NovelToon NovelToon
Time Travel Diasingkan Setelah Menikah

Time Travel Diasingkan Setelah Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Zombie / Time Travel / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:70.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Lily Dekranasda

Tahun 4025, dunia hancur akibat ledakan laboratorium ilegal yang menyebarkan virus zombie. 5 tahun berjuang, Lin Zirong mempunyai kekuatan istimewa yaitu tumbuhan dan es dengan level 10, serta ruang angkasa istimewa.

Sayangnya Lin Zirong dikhianati oleh teman dan kekasihnya, ia dijadikan objek penelitian oleh ilmuwan dan pejabat rakus yang haus akan kekuatan luar biasanya.

Dalam keputusasaan dan amarah, ia menggunakan sisa kekuatannya untuk meledakkan laboratorium tersebut, menghancurkan semua orang di dalamnya. Dengan senyuman mengejek terakhir, ia menatap temannya yang panik sebelum segalanya berakhir dalam ledakan besar.

Namun, bukannya mati, Lin Zirong terbangun di tubuh seorang wanita muda, Yu Yuning, yang meninggal dikamar pernikahan, akibat diracun tepat setelah melakukan proses sakral pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arti Bermartabat

Tak terasa pagi telah tiba. Cahaya matahari yang redup menembus jeruji sel yang lembab dan dingin. Bau apek serta udara yang penuh dengan napas orang-orang kelaparan semakin membuat suasana terasa menyiksa.

Dari luar, terdengar suara langkah kaki mendekat. Dua orang petugas penjaga datang kembali dengan membawa nampan kayu berisi makanan. Namun, seperti kemarin, makanan itu sama sekali tidak layak untuk dimakan. Bubur encer yang hampir tidak memiliki rasa dan roti keras yang sudah mulai berjamur.

Bibi Shen Hao, yang sudah menahan amarahnya sejak kemarin, tidak bisa lagi mengendalikan emosinya. Dengan wajah penuh kebencian, ia melangkah maju dan memaki para penjaga itu.

"Bajingan kalian! Kemarin kalian menipu kami dengan janji memberikan makanan yang lebih baik, dengan menukarkan harta kami, tapi kalian tidak datang, bahkan hari ini kalian tetap memberikan sampah ini! Apa kalian pikir kami ini binatang?!"

Para penjaga hanya tertawa sinis. Salah satu dari mereka, pria bertubuh besar dengan wajah penuh bekas luka, mendekati jeruji sambil melipat tangannya.

"Hahaha! Dasar bodoh! Siapa suruh percaya pada kami? Kalau tidak suka, jangan makan. Tidak ada yang memaksa kalian!"

Ia melemparkan nampan kayu ke lantai dengan kasar, membuat bubur encer itu tumpah sebagian.

"Makan atau tidak, terserah kalian! Tapi kalau sampai ada yang mati di sini, kami tidak peduli!" serunya dengan nada puas.

Bibi Shen Hao hampir saja melompat untuk menyerang mereka, tetapi ia ditahan oleh salah satu selir yang berdiri di belakangnya.

Sementara itu, Mu Ho, yang masih merasakan sakit luar biasa di sekujur tubuhnya, mulai mengerang pelan. Pergelangan tangannya yang patah semakin membengkak, badannya terasa panas, dan kepalanya berkunang-kunang. Namun, meskipun dalam kondisi sekarat seperti itu, ia tetap memaki para penjaga.

"Bajingan kalian... " erangnya dengan suara lemah.

Para penjaga merasa terganggu dengan umpatan itu. Tanpa ragu, pria bertubuh besar tadi mengayunkan tongkat kayunya ke arah Mu Ho, tepat mengenai punggungnya.

"Diam kau, anjing tua!"

Bugh!

Mu Ho terhuyung ke depan dan jatuh ke tanah. Ia tidak lagi bergerak.

"Ayah!" Mu Lang, anak perempuan Mu Ho, menjerit ketakutan.

Shen Hao buru-buru menghampiri suaminya, wajahnya dipenuhi kepanikan.

"Mu Ho! Bertahanlah! Kau baik-baik saja, bukan?!" Tangannya mengguncang tubuh suaminya yang lemas.

Namun, bukannya menanggapi istrinya, Mu Ho hanya menggerakkan bibirnya dengan lemah.

"Lapar..."

Shen Hao menangis semakin keras. Mu Lang dan anak laki-lakinya, Mu Shi, segera membantu mengangkat tubuh ayah mereka ke sudut sel yang lebih bersih.

Namun, dari sudut lain sel, Shen Ru diam-diam menyaksikan semua itu.

Ia duduk di pojokan bersama istri dan kedua anaknya yang masih kecil. Shen Ru adalah anak sah dari mendiang adik ayah Shen Wei, tetapi sayangnya, ibunya bukan orang yang baik. Bahkan kemarin, ia juga ikut-ikutan menghina Yu Yuning.

Kondisi keluarganya semakin mengenaskan. Dari kemarin, mereka belum makan apa pun. Istrinya sudah terlihat sangat lemah, dan anak-anaknya yang masih kecil mulai menangis karena kelaparan.

Shen Ru menelan ludah. Ia tidak bisa membayangkan harus memakan makanan menjijikkan yang diberikan oleh para penjaga. Tetapi, saat ia menoleh ke arah Yu Yuning, ia melihat sesuatu yang mengusik pikirannya.

Kakak Ipar nya terlihat baik-baik saja.

Wanita itu tidak terlihat kelaparan ataupun lemah seperti mereka. Bahkan wajahnya tetap bersih dan tenang, seolah kelaparan di tempat ini bukan masalah baginya.

Dari mana ia mendapatkan makanan?

Setelah berpikir beberapa saat, Shen Ru akhirnya memberanikan diri. Dengan ragu, ia bangkit dan berjalan mendekati Yu Yuning.

Shen Ru menatap Yu Yuning dengan mata penuh harap dan ketidakberdayaan. Dengan suara pelan, seolah takut menyinggung, ia bertanya, "Kakak ipar, apakah jika saya berlutut, saya bisa mendapatkan makanan darimu?"

Yu Yuning mengangkat alisnya. Seorang pria muda, yang biasanya penuh harga diri, kini berdiri di depannya, meminta makanan.

Yu Yuning memandangi pria muda di depannya, pikirannya menelusuri ingatan di masa depan. Ia tahu bahwa Shen Ru adalah pria yang cukup baik, meskipun tidak memiliki pengaruh besar di rumah Jenderal Shen Wei. Ia bertanggung jawab terhadap keluarga kecilnya, namun sayangnya, ia kurang peduli dengan nasib Shen Wei dan keluarga Shen secara keseluruhan.

Setelah beberapa saat hening, Yu Yuning akhirnya berkata dengan suara datar, "Tentu saja. Kau berlututlah kepadanya."

Yu Yuning mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah Shen Wei, suaminya. "Bagaimanapun, Shen Wei adalah kepala keluarga Shen."

"Bagaimanapun, Shen Wei adalah kepala keluarga Shen. Jika kau ingin meminta sesuatu, kau harus berlutut padanya."

Tanpa ragu, Shen Ru langsung berlutut di haDapan Shen Wei. Matanya berkaca-kaca, tetapi ia tidak menunjukkan tanda-tanda menolak perintah itu.

Yu Yuning menyilangkan tangannya di depan dada. Memandang Shen Ru yang sedang berlutut.

Ia ingin memberitahukan kepada semua orang apa arti bermartabat.

keluarga Mu dan lainnya menikmati kekayaan keluarga Shen tanpa peduli bagaimana cara mendapatkannya. Kau hanya tahu mengandalkan orang lain untuk makanan, minuman, dan kejayaan. Tapi sekarang, saat kau kehilangan semuanya, apakah mereka akan sadar bahwa harga diri tidak bisa mengenyangkan perut.

Waktu berlalu.

Sepuluh menit.

Lututnya sudah mati rasa, wajahnya semakin pucat, tetapi ia tidak bangkit.

Beberapa selir mulai berbisik-bisik. "Seberapa lama lagi Yu Yuning akan membiarkan dia berlutut?"

Bibi Shen Hao yang sejak tadi tidak tahan akhirnya berteriak, "Yu Yuning, kau keterlaluan!"

Namun, Yu Yuning tidak peduli. Ia ingin melihat sejauh mana keteguhan pria muda ini.

Di sudut lain, Nyonya Shen, ibu dari Shen Wei, menghela napas. Ia merasa kasihan pada keponakannya, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Akhirnya, setelah tiga puluh menit berlalu, Yu Yuning menghela napas dan berkata,

"Baiklah, berdirilah."

Ia mengeluarkan satu kue bulan dari lengan bajunya dan menyerahkannya pada Shen Ru.

Shen Ru menatap kue bulan itu dengan mata berkaca-kaca. Namun, sebelum ia mengambilnya, ia ragu-ragu.

"...Apakah hanya ada satu?" bisiknya pelan.

Yu Yuning tersenyum sinis.

"Apakah dengan berlutut kau bisa semena-mena meminta lebih banyak dariku?"

Shen Ru segera menggeleng panik. "Bukan begitu, kakak ipar. Maafkan aku."

Yu Yuning terdiam sejenak, lalu dengan enggan, ia mengeluarkan satu kue bulan lagi dan memberikannya pada Shen Ru.

"Ini. Ambillah. Lututmu pasti sakit setelah berlutut selama itu."

Shen Ru menatapnya tak percaya. Dia hanya diam.

"Kau tak mau?" tanya Yu Yuning.

Tepat saat Yu Yuning hendak menarik kembali kue bulan itu, Shen Ru buru-buru mengulurkan tangannya dan menerimanya.

"Aku menginginkannya," ujar Shen Ru lirih, suaranya penuh keteguhan.

Tanpa menunggu lebih lama, ia menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga menyentuh lantai. "Terima kasih, kakak ipar."

Setelah menerima kue bulan itu, ia menggenggamnya erat seolah itu adalah harta paling berharga. Dengan langkah pelan namun mantap, ia berbalik dan berjalan kembali ke keluarganya.

Di sudut sel, beberapa orang mulai berpikir.

Apakah jika mereka juga berlutut, mereka akan mendapatkan makanan dari Yu Yuning?

Namun, harga diri mereka masih terlalu tinggi. Mereka menepis keinginan itu.

Namun, siapa yang tahu, berapa lama lagi mereka bisa menahan rasa lapar ini?

1
Ayu Dani
ubur-ubur ikan lele terimakasih up nya Lee 😂😘😘😘
Ayu Septiani
kapan nih mulai keluar dari penjara dan perjalanan pengasingannya thor...
Chen Nadari
Thor lg upny...buat raja ny keok.. /Kiss//Kiss//Kiss/
Cha Sumuk
drama penjara nya kepanjangan Thor
Lily of The Valley: sudah selesai.. besok pengasingan 🤣🤣
total 1 replies
Etty Rohaeti
lanjut
Diyah Pamungkas Sari
kapan brgkat ini dlm penjara smpe brp episode
Mifta Afandi
ini kan brqkat d asingkan ya kak masak d penjara terus km GK bebas TPI semoga pelayan ma pengawal yq setia slalu slmat ikut yu yuning
MataPanda?_
𝙨𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙩𝙧𝙪𝙨 𝙠𝙖𝙠 ☕☕🧁🍩🍰
𝙙𝙞 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙠𝙤𝙥𝙞 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙠𝙪𝙚 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙜𝙠 𝙣𝙜𝙖𝙣𝙩𝙪𝙠 /Smile/
Santy Susanti
Mkasih Otor sayaaaaaang semangat N sehat terus 💪💪😘❤❤
Ddyat37 Del*
kau yg katakan /Facepalm//Facepalm/
Ddyat37 Del*
mantappppp 💪💪💪💪
Mifta Afandi
kak kq blum up ya
🦆 Wega kwek kwek 🦆
istri mu itu manusia biasa hanya diberikan keberuntungan dari langit Shen Wei 🤣🤣🤭🤭
Ayu Septiani
lanjut up lagi thor....
semangat ya
Hasna 💙
semangat terus kk
sahabat pena
hayo main teka teki deh🤣🤣🤣
afifah aefa
Terbaik aku suka
x bosan.
Terhibur
afifah aefa
hahaha "peri langit" 😂 aku terhibur
Terima kasih kak, terus bersemangat yer..
Lala Kusumah
semangat sehat ya 💪💪😍
makasih update nya 🙏🙏
Chen Nadari
semangat trs Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!