran kecil. Bakat memasaknya diturunkan pada putrinya.
"Su Qiang di mana pakaianku? Apa kau tidak mencuci? Aku harus menghadiri pesta nanti malam," teriak ayah Su Qiang.
"Ya, Ayah. Akan aku siapkan nanti. Aku masih membuat kue untuk temanku," jawab Su Qiang lembut.
"Aku mau sekarang! Cepat cuci dan setrika bajuku!" teriak ayahnya lagi.
"Sebentar lagi Ayah. Sebentar lagi aku selesai," jawab Su Qiang selembut mungkin agar ayahnya tidak emosi.
"Kau memaksaku," terdengar langkah kaki yang datang ke arah Su Qiang.
"Siapa yang lebih penting? Temanmu atau Ayahmu? Kau menjadi anak yang melawan ya!" ucap Ayah Su Qiang saat sudah di hadapannya.
"Aku bekerja keras di kantor dan kelelahan, kau hanya mencuci dan menyetrika baju saja tidak becus! Kau pikir siapa lagi yang bisa memberimu uang?" Su Qiang masih diam mendengar amarah Ayahnya. Ia sudah meninggalkan kue yang dia buat.
"Mana temanmu itu? Pasti mereka memberi pengaruh buruk untukmu. Tunjukkan padaku! Di mana mereka? Aku akan membuat mereka tidak akan berteman denganmu lagi," lanjut Ayah Su Qiang marah.
"Tidak Ayah," jawab Su Qiang. Suaranya sedikit bergetar menahan tangis.
"Kau melawan lagi? Dasar anak tidak berguna!" Ayah Su Qiang bertambah marah.
Tangan pria itu bersiap menampar Su Qiang. Sedangkan Su Qiang hanya pasrah menerimanya. Namun setelah terpejam beberapa saat, ia tak merasakan apapun. Ia membuka mata.
"Siapa kau? Kau temannya Su Qiang?" ucap ayah Su Qiang pada Ling yang menahan tangannya.
"Lepaskan tanganku!" ucapnya yang tak bisa melepas cengkraman Ling.
"Kau adalah orang tua. Kau juga seorang pria. Berani memukul wanita? Apa kau masih punya wajah?" ucap Ling dingin. Ia menghempas tangan pria itu.
Ayah Su Qiang menatap Ling emosi. Ia memijat tangannya yang memerah. "Siapa kau ikut campur dalam urusanku? Dia adalah anakku. Bukan urusanmu dia mau aku apakan," ucap ayah Su Qiang ketus.
"Dengan anakmu sendiri saja kau begini. Aku kasihan terhadap istrimu," lanjut Ling. Matanya menatap tajam pria di depannya.
Pria itu menatap balik. Meski ada sedikit rasa takut di dirinya, ia mencoba melawan. "Aku lebih kasihan pada dirimu yang tidak tahu siapa ayah kandungmu. Bahkan kau juga tidak tahu bahwa Wuzhou bukan adik angkatmu," setelah mengatakan itu, ayah Su Qiang pergi meninggalkan dapur.
kalo MCnya tetep kuat, kayak gk ada halangan sama sekali,, gk asik sih