Hidupku hancur, setelah pernikahan keduaku diketahui oleh istriku, aku sengaja melakukan hal itu, karena aku masih mencintainya. Harta yang selama ini kukumpulkan selama 10 tahun. Lanhsunh diambil oleh istriku tanpa tersisa satu pun. Lebih parahnya lagi, aku dilarang menafkahi istri siri dan juga anak tiriku menggunakan harta bersama. Akibatnya, aku kembali hidup miskin setelah mendapatkan karma bertubi-tubi. Kini aku selalu hidup dengan semua kehancuran karena ulahku sendiri, andai waktu bisa ku ulang. Aku tidak pernah melakukan kesalahan yang fatal untuk pernikahanku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minami Itsuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5 MENCARI BUKTI PERSELINGKUHAN DANU
“Mah, kita pindah ke kamar yuk.” Siska sempat merasa heran dengan anaknya. Namun matanya menatap ke arah lain. Ternyata ada suaminya menghampiri mereka berdua. “Aku lagi enggak mau lihat ayah, Mah.”
“Memang ada apa dengan ayah? Kamu enggak kangen sama ayah, dia baru bisa pulang sekarang loh, kan selama ini ayah selalu menginap di tempat kerja.” Angga menggeleng pelat, raut wajahnya terlihat ada kesedihan yang mendalam.
“Tiga hari yang lalu, aku lihat ayah pergi jalan sama perempuan dan anak kecil yang waktu itu, Mah. Kayanya ayah mau pergi jalan-jalan soalnya ayah sempat angkat koper ke dalam mobil.”
“Di mana kamu lihat?”
“Dekat sekolah aku, Mah. Enggak jauh dari sekolah kan ada perumahan baru. Nah, ayah ada di sana jemput perempuan lain di pinggir jalan. Itu juga aku enggak sengaja lihat ayah.” Siska diam sejenak, ia jadi ingat ketika mendengar percakapan suaminya di dapur malam itu. Ternyata suami pergi berlibur dengan selingkuhannya. Siska yakin pasti suaminya menggunakan uang resto untuk menyenangkan gundiknya. Jari-jari lentiknya mengepal keras. Sepertinya suaminya sudah kelewatan.
“Kalian berdua lagi apa?” tanyaku basa basi, walau pun aku tahu mereka sedang belajar. Setidaknya aku bisa membuka obrolan. Sudah lama aku tidak pernah ngobrol dengan anakku Angga. "Kayanya asik, nih. Belajar bareng sama Mamah, ayah juga mau ikutan temani Angga belajar, boleh?" Baru saja aku ingin duduk bersama tiba-tiba anakku langsung berdiri dan pergi begitu saja. "Loh, Angga? Kamu mau ke mana? Angga?" Aku mencoba memanggil namanya, tapi ia malah naik ke lantai atas menuju kamarnya. Bahkan terdengar suara pintu ditutup cukup keras.
“Angga kenapa, Mah? Kok dia pergi?” Siska langsung menatap tajam ke arahku, membuat wajahku bingung. "Ka ... Kamu kenapa, Mah? Kok kamu lihat aku--" Tak lama Siska langsung bangkit dari duduknya. ia pun pergi ke lantai atas menyusul Angga di kamarnya. Terlihat Siska begitu marah dengan suaminya, tapi ia tidak bisa meluapkannya sekarang. Karena malas meladeni suaminya.
"Lihat saja kamu, Mas. Setelah semua rencanaku beres. Akan kubongkar perselingkuhanmu dengan wanita la**rmu itu! Aku enggak rela, kamu menghidupi ja**ng itu dengan harta kita, Mas!"
...****************...
"Kamu tenang aja sayang, habis ini kita jalan-jalan lagi. Apa pun yang mau kamu beli, akan aku kabulkan," ujarku melalui ponsel dengan istri sirihku. Tentu saja tanpa diketahui oleh Siska. Untung saja aku ingat nomor ponsel istri siriku. Karena ponsel yang biasa aku pakai untuk menghubungi Rahma, baterainya habis.
"Mas, kamu lagi ngapain di belakang rumah?"
"Aagh ...!" Mataku terbelalak melihat Siska sudah ada di belakangku. Saking kagetnya ponsel yang ada di tanganku terjatuh. "Sa ... Sayang, ka... Kamu ngapain di sini?" Jujur saja, saat ini jantungku tidak aman. Sejak kapan dia ada di sini?
“Dari tadi aku cari kamu ke mana-mana, Mas, tahunya kamu ada di sini. Kamu habis menghubungi siapa?"
"I ...itu, tadi itu, aku--" Aduh, kenapa kenapa mulutku tiba-tiba saja terkunci ya. Rasanya suara ini sulit sekali untuk dikeluarkan. "Ta ... Tadi itu, aku lagi ... Hmm... Hoh, iya. Aku lagi telepon ibu di rumah, aku cuma nanya kabar kondisi ayah saat ini."
"Hoh."
"I ... Iya, kamu percaya, kan aku habis menghubungi ibuku barusan?"
"Hoh iya, Mas. Aku mau pergi keluar sebentar, aku mau pakai mobil yang biasa kamu pakai?”
" Kunci mobil? Memangnya kamu mau ke mana?
Tumben kamu mau pakai mobil ini? Mobilmu yang biasa dipakai mana?”
“Ada di bengkel, mana kunci mobilnya.” Ia mengadah tangan ke arahku. Lebih baik kuberikan saja kunci mobilnya, untuk saat ini aku tidak mau Siska berada di rumah. Apalagi aku sempat berbohong padanya. Mudah-mudahan saja dia tidak mendengar percakapanku dengan Rahma di telepon tadi.
"Makasih, aku pinjam dulu mobilnya. Satu lagi, Mas. itu ponselnya masih tergeletak di tanah, buruan gih kamu ambil. Takutnya ada yang menunggu kamu untuk dihubungi kembali."
"Hah, ma... Maksudnya?" Siska langsung pergi begitu saja, aku benar-benar tidak paham. Arti perkataan dia barusan.
Saat ia sudah masuk ke dalam mobil. Ia langsung tancap gas sebelum suaminya berubah pikiran. Ia takut suaminya akan menyusul ke sini. Karena Siska membutuhkan mobil ini untuk mencari bukti perselingkuhannya dengan gundiknya. Ketika ia sudah pergi jauh dari rumahnya. Ia memutuskan untuk berhenti sejenak. Karena ia ingin mencari sesuatu benda yang selama ini selalu ia curigai. Ia yakin suaminya pasti punya ponsel lebih dari 1 .
15 menit kemudian. Siska pun berhasil menemukan sebuah ponsel milik suaminya. Ternyata suaminya menyembunyikan di mobil. Pantas saja ponsel yang biasa dipegang suaminya tidak ada yang mencurigakan, ternyata dia pakai ponsel yang lain.
Sayangnya, saat Siska ingin memeriksa. Ponsel tersebut mati. Sepertinya batarai nya habis. Siska pun langsung memasukkan ponsel itu ke dalam tasnya. Dan lanjut menuju resto. Untungnya suaminya tidak curiga jika dirinya ingin pergi ke resto untuk memantau keadaan.
Setengah jam kemudian, ia telah sampai di tempat resto. Ia melihat sekitar resto, ternyata banyak sekali kendaraan mobil dan motor terparkir di sini. Bahkan banyak para pelanggan mampir untuk makan, hingga antrian menjulang keluar.
Sepertinya suaminya telah menyelewengkan dana pendapatan Resto untuk menyenangkan gundiknya, setelah ini ia akan menyelidiki pelanggaran resto dan juga pendapatan Resto.
Siska tidak akan membiarkan harta yang dimiliki bersama dinikmati oleh wanita lain selain dirinya. Siska akan melakukan sesuatu untuk mengembalikan harta yang telah dipakai oleh selingkuhan suaminya dan juga anaknya.
Sebelum menyelidik lebih dalam, ia memutuskan untuk pergi ke suatu tempat. Ia ingin menemui seseorang untuk mengawasi suaminya. Karena ia tidak bisa bekerja sendirian untuk saat ini.
Seminggu kemudian, akhirnya Siska bisa mendapatkan informasi tentang wanita yang dinikahi diam-diam oleh suaminya. Ternyata wanita itu adalah mantan kekasihnya suaminya dulu.
"Bu, ini beberapa foto yang saya dapat tentang Pak Danu bersama istri sirinya. Setiap hari, Pak Danu sering datang ke tempat istri keduanya," ujar seseorang yang disewa oleh Siska.
"Terima kasih, ya. Kamu sudah membantu saya untuk menyelidiki suami saya, jika dia ada di luar rumah."
"Sama-sama, Bu. Jika Ibu membutuhkan bantuan lagi, saya siap membantu Ibu."
"Sekali lagi terima kasih ya, berkat kamu saya bisa mengetahui sejauh mana suami sama melakukan perselingkuhan di belakang saya."
"Sama-sama, Bu." selepas berbicara dengan orang yang disewa oleh dirinya, Siska kembali memperhatikan beberapa foto yang diambil secara diam-diam oleh orang suruhannya. Walau pun ia mengeluarkan uang yang cukup banyak. Setidaknya ia bisa mendapatkan informasi selengkap ini.
Mata Siska terus saja menatap foto, bagaimana bisa suaminya diam-diam melakukan pengkhianatan di belakangnya, dengan cara menikahi mantan kekasih yang dulu pernah meninggalkan suaminya ketika suaminya masih hidup dalam keadaan kemiskinan.
Siska tidak menyangka, jika pengorbanannya menemani sang suami dari hidup miskin sampai mempunyai segalanya, tega menghancurkan rumah tangganya sendiri.
“Laki-laki tidak tahu diri! Apa dia lupa dari mana dulu dia berasal sebelum menikah denganku, bisa-bisanya dia menikah diam-diam di belakangku dengan mantan kekasihnya dulu, apa dia tidak ingat, kalau dulu pernah dicampakkan olehnya hanya karena dia hidup miskin, lalu ia datang kepadaku dan memintaku untuk menikah dan menerima dia apa adanya. Tapi setelah mendapatkan semuanya, dia malah menghianatiku!" Siska meremas foto tersebut, hatinya benar-benar hancur, ia tidak terima jika dirinya mendapatkan perlakuan buruk dari suaminya yang sangat tidak tahu diri itu.
"Aku nggak akan biarkan kamu hidup tenang, Mas. Apa pun yang terjadi aku harus bisa mempertahankan harta yang kita dapatkan selama bertahun-tahun, aku tidak sudi harta yang kita miliki dinikmati oleh gundikmu dan juga anaknya!"
Dobel up, Thoor /Pray//Pray/