NovelToon NovelToon
My Love Story

My Love Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintapertama / Teen School/College
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rian solekhin

"Apakah aku ditakdirkan tidak bahagia di dunia ini?"

Ryan, seorang siswa SMA yang kerap menjadi korban perundungan, hidup dalam bayang-bayang keputusasaan dan rasa tak berdaya. Dengan hati yang terluka dan harapan yang nyaris sirna, ia sering bertanya-tanya tentang arti hidupnya.

Namun, hidupnya berubah ketika ia bertemu dengan seorang wanita 'itu' yang mengubah segalanya. Wanita itu tak hanya mengajarinya tentang kekuatan, tetapi juga membawanya ke jalan menuju cinta dan penerimaan diri. Perjalanan Ryan untuk tumbuh dan menjadi dewasa pun dimulai. Sebuah kisah tentang menemukan cinta, menghadapi kegelapan, dan bangkit dari kehancuran.

Genre: Music, Action, Drama, Pyschologycal, School, Romance, Mystery, dll

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rian solekhin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13: Saling mengubah?

Lampu-lampu di dapur redup, menciptakan suasana yang hangat tapi tak terlalu sempurna. Jam sudah menunjukkan lewat tengah malam, tapi semangat Hana tak surut. Dia bangkit dari sofa, meregangkan tubuh, rambut panjangnya terurai liar saat dia menoleh ke Ryan.

"Oke, perutku keroncongan," katanya, satu tangan menekan perutnya. "Gimana kalau kita masak sesuatu?"

Ryan menatapnya, sedikit bingung. "Masak? Jam segini?" tanyanya dengan nada ragu. Ia merasa canggung, apalagi urusan dapur bukan keahliannya sama sekali.

Hana tersenyum jahil, matanya berbinar seperti biasa. "Iya! Sekarang! Aku lapar, dan ini kesempatan bagus buat pamer keahlian masakku. Lagipula, siapa tahu kau bisa belajar sesuatu." Tanpa menunggu jawaban, ia meraih tangan Ryan, menariknya ke dapur.

Dapur itu luas, terlalu mewah buat Ryan. Peralatan stainless steel mengilap, rak bumbu rapi berjajar di sudut. Ryan melirik ke sekeliling, merasa seperti tersesat di wilayah yang bukan miliknya. 'Semoga aku nggak merusak apa-apa,' pikirnya.

"Apa yang kita mau masak?" tanya Ryan sambil berdiri kaku di depan meja dapur.

Hana mulai membuka kulkas, mengeluarkan bahan-bahan. "Omelet sayuran. Simpel dan cepat." Ia meletakkan telur, paprika, bawang, dan jamur di atas meja.

Ryan mengangguk pelan. "Baiklah, aku bisa bantu apa?"

Hana tersenyum, menyerahkan telur dan mangkuk kaca. "Mulailah dengan memecahkan telur."

Dengan hati-hati, Ryan memecahkan telur pertama. Berhasil. Tapi di telur kedua, cangkangnya jatuh ke dalam mangkuk. "Sial, maaf," gumamnya, wajahnya memerah.

Hana terkekeh pelan, melirik sekilas. "Tidak apa-apa, ini hal biasa." Dengan cekatan, dia mengambil sendok dan mengeluarkan cangkang dari mangkuk. "Kau nggak perlu merasa tertekan."

Ryan tertawa kecil. "Sepertinya aku memang butuh belajar banyak."

Hana menepuk bahunya. "Santai aja. Semua orang juga mulai dari nol. Nikmati aja prosesnya."

Saat Ryan mengocok telur, dia mencuri pandang ke arah Hana yang dengan gesit memotong sayuran. Cahaya lampu memantul di wajahnya, menambah kesan hangat dan nyaman di ruangan itu. 'Dia benar-benar berbakat,' pikir Ryan, kagum.

"Jadi, kamu sering masak?" tanya Ryan, mencoba mencairkan suasana.

Hana menoleh sebentar, lalu tersenyum. "Iya, sejak kecil aku suka coba-coba masak. Kadang berantakan, tapi itu bagian dari serunya."

"Hebat. Aku jarang banget masak. Di rumah, ibu yang selalu urus semuanya," ujar Ryan, masih sibuk dengan telurnya.

Hana tersenyum. "Mungkin mulai sekarang, kamu harus coba lebih sering. Memasak itu kayak seni. Kamu bisa ekspresikan diri lewat rasa."

Ryan tertawa pelan. "Mungkin aku akan coba. Tapi jangan berharap hasilnya akan bagus."

Setelah semua bahan siap, Hana menyalakan kompor, menuangkan minyak ke wajan. "Sekarang, tuang telurnya perlahan," kata Hana.

Ryan melakukan dengan hati-hati. Suara desisan telur yang mulai matang memenuhi ruangan, aroma harum perlahan menyeruak.

"Wow, kelihatannya enak," komentar Ryan saat omelet mulai mengembang.

Hana tersenyum bangga. "Tentu saja. Ini hasil kerja tim."

Omelet tersaji di atas piring dengan hiasan daun parsley. "Voila! Omelet spesial ala kita," kata Hana, mengangkat piring itu dengan gaya dramatis.

Ryan tertawa. "Kamu benar-benar berbakat dalam banyak hal."

"Terima kasih atas pujiannya," balas Hana dengan sedikit membungkuk, pura-pura formal.

Mereka duduk di meja makan, berhadapan. Gigitan pertama membuat Ryan terkejut. "Ini enak banget!" katanya, tulus.

Hana tersenyum puas. "Lihat? Masak nggak seberat yang kamu kira."

Setelah selesai makan, Hana mengumpulkan piring kotor. "Aku cuci piringnya. Kamu bisa nonton lagi di ruang tamu."

"Tidak, biar aku yang cuci. Kamu sudah masak lebih banyak," tawar Ryan.

Hana tersenyum. "Baiklah, kita cuci bersama."

Di depan wastafel, mereka berdiri berdampingan, Ryan mencuci, Hana mengeringkan. Sesekali tangan mereka bersentuhan, membuat Ryan sedikit gugup. Tapi, dia menyukainya.

"Jadi, gimana? Lebih percaya diri di dapur sekarang?" tanya Hana sambil menyimpan piring terakhir.

"Sedikit lebih baik," jawab Ryan sambil tertawa. "Tapi masih butuh banyak latihan."

Hana menoleh, tersenyum jahil. "Aku bisa jadi gurumu kalau mau."

Ryan menatap matanya yang bercahaya hangat. "Aku akan sangat menghargainya."

Setelah selesai, mereka kembali ke ruang tamu. Hana menyalakan musik lembut. Suara piano memenuhi ruangan, menciptakan suasana tenang. Mereka duduk di sofa, lebih dekat dari sebelumnya.

"Hana," panggil Ryan pelan.

"Ya?" Hana menoleh, rambutnya tergerai.

"Terima kasih. Hari ini benar-benar berarti buatku. Lama nggak ngerasa sebaik ini."

Hana tersenyum lembut. "Aku juga merasa hari ini spesial."

Ryan menunduk sejenak. "Kamu tahu, aku biasanya susah untuk terbuka. Tapi, bersamamu, rasanya mudah."

Hana meletakkan tangannya di atas tangan Ryan. Sentuhannya hangat. "Kamu nggak harus pikul semuanya sendirian."

Ryan menatapnya, jantungnya berdetak cepat. "Terima kasih. Kamu benar-benar teman yang baik."

Hana menatapnya dalam-dalam. "Mungkin lebih dari itu," bisiknya.

"Apa?" tanya Ryan, memastikan dia tak salah dengar.

Hana tersipu. "Ah, lupakan saja," jawabnya malu-malu.

Mereka terdiam. Suara piano yang lembut menjadi latar belakang yang menyelimuti keheningan. Ryan ingin mengatakan sesuatu, tapi kata-katanya tertahan.

"Hana," panggil Ryan lagi.

"Ya?"

"Kau pernah merasa, pertemuan dengan seseorang bisa mengubah hidupmu?"

Hana terdiam sejenak. "Mungkin... Aku rasa pertemuan denganmu sudah mengubah banyak hal."

Ryan tersenyum tipis. "Aku juga merasa begitu."

Hana menatapnya dalam, senyumnya semakin hangat. "Mungkin, kita saling mengubah."

...----------------...

'Haaa~'

Hana menatap Ryan dalam-dalam, senyumnya masih tersisa. Ada keheningan yang menekan di antara mereka, tapi bukan keheningan yang canggung, lebih seperti sesuatu yang menunggu untuk ditemukan.

Mata Hana sedikit berkaca-kaca saat ia menarik napas pelan, matanya menatap jauh melewati sosok Ryan, seolah menyimpan sesuatu di balik tatapan lembutnya.

'Ya... saling mengubah... yaa...' pikirnya, senyuman tipis masih menggantung di bibirnya, tapi ada yang lebih dalam di balik itu, sesuatu yang hanya ia sendiri yang tahu.

1
TAG
semangat der.. keren loh bahasanya
TAG: oke tapi gak sampe langsung tamat ya wkwk
RYN: baca aja weeh, gak usah mikir/Proud/
total 4 replies
TAG
belum 5 menit /Grin/
RYN: apanya?
total 1 replies
TAG
belajar silat harusnya si ryan/Grin/
Emi Lia Wulandari
lanjuttttt .. semangat kak
Emi Lia Wulandari: sama kak.. aku kadang nulis juga gitu🤣🤣🤣
RYN: thanks udah support walaupun nulis ni Bab setengah turu/Facepalm/
total 2 replies
Emi Lia Wulandari
semangat thor
putri cobain 347
absen kak 🙏🙏
TAG
Oke sih. tapi harus banyak mikir kalo baca yang puitis gini /Smile/
TAG: Ok gw ikutin
RYN: pelan-pelan aja... btw nanti kedepan nya banyak dialog nya/CoolGuy/
total 2 replies
TAG
titiknya satu aja sih kayanya
RYN: makasih udah ngasih tau
RYN: wkwk ketinggalan koma nya/Facepalm/
total 2 replies
nao chan
wah novel tentang pembulian seru juga
RYN: jangan lupa ninggalin jejak like nya/Proud/
total 1 replies
putri cobain 347
absen kk
RYN: oke, semangat/CoolGuy/
total 1 replies
Cherry
Justru enak pake titik koma yang jelas. Kalau ga pake, bacanya capek ga ada jeda. 😁
RYN: jangan berlebihan please/Facepalm/ gak nyambung itu
total 1 replies
Cherry
Kalau aku kadang malah dikobok pake tangan. Jorok 😂
Cherry: Ok ok
RYN: siap. Besok udah selesai tenang aja./Proud/ file jya masih progres ku revisi.
total 9 replies
Cherry
So farr.. aku suka sama ceritanya. Penuh motivasi dan filosofi hidup yang mendalam. BTW, dah coba dengar lagu Jepang belum? Terutama genre alternatif rock 😁
RYN: ya... BTW say suka beberapa lagu Jepang judul nya 'aimyon—anone', 'Yuika—Sukidakara' dan 'mosawo—koiiro'

sudah setengah tahun saya jatuh cinta pada 3 lagu itu
Cherry: Karyaku juga belum bener, tapi kamu dah baca. Makasih ya
total 4 replies
Cherry
Belum ada adegan dia minum cokelat panas, sudah tersedak. Mungkin kalau sebelumnya di jelasin seperti “ia meminum cokelat panas sambil menunggu pertanyaan berikutnya, juga untuk menghilangkan ketegangan di hatinya,” bakal lebih nyambung untuk adegan berikutnya yang tersedak itu. 😁
RYN: lupa kirim kayak nya versi full revisi nya, karena 3 kali revisi/Frown/
total 1 replies
Cherry
Itu bukan tebak-tebakan.. tapi sejenis Truth or Dare hanya saja ga ada tantangannya, cuma kejujuran. 😁
Di novelku juga ada permainan seperti itu, judul chapternya “Truth to Truth. Tapi beda fungsi, bukan untuk main atau bersenang-senang. 😂
RYN: terinspirasi dari berbagai manhwa sih/Sweat/ kayak manhwa 'The Girl From Random Chatting'
total 1 replies
Cherry
Kyk aku.. 24 jam, musik apapun selalu terngiang. Mau saat dengar musik atau enggak, selalu nempel dibenak. Walau ga keingat lagu, ya pikiran ramai dengan masalah atau ide-ide novel atau gambar lainnya. Pokonya isi kepala ga pernah tenang. 😁
Cherry: Tapi bikin ga fokus, kadang. 😁
RYN: saya menulis juga pake musik agar dapat momen nya/Sweat/
total 2 replies
Cherry
Pulang-pulang, emaknya ngambek. Ya, ga tau kenapa aku merasa walau terkesan cuek ibunya MC tetep peduli sama anaknya. Buktinya tetep nyiapin sarapan, bekal makan siang, dan nanyain keadaan anaknya di sekolah. Mungkin aja kalau tahu anaknya ga pulang, bakal habis dimarahin. 😁
RYN: Nah di sini letak Mistery nya, bakal ku buat rumit. clue nya bunuh diri. silahkan berfantasi.
total 1 replies
Cherry
Ini kan dah pernah dibahas di episode dia duduk di taman sekolah. Kenapa Hana nanyain musik lagi? Dia lupa kah?
RYN: yah telat./Sweat/ udah ku revisi lagi untuk ke sekian kali nya.

kalau gaya tulisan ku aneh di bawah itu. sebenernya habis nulis, harus totalitas jangan ada celah. aneh pas gw baca jir/Facepalm/
Cherry: Ga perlu sempurna, yang penting jadi.
Kelamaan nunggu sempurna mah, ga bakal pernah beres.
total 3 replies
Cherry
Beneran Chopin dong.. 😂
Cherry
Ini juga, ketulis dua kali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!