Bagaimana perasaanmu jika istri yang sangat kamu cintai malah menjodohkan mu dengan seorang wanita dengan alasan menginginkan seorang anak.
Ya inilah yang dirasakan Bima. Dena, sang istri telah menyiapkan sebuah pernikahan untuknya dengan seorang gadis yang bernama Lily, tanpa sepengetahuan dirinya.
Bima sakit hati, bagaimanapun juga dia sangat mencintai istrinya, meskipun ia tahu sang istri tidak bisa memberikannya keturunan.
Bisakah Lily berharap Bima akan mencintainya? Meskipun Bima sangat dingin padanya, tapi Lily telah berjanji satu hal pada Dena. Sanggupkah Lily menepati janjinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon trias wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32
Taksi berjalan dengan kecepatan normal membawa dua insan hingga sampai di kediamannya.
Bima dan Lily masuk ke dalam rumah. Bima merebahkan dirinya di sofa sedangkan Lily di kamar menata kembali bajunya ke dalam lemari.
"Ah iya aku harus menyiapkan makanan untuk Pak Bima." Lily segera turun, tapi tidak menemukan orang yang dia cari.
'Kemana Pak Bima?padahal tadi kan dia tiduran disini.' Lily menatap tempat yang kosong di hadapannya.
Tiba-tiba orang yang di carinya lewat, sudah dengan pakaian yang berbeda.
"Aku akan langsung ke kantor." Bima merapikan kancing lengannya tanpa menoleh pada Lily.
"Kalau begitu saya juga akan siap-siap?" ucap Lily.
"Kamu di rumah saja istirahat. Ini. Maaf kalau aku sempat lupa dengan tanggung jawabku." Bima mengeluarkan sebuah kartu pada Lily. "Aku akan kirim passwordnya nanti. Aku buru-buru." Belum sempat Lily berucap Bima sudah langsung pergi, tak lama dari itu terdengar suara mobil dan kemudian suara itu menghilang.
Lily mengambil kartu tersebut dan menyimpannya ke dalam saku, lalu berjalan ke arah dapur. Ia mengolah bahan yang ada untuk di makannya siang ini.
Sudah satu minggu Lily menjadi istri seorang Bima Satria, tapi Lily merasa kehidupannya tidak berbeda seperti sebelumnya. Dia masih sendiri, ya meskipun sekarang statusnya adalah seorang istri tapi Bima sama sekali tidak mengacuhkannya. Bima tidak pernah ada di rumah. Hanya sesekali pulang dan mengganti bajunya lalu pergi lagi. Lily selalu makan dan duduk menonton tv sendirian.
Apa yang di harapkan Lily, tentu saja Bima sangat mencintai istrinya, dia akan lebih sering di rumah Dena daripada di rumahnya.
"Jangan terlalu banyak berharap Ly. Sampai kapanpun yang Pak Bima cinta adalah Mbak Dena!"
"Sudahlah, fikir positifnya saja. Selama setahun aku tidak perlu membayar kontrakan, aku bisa menabung untuk masa depanku nanti." Lily mencoba menghibur dirinya sendiri.
***
Sudah satu minggu ini Dena lebih suka menghabiskan waktunya di kamar. Wajahnya kusut, matanya cekung dengan gurat hitam menghiasi. Pipinya semakin tirus, pandangan matanya kosong. Makanan yang diantar oleh asisten pun seringkali ia abaikan.
Dena menatap langit mendung dari jendela kamarnya. Bayangan demi bayangan bermunculan di otak cantiknya.
Ceklek!
Dena menolehkan pandangannya ke arah pintu yang terbuka. Pria yang selama seminggu ini di rindukannya telah berdiri disana dengan senyum yang biasanya. Senyum yang sangat di rindukannya.
Dena segera berlari lalu melingkarkan kedua lengannya di leher Bima. Kepalanya ia simpan di ceruk leher suaminya. Di hirupnya aroma maskulin yang selama seminggu ini menghilang dari pandangannya. Hatinya menangis antara sedih dan juga bahagia. Sedih karena kini ia tidak bisa selalu bersama dengan suaminya, tapi juga bahagia berharap kalau suaminya dan istri barunya akan cepat memberikan kabar bahagia.
Selama ini Dena sengaja tidak menelfon Bima, walaupun rasanya sangat menyiksa tidak mendengar suara Bima walaupun hanya sehari.
Dena merasa nyaman dalam pelukan suaminya. Hangat seperti biasanya. Tapi bisa di rasakan kalau kini pelukan Bima semakin erat. Bibirnya menciumi puncak kepala Dena berkali-kali. Tanpa terasa air mata Dena mengalir. Dena segera menghapus air matanya.
Begitu pula dengan Bima dia merasa sangat rindu dengan wanita yang di sayanginya ini. Waktu yang di ajukan Dena selama seminggu ini sangat membuatnya tersiksa. Ya Dena bilang untuk bersama dengan Lily selama seminggu, lalu dengan Dena seminggu, begitulah seterusnya mereka harus mendapatkan waktu yang sama bersama suami mereka agar adil.
Semangat thor 💪💪