NovelToon NovelToon
Key Lin Tumbuh Di Bumi Barat

Key Lin Tumbuh Di Bumi Barat

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Mafia
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Jauhadi

Tanah yang di jadikannya sandaran. Key Lin hidup di dunia yang bukan miliknya. Keras, dan penuh penindasan. Keadilan bagaimana mungkin ada? Bagi bocah yang mengais makanan dari tempat sampah. Apa yang bisa dia sebut sebagai keadilan di dunia ini?
Dia bukan dari sana. Sebagai seorang anak kecil bermata sipit penjual koran di barat, apakah di akan selamat dari kekejaman dunia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jauhadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Keributan [Key Lin Tumbuh di Bumi Barat

Key memasuki halaman rumahnya. Terdengar sepi seperti hari biasa saat Alex belum pulang ke rumah. Namun semenjak Alex pulang, rumah itu mulai agak ramai. Kadang ramai di sebabkan suara panci yang beradu dengan spatula, dan kadang dengan suara orang berdebat di dalam ruangan. Penyebab keramaian rumah hanya satu, Alex.

Tentu Alex menjadi pemicunya. Key sangat jarang beradu argument dengan Frederick. Berbeda dengan Alex yang sering menyela, dan menyanggah ayahnya. Dan saat Alex datang, Key tidak perlu memasak. Alex yang memasak semuanya. Sehingga Frederick tidak menagih apa-apa pada Key soal makanan, apalagi Alex punya keahlian memasak makanan barat yang mumpuni. Meski Frederick suka makanan timur yang biasa di buat Key, dan almarhum neneknya dulu. Tapi lidah Eropa ayahnya tetap saja lebih cocok pada makanan barat.

Namun Frederick tidak pernah protes soal makanan pada Key. Dia tidak mau anak sambungnya itu merasa tersinggung, dan berhenti memasak. Apapun makanannya, Frederick akan bersedia menghabiskan makanan itu. Meski kadang dia protes saat tidak ada makan manis.

Key Lin hanya menggelengkan kepala. Kadang saat benar-benar muak, Key hanya akan protes sedikit pada Frederick.

...

Lambat laun, sepi dalam rumah membuat Key merasa aneh, biasanya Alex sudah akan memasak jam segini. Dan ayahnya sudah akan berdebat dengan Alex sambil mencolek makanan diam-diam, sama seperti saat Key memasak, Frederick sering mencolek makanan diam-diam dengan tak sabar.

Key mengecek kamar mandi, tampak tidak ada orang. Gagang pintu kamar Frederick juga terasa dingin, begitu juga dengan kamar Alex. Di ruang makan tidak ada makanan yang Alex masak. Dan di kebun belakang tanaman tidak ada yang menyirami.

Kemana perginya dua cecunguk yang biasanya akan berdebat, dan beradu argument soal banyak hal itu?

Key mengedarkan pandangan ke luar jendela. Dia tak mendapati dua orang itu kembali ke rumah. Saat lelah mencari, Key memutuskan untuk membersihkan rumah, dan memasak. Mungkin Alex, dan Frederick lembur? Mengingat anak sekolah sudah mulai masuk, sehingga mereka akan lebih sibuk.

Key mulai mengambil sapu, membereskan rumah di antara debu yang bertebaran dari luar. Dia mengepel, dan mengelap semuanya hingga bersih. Setelahnya dia mulai menyiram tanaman hias, dan buah di belakang, dan depan rumah. Dia melakukan itu dengan telaten.

Waktu semakin sore, mengapa satu diantara dua orang yang harusnya sudah pulang malah belum menampakkan wujudnya?

Key mendelik bingung, dia mulai menaruh penyiram bunga di tangannya. Dia meraih handuk, dan mulai mandi. Berharap dia akan merasa lebih tenang.

Saat dia merasa sepertinya tidak terlalu panik lagi, Key mulai menyalakan kompor minyak. Menyalakan sumbu di tiap nyala kompor. Setelah usai, Key segera memasak makanan kesukaan Frederick, dan Alex. Biasanya Key hanya memasak masakan timur seperti yang di ajarkan neneknya dulu. Tapi dia ingin sedikit menyenangkan Alex, dan Frederick hari itu.

Jika mereka lembur, pasti akan melelahkan. Toh uangnya di gunakan untuk membeli bahan makanan, dan membayar tagihan rumah. Tidak ada salahnya menyenangkan dua orang itu sesekali dengan masakannya. Lagi pula Key tidak perlu khawatir dengan uang selama kakaknya ada di rumah.

Key mengambil mangkuk, dan piring, mulai menatanya diantara meja. Saat hidangan penutup siap, Key mencicipinya, merasa puas dengan hasilnya, dia pun segera membereskan semuanya.

Pasta kesukaan Frederick, dan Pai labu kesukaan Alex. Key menaruh dua gelas minuman yang berbeda selain air putih biasa. Whiskey, dan Kopi. Key menatap puas, dia sendiri tidak minum dua minuman itu, Key lebih suka minum air putih biasa ketimbang susu, teh, kopi atau minuman berasa lainnya. Meski begitu, dia lumayan menyukai teh, dan susu.

Saat selesai Key duduk di meja makan. Menunggu ayah, dan kakaknya. Dia lelah, ingin tidur di kamar. Tapi dua cecunguk yang suka berdebat belum juga datang. Jadi Key memutuskan untuk menunggu. Key menatap tumis sawi, dan mie goreng kesukaannya sendiri. Dia ingin makan, tapi bersama keluarganya.

Mata Key yang terasa berat pun tidak mendukung Key. Dia mengantuk, dan lelah. Anak itu pun tertidur pulas di atas meja makan.

......

Alex :

Aku baru saja pulang ke rumah setelah bekerja, kulihat sepatu Key sudah ada di dalam rumah. Sepertinya anak itu sudah pulang. Aku berjalan gontai ketika mencium aroma enak kesukaanku, Pai Labu? Sepertinya dugaanku benar.

Aku segera menghampiri kamar Key. Melirik ke sekitar, dan tak ku dapati keberadaan Key di manapun. Sampai sat aku berjalan ke meja makan, ku dapati Key tertidur pulas di atas kursi, dengan kepala berada di meja.

Key sepertinya benar-benar lelah. Dia bahkan masih memikirkan membuat makanan kesukaanku, dan Frederick saat kami berdua masih sibuk, dan tak berpikir untuk segera pulang saat keributan di jalan tadi.

Saat aku merasa ruangan begitu dingin, ku matikan kipas angin gantung yang aku beli beberapa hari lalu. Setelahnya kulihat sepertinya Key ceroboh tidak menyalakan pemanas ruangan.

Kuraih korek api, dan aku nyalakan api di tungku perapian.

Setelah kayu terbakar, barulah ruangan terasa hangat sekarang.

Hah.... Aku merasa lebih baik.

Saat kulihat Key lagi, sepertinya adikku sudah terlelap cukup lama.

Sehingga ku ambil inisiatif memindahkan dia ke tempat tidur. Kuangkat tubuh mungil Key Lin, hah dia cukup berat rupanya. Dia sudah tumbuh besar dari pada tahun lalu.

Tapi dia tidak seberat anak teman kerjaku yang seumuran dengannya.

Aku sempat menggendong anak temanku untuk mengajaknya main, padahal di rumah aku tidak pernah melakukannya dengan adikku.

Key cukup dewasa, sehingga aku tidak pernah bisa melihat dia merengek, atau menangis. Bahkan saat berumur baru dua tahun saja dia sudah terlihat lebih pintar dari anak seusianya.

Setelah memindahkan Key ke kamarnya, aku kembali ke meja makan. Kulihat Key memasak hidangan kesukaan kami sekeluarga. Key memasak masakan kesukaannya juga, dia memang bisa menyenangkan diri, hahaha.

Saat itulah aku memasukkan makanan Key pada lemari makanan, menyimpannya agar tidak ada kucing tetangga yang penasaran mengacau.

Aku duduk di kursi lagi saat mencium aroma Pai labu kuning yang Key masak untukku. Saat aku hampir memotong Pai dengan pisau, dan garpu, Frederick yang baru pulang membuka pintu.

Aku meminta ayahku itu untuk makan, dan dia langsung mencuci tangan. Dia menatap pasta di depan kursinya, dan menatapku.

Tatapan mata Frederick seolah mengatakan, tumben aku memasak makanan kesukaannya, apa mauku setelah ini?

Tapi aku segera memakan pai hangat milikku.

Aku melihat ke dia sebentar, dan mengunyah Pai sambil menatap Frederick. " Key Lin yang memasak, sepertinya dia kelelahan menunggu kita lalu tertidur." Kataku pada Frederick. Saat melihat Key Lin dari dapur dengan pintu kamar Key yang terbuka lebar, Frederick segera menaruh kembali garpunya.

Dia menaruh pasta di lemari makanan. Saat membukanya dia terkejut, makanan kesukaan Key Lin. Sepertinya di tahu aku tidak bohong soal Key menunggu dia, dan aku.

Frederick segera menarik lagi pasta miliknya. Menutup pintu lemari makanan, dan memakan Pastanya setelah itu. Seolah ingin Key senang saat bangun, dengan melihat ayahnya suka pada makanan buatan Key.

Frederick hanya diam sepanjang makan..

Dan ketika aku, dan Frederick sama-sama selesai dengan makanan milik kami, Frederick menatap ke arahku.

Dia duduk di meja makan setelah mencuci piring.

"Apa kau tahu sesuatu tentang keributan di jalan tadi?" Tanyanya padaku yang ada di lokasi sebelum dia.

"Tahu." Kataku membuat Frederick mengangkat alisnya.

1
R-Mr.Ne
btw gue kadang like kadang gak, sinyalnya susah, dan agak jelek.
R-Mr.Ne
Robert masih gengsi sama Alex, padahal udah palak Key aja gak sungkan, masa sungkan sama temen sendiri /Skull/
Ma Xixi (Heler).
kata pertama om Frederick udah bagus manggil anaknya pakai panggil nak, alias boy, akhirnya tetep beramah tamah juga /Joyful/
↳。˚ 🖇️')auh∆di♪♪⁠┌┘⁠♪: Ramah bukan? Wkwkwk
total 1 replies
Ma Xixi (Heler).
ramah banget om /Chuckle/
R-Mr.Ne
semoga Key baik-baik saja
R-Mr.Ne
apa Alex sebetulnya melindungi Key dari sesuatu?
⚖️Teͥ🆁eͣsͫa🦐♚⃝҉𓆊
mulai baca
🐈𝐀⃝🥀Ida Nur ✧༺♥༻
bismillah mulai baca
R-Mr.Ne
secuek itu Key Lin sama nyawa ayah kandungnya /Drowsy/
R-Mr.Ne
renggang banget Thor.
↳。˚ 🖇️')auh∆di♪♪⁠┌┘⁠♪: Wah, iya juga ya
total 1 replies
R-Mr.Ne
promosi novelmu yang sudah ku baca
R-Mr.Ne
promosi novelmu yang sudah kubaca
R-Mr.Ne
jadi key Lin sudah tahu semuanya?
R-Mr.Ne
itu pasti ibunya Shoe
Ma Xixi (Heler).
Update Now !!
Ma Xixi (Heler).
bokapnya waktu muda ganteng juga beng
Ma Xixi (Heler).
woooooooo cakep kali Maknya Alex
Ma Xixi (Heler).
Ėmir ini mencurigakan, jangan bilang dia musuh di balik selimut?
N_O
Hallo
Akumanusiabaikhati
Semangat Minnnn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!