Bekerja sebagai pelayan di Mansion seorang Mafia???
Grace memutuskan menjadi warga tetap di LA dan bekerja sebagai seorang Maid di sebuah Mansion mewah milik seorang mafia kejam bernama Vincent Douglas. Bukan hanya kejam, pria itu juga haus Seks wow!
Namun siapa sangka kalau Grace pernah bekerja 1 hari untuk berpura-pura menjadi seorang wanita kaya yang bernama Jacqueline serta dibayar dalam jumlah yang cukup dengan syarat berkencan satu malam bersama seorang pria, namun justru itu malah menjeratnya dengan sang Majikannya sendiri, tuanya sendiri yang merupakan seorang Vincent Douglas.
Apakah Grace bisa menyembunyikan wajahnya dari sang tuan saat bekerja? Dia bahkan tidak boleh resign sesuai kontrak kerja.
Mari kita sama-sama berimajinasi ketika warga Indonesia pindah ke luar negeri (〃゚3゚〃)
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OMLMM — BAB 29
LEDAKAN DARI MUSUH ATAU......
Vin menyeret kursi kayu yang saat ini diduduki oleh Rocco. Pria itu tak bisa berkutik saat tubuhnya terikat dalam kondisi babak belur hingga teler bahkan tak bisa menggerakkan mulutnya karena robekan yang Vin berikan.
“Aku sangat tidak suka setiap hari harus berurusan dengan orang lemah sepertimu. Tapi ini sangat menyenangkan!” ujar Vin to the poin.
Rocco tak menjawabnya dan hanya bisa bergumam-gumam saja.
Sampai di bawah tanah Casino nya, pria berkemeja hitam bermata biru itu melepaskan ikatan dari tubuh musuhnya tadi. Rocco hendak memberinya pukulan namun dengan cepat Vin menendangnya hingga masuk ke dalam kandang cheetah yang setiap harinya akan selalu kelaparan.
Anak buah Vincent langsung menutup pintu kandang itu sehingga Rocco berteriak sekencang mungkin sembari memukul jeruji besi yang menghalanginya. “FUCKING YOUUU!!” teriak pria itu hingga tak memperdulikan lagi dengan luka sobek di bibirnya sampai darah tak mau berhenti dan terus keluar.
Vincent menatapnya datar dan tajam. “Good bye.” Ucapnya melihat langsung bagaimana hewan peliharaannya itu menerkam Rocco dengan sangat ganas dan lahap hingga darah Rocco muncrat kemana-mana.
Bagi seorang Vicente, sudah terbiasa melihat pemandangan mengerikan seperti itu.
Puas melihat musuhnya terbunuh lagi. Vin pergi dari sana, kedua tangannya penuh dengan darah dan lengan kemejanya ia lingkis.
“Pergi dan bawa sisa kepala Rocco kepada anak buahnya agar mereka tahu bahwa pimpinan mereka sudah tewas.” Pinta Vin yang masih berjalan keluar.
Anak buahnya mengangguk dan langsung berbeda jalan.
“Bersihkan kembali kerusakan ini, ganti dengan yang baru.” Lagi, pria itu memerintahkan anak buahnya untuk segera membereskan kerusakan-kerusakan mesin Casino nya yang mungkin akan menghabiskan banyak uang lagi. Namun, uang tak menjadi masalah bagi seorang Vincent Douglas.
...***...
Ben Clooney, manager atau orang yang mengatur perusahaan Vincent itu baru saja meletakkan ponselnya setelah ia memberikan informasi kepada seseorang.
Pria itu bersandar di sofanya sambil menatap perapian. Tak lama sebuah pesan singkat baru saja masuk ke ponselnya.
XX : CEPAT KIRIM SEBELUM DIA MENGOCEH!
Begitulah pesan singkat tersebut.
Membacanya saja sudah membuat Ben sedikit kesal, namun pria itu langsung gercap mengerjakan nya. dia hampir melupakan rencana itu. “Dia selalu saja garang, tapi sangat manis!” gumam Ben tersenyum kecil jika mengingat istrinya.
Mansion VincentDo
Beberapa maid sudah berhamburan pergi ke kamar mereka masing-masing. Saat semuanya sudah masuk, Maida tiba-tiba menarik lengan Sia dan membawanya pergi menjauh dari pintu depan mansion, lebih tepatnya mereka pergi ke arah parkiran mobil.
Tanpa diketahui oleh keduanya, Victoria melihat lagat aneh kedua orang tadi.
“Kenapa kau menarik ku?” kesal Sia yang sangat berbeda dengan para maid lainnya. Wanita itu cukup dekat dengan Maida sehingga tak segan jika dia memanggilnya terus terang.
Sementara Victoria yang masih mengintip mereka berdua, wanita cantik berambut pirang itu mengernyitkan keningnya dan sangat curiga saat melihat kedua wanita itu berdebat.
JDUUAARRRR!!! Tanpa disangka ledakan besar terjadi di salah satu mobil milik Vin yang tadinya hening dan baik-baik saja.
Sia dan Maida seketika langsung tiarap, begitu juga dengan Victoria dan para maid yang masih ada di sana. Ledakkan yang sangat besar hingga semua mobil ikut berbunyi.
“I don't believe it.” Gumam Maida hingga menutup mulutnya yang menganga.
Sia masih menatap ke arah mobil yang terbakar, dan Victoria... Wanita itu menyeringai kecil melihat ledakan itu, lalu menatap ke arah Maida dan pergi.
Mereka yang ada di dalam Mansion semuanya panik dan para penjaga segera memadamkan api tersebut sampai Jack datang dan ikut mengurusnya walaupun dia terlihat kebingungan dengan kericuhan dan serangan mendadak.
Sementara Vin yang berada di perjalanan sambil menyetir mobil. Sebuah sering layar tab mobilnya berdering, tanpa banyak kata, Vin menekan tombolnya.
[“What is it?”] tanya Vin masih menyorot tajam bak elang.
Kedua tangannya sudah bersih dari darah Rocco, namun percikan darah di kemeja hitamnya masih menjadi noda.
[“Ada ledakan di Mansion bos. Satu mobil terbakar. ”] Ucap Jack yang selalu memberitahu Vin tepat waktu.
Bukannya panik, Vin masih terlihat tenang-tenang saja walaupun kerutan di kedua alisnya masih terbentuk, namun tak ada keterkejutan-keterkejutan di wajah pria itu.
[“Bereskan semuanya. Aku akan kembali.”] Pinta Vin langsung mematikan panggilannya.
tak ada yang mencurigakan, namun Jack merasa aneh, siapa pelakunya? Bagaimana bisa mereka masuk dan meletakkan bom selain ada campur tangan dari orang dalam.
Dan jika kalian ingin tahu, pagar Mansion VincentDo full besi tak bisa dipanjat selain menggunakan tangga. Namun jika menggunakan tangga pun, mereka pasti akan ketahuan karena banyaknya para pekerja di sana.
Di saat Mansion ricuh, sang pemilik malah memilih pergi ke rumah Grace— si maid yang paling berbeda dari maid lainnya. Entahlah, apakah Grace masih pantas disebut maid Vincent? Karena pria itu masih tak menyetujui resignya.
“CEPAT BERESKAN KERICUHAN DI SINI. INI PERINTAH BOS!” ucap Jack kepada para penjaga di sana.
“Ayo, semuanya masuk. Jangan sampai musuh memenggal kepala kalian.” Ujar Maida kepada para maid termasuk melirik sinis ke arah Dia, seolah-olah mereka berdua memiliki sesuatu yang disembunyikan.
Saat semuanya sudah kembali seperti sediakala. Jack melepas kacamatanya, menatap lekat ke arah mobil terbakar yang saat ini tengah dipadamkan oleh beberapa anak buah Vincent.
-‘Ini bukan ulahnya. Lalu ulah siapa?’ batin pria itu mengernyitkan keningnya dengan serius.
Jack menoleh ke kiri dan tanpa sengaja berkontak mata dengan seorang maid rambut pirang di sana.
Keduanya sama-sama menatap sambil hanyut kepikiran masing-masing. Sampai Victoria memilih pergi agar tidak dicurigai oleh tangan kanan majikannya.
...***...
Brugg! Grace baru saja merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang tak begitu empuk. Jika dibandingkan dengan ranjang maid di Mansion Vincent, dia akui lebih nyaman ranjang milik Vincent.
Sambil menghela napas panjang Grace membuka kembali kelopak matanya. “Aku harap itu tidak nyata. Tidak...” Gumam Grace menggeleng.
Dia tak berharap lebih dari pria itu, walaupun gairahnya sering memuncak setiap kali berdekatan dengan Vin. Mungkin karena permainan Vin yang membuatnya terbuai. Aromanya, napasnya yang panas, kulitnya yang hangat saat menempel ke kulit putihnya, tatapan sapphire tajam nya dan parasnya serta ototnya membuat Grace tak bisa berpaling.
“Shit!” umpat Grace menutup matanya rapat-rapat. Meski begitu ia sangat tak suka dengan perbuatan Vin yang hampir saja menjualnya. Pria itu cukup berbahaya jika dimasukkan ke daftar kekasih. Tapi sayangnya banyak wanita yang tergila-gila akan dirinya.
Tik! Tok! 00:01 pm
Grace menggeliat dalam tidurnya. Senyum terukir di bibir peach nya saat ia merasakan sentuhan yang merambat dari kaki telanjangnya hingga ke pahanya, lalu perutnya.
Ya! Seperti sebuah jari yang menggelitik ringan di sekitar pusarnya.
Dalam keadaan yang masih tidur. Grace kembali terdiam tanpa pergerakan, sampai ia merasakan sebuah beban berat di atas tubuhnya. “I need you....” Sebuah suara serak seperti hembusan angin dan napas berpadu menjadi satu di telinga Grace.
Seketika Grace membuka matanya dan terbelalak melihat wajah tampan seorang pria tepat di depan wajahnya.
Grace terpaku melihat Vincent begitu dekat dengannya hingga menindihi tubuhnya. -‘This is not a dream.'
“Ka— emmppp— ”
Vin membungkam mulut Grace dengan tangan kanannya sehingga wanita itu hanya bisa membuka lebar-lebar matanya dengan napas memburu saat melihat seringaian kecil dibibir pria mafia itu.
...°°°...
Hai guyss!!!!! Jika kalian ada yang masih bingung, bisa tanya jawab di kolom komentar 😁 saya akan menjawabnya dengan senang hati ^^
Jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!!
Thanks and See Ya ^•^