SUAMI RANDOM

Mona menatap lemari kaca dengan wajah sembab, karena menangis. Lemari kaca itu tempatnya meletakkan semua pemberian dari Alex.

Mona sudah bekerja selama 2 tahun di perusahaan itu. Karena berteman dengan Rani-lah yang membuatnya mengenal pria bernama Alex.

Seminggu bergabung dengan perusahaan itu, Mona begitu dikenal di sana. Mona cukup dekat dengan Alex. Wanita itu bahkan sering datang bersama atau diantar pulang oleh bos mereka.

Alex, pria yang begitu lembut dan perhatian. Membuat hati Mona perlahan mulai luluh.

Tapi saat itu, kedekatan mereka didengar oleh orang tua Alex. Hingga Mamanya Alex menemui dirinya.

Wanita paruh baya itu meminta Mona meninggalkan putranya, lantaran Alex sudah dijodohkan dengan wanita pilihan keluarga mereka. Yang berasal dari keluarga terpandang dari kalangan elit.

Saat itu Mona merasa minder. Ia mencoba menghindar dari Alex. Tapi pria itu terus mengejarnya, walau Mona sudah menolak.

"Aku hanya bisa menganggapmu sebagai teman, Lex."

Kata itu yang selalu Mona ucapkan sebagai alasan saat Alex mengungkapkan perasaan padanya.

Mona tahu, jika ia menerima Alex. Orang tua Alex pasti tidak akan merestui mereka dan ia tidak mau menjalani hubungan yang pasti akan sia-sia.

Saat itu Mona meyakini, jika Alex bukanlah masa depannya. Hingga ia mencari pria yang status sosialnya sama seperti dirinya. Agar ia tidak merasa minder.

Tapi sekarang saat melihat istri Alex. Mona merasa tidak rela melepaskan pria itu. Ayna bukanlah berasal dari kalangan elit dan terpandang. Ia tahu itu karena Rani pernah menceritakan, jika ayahnya Ayna hanya seorang guru di sebuah SMA swasta dan bundanya seorang ibu rumah tangga biasa.

Kenapa Ayna bisa menikah dengan Alex? mengingat Mamanya Alex yang hanya memandang status sosial saja.

'Pasti kau menggunakan cara licik!' Mona meremas tangannya sambil berkutat dengan pikirannya.

Alex tiba-tiba saja sudah menikah. Pasti Ayna menjebak Alex dan meminta pertanggung jawaban pria itu. Mona menyakini asumsinya tersebut. Mamanya Alex saja beberapa hari yang lalu, sepertinya juga tidak tahu kalau putranya itu sudah menikah.

Jika orang tua Alex tahu, mana mungkin bisa tidak ada pesta pernikahan untuk anak semata wayang mereka.

'Pasti ada masalah, makanya mereka menikah!'

###

"Mas, bangun!" Ucap Ayna perlahan membuka matanya.

Bukannya bangun, Alex malah memeluknya erat. Pria itu tidak mau memakai guling lagi semenjak menikah. Ia akan memeluk Ayna sepanjang malam.

"Mas, aku mau buat sarapan." Ayna melepas tangan Alex dari tubuhnya. Mereka sedang berada di rumah orang tua Alex. Ia harus segera bangun.

Ayna bangkit dan melihat pakaiannya. Ia memakai baju sang suami yang kebesaran. Itu baju kaos Alex, tapi saat Ayna pakai seperti memakai daster. Panjangnya itu sampai selutut.

Wanita itu tampak bingung, masa ia keluar dengan pakaian seperti ini. Mau pakai pakaian yang semalam, sudah kotor dan bau pastinya.

"Mas... aku nggak punya baju." Ayna menggoyang tubuh Alex.

"Itu digantung samping lemari." Tunjuk asal Alex dengan bibirnya. Mata pria itu seolah enggan terbuka.

Ayna pun mengambil bungkusan itu. "Apa ini, Mas?"

Ayna membuka bungkusan itu yang berisi pakaian beserta dalammannya.

'Dia tahu ukuranku!' Wajah Ayna mendadak memerah memegang kaca mata gantung tersebut. Ia tidak pernah memberitahu Alex ukurannya.

"Kenapa wajahmu?" Tanya Alex tepat berada di belakang Ayna.

"Astaga, Mas! Kaget aku!" Ayna repleks berbalik dan melempar kaca mata gantung itu ke wajah tampan Alex. Tah kapan Alex sudah berada di belakangnya.

"Sayang..." Alex menangkap kaca mata yang hampir mengenai wajah tampannya.

"Kamu sengaja lempar-lempar begini, biar buat aku silap ya?" Tanya Alex dengan wajah menyebalkan.

"Ti-tidak!" Ayna mendadak gugup. "Aku mau mandi, kok."

Ayna merampas kaca mata yang dipegang Alex.

"Ayna-Ayna... gemes sama kamu!"

###

Setelah mandi, Ayna segera ke dapur. Ia akam membantu Mama membuat sarapan.

Ayna merasa aneh, tadi malam wanita paruh baya itu memasang wajah serius. Pagi ini penuh dengan senyuman. Apa mertuanya itu mempunyai kepribadian ganda?

"Ay, coba kamu rasa ini." Ucap Mama.

"I-iya, Ma." Jawab Ayna segera.

Ayna akan mengambil sendok tapi Mama langsung menyuapinya.

"Bagaimana?" Tanya Mama dengan nada lembut.

"E-enak, Ma." Jawab Ayna sambil tersenyum kikuk.

Ayna membantu Mama menyalin nasi goreng ke piring-piring.

"Kamu bisa masak?" Tanya Mama.

"Bisa, Ma. Cuma rasanya biasa saja."

"Alex itu kuat makan. Karena kamu bisa masak, Mama nggak khawatir dia kelaparan."

Ayna jadi tersenyum mendengar ucapan Mama. Perlahan mereka pun mulai mengobrol.

Alex yang sudah rapi berpakaian kantor. Mengintip dari balik tembok mendengar suara obrolan sambil berhaha-hihi. Mama dan istrinya sejak kapan sudah akrab saja.

"Jadi Mas Alex dulu sering bolos, Ma?" Tanya Ayna.

"Iya, anak bandel itu paling malas ke sekolah. Masuk sekolah jam setengah 8 nanti jam 8 dia baru pergi, itu pun diancam dulu." Ucap Mama mengingat kelakuan Alex kala itu.

"Terus, jam 9 dia sudah pulang ke rumah. Yang katanya gurunya rapat-lah.."

'Ternyata aku jadi bahan gibahan mereka!!!' Batin Alex yang makin mempertajam pendengarannya. Ia mau tahu apa saja yang di ceritakan Mama, tentang masa lalunya itu.

Ayna senyum mendengar cerita Mama. Suaminya itu ternyata tukang bolos. Pantaslah beberapa hari setelah menikah, Alex selalu mangkir ke kantor.

"Oh iya, Ma. Ayna mau minta maaf sebelumnya."

"Minta maaf kenapa?" Tanya Mama serius.

"Minta maaf karena Ayna yang mendadak menikah dengan Mas Alex. Sa-saat itu Ayna akui Ayna sangat egois. Ayna tidak mau membuat malu dan terlihat menyedihkan." Ayna menundukkan kepala.

"Kami mengerti. Alex sudah menjelaskan semuanya. Tapi ada yang mau Mama tanya sama kamu."

Ayna menatap wajah Mama.

"Apa kamu masih mencintai pria itu?"

Ayna segera menggeleng. Arga sudah menyakitinya, untuk apa dia masih mencintai pria itu.

"Apa kamu mencintai Alex?" Tanya Mama dengan wajah serius.

Alex sudah menentukan pilihan dan meyakinkannya pada mereka. Hingga Mama merestui pilihan Alex tersebut. Toh putranya juga yang akan menjalani hidup bersama pilihannya.

Mama hanya mendoakan kebahagian Alex dan menantunya itu. Berharap mereka selalu bahagia. Tapi, Mama juga ingin mengetahui bagaimana perasaan Ayna. Mama takut perasaan Alex tak bersambut.

Masih dari balik tembok, Alex menguping. Ia tampak penasaran menunggu apa yang akan dikatakan istrinya. Bagaimana perasaan Ayna padanya?

"I-itu, Ma." Ayna tiba-tiba merasa gugup.

Beberapa hari bersama pria itu membuatnya nyaman dan bahagia. Bahkan hatinya selalu berdebar tidak menentu. Mungkin jika mereka disuruh bercerai, ia pasti akan menangis bombay.

"A-Ayna mencintai Mas Alex, Ma." Ungkap Ayna dengan wajah yang mendadak merona.

"Yes!!!" Suara Alex membuat keduanya kaget.

"Mas Alex!!!" Ayna menutup wajahnya dan segera kabur dari dapur.

Wanita muda itu sangat malu, Alex pasti mendengar semuanya.

'Dasar Mas Alex, tukang nguping!'

.

.

.