Membunuh istri seorang Mafia???
Begitulah yang terjadi pada Disha si reporter Indonesia saat berada di kapal pesiar. Dia terjebak dalam situasi sulit ketika dia terpergok memegang sebuah pistol dengan jasad wanita di depannya yang merupakan istri tercinta dari seorang mafia bernama Noir Mortelev.
Mafia Rusia yang terkenal akan hati dingin, dan kejam. Mortelev adalah salah satu diantara para Mafia yang berdarah dingin, dan Noir merupakan keturunan dari Mortelev sendiri.
Kejadian di kapal pesiar sungguh membuat Disha hampir mati di tangan Noir saat pria itu ingin membunuhnya setelah mengetahui kematian istrinya, namun dia bersumpah akan membunuhnya secara perlahan lewat siksaan batin dan jeratan pernikahan.
“Akan aku berikan neraka untukmu sebagai balasan kematian istri dan anakku yang belum lahir. You understand!”
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AM'sLL — BAB 15
SEBUAH TUDUHAN DAN PELAKU
Indonesia
“Aku mohon, dia bukan Disha percayalah!” ucap seorang wanita berambut pendek yang kini mencoba menjelaskannya kepada atasannya.
Ya! Fani dan Disha sama-sama seorang reporter, dan kini wanita itu mencoba menjelaskan bahwa yang datang bukanlah jasad temannya.
“Dengar! Kau melihat sendiri jasad kakaknya. Lagi pula kita sudah menguburnya dan mungkin ini berat untukmu karena kepergian temanmu.” Ujar sang atasan yang tersenyum ke arah dsni seraya memegang pundaknya.
“Tapi— ”
Fani terdiam tak percaya, tidak ada satupun yang mendengarkannya. “Disha, aku yakin kau masih hidup.” Gumam Fani menatap tajam dan tidak lagi meminta pertolongan siapapun jika tidak ada yang mempercayai nya.
...***...
Saat memasuki senja. Kedatangan Noir membuat kesan yang lebih menakutkan akan aura yang pria itu bawa.
Dengan tatapan tegas dan angkuh, Noir berjalan melewati para pelayan yang berdiri berjajar. “Anda butuh sesuatu Tuan Noir?” tanya Nevi menunduk ketika Noir berjalan melewatinya.
“Bagaimana dengan wanita itu? Apa dia melakukan sesuatu?” tanya Noir dengan suara tegasnya membuat Nevi tak berani menatapnya.
“Dia— ”
“Dia kabur.” Jawab Sofiya yang tiba-tiba datang sehingga Noir yang masih berdiri menatap Nevi, pria itu hanya menoleh.
“Dia memecahkan kaca dan memanfaatkan hujan. Kami sudah menghentikannya, dia membawa senjata dan salah satu anak buahmu terluka.” Jelas Sofiya hingga Noir mengepalkan tangannya dan terlihat begitu marah.
“FALCO!!” panggil Noir begitu lantang hingga pria pemilik nama Falco itu segera datang. Tak cuman Falco saja, Ganev yan baru tiba dari kantor pun ikut terkejut.
“Iya Tuan?”
“Suruh yang lain mencari Disha, jika dia melawan maka paksa dengan kekerasan, jangan membunuhnya.” Pinta Noir sehingga pria berkemeja putih itu mengangguk faham dan segera menuju ke halaman luar membawa beberapa anak buah Noir untuk mencari keberadaan Disha.
Kepergian Falco yang membawa beberapa anak buah membuat Yoanna terheran saat wanita itu baru saja kembali dari luar.
“Noir— ”
“Harusnya kau bisa menghentikan nya. Atau memang kau sendiri yang membiarkannya pergi.” Ucap Noir menatap tegas hingga Sofiya terkejut namun juga pura-pura kesal akan ucapan Noir.
“Apa itu sebuah tuduhan? Sudah berapa lama kita tinggal bersama dan kau masih tidak percaya kepada bibi mu.” Ucap Sofiya sehingga kini para pelayan segera pergi dirasa percakapan majikannya sudah mulai memanas.
Sementara Ganev masih berdiri di sekitar sana, tentu saja dia ingin tahu karena penasaran.
“Apa itu fakta? Jangan memancing amarahku Bibi. Jika terjadi pada wanita itu, maka kau yang bertanggung jawab.” Ujar Noir menatap lekat lalu pergi meninggalkan Sofiya yang masih mengepalkan tangannya menahan amarahnya.
Wanita paruh baya berambut pirang itu mencoba tenang agar tidak terlalu emosi.
Saat melihat Noir, Ganev langsung bersembunyi karena dia tidak ingin sampai berpapasan dengan pria itu. Tentu saja dia tidak ingin bermasalah dengan Noir, nyalinya cukup ciut kau tahu.
“Ini semakin menarik.” Gumam Ganev menyeringai licik lalu ia terdiam saat melihat Yoanna yang baru saja tiba. “Dan sekarang ada masalah baru yang harus aku selesaikan.” Lanjutnya menatap kesal ke arah Yoanna.
Dengan tatapan tegasnya, wanita cantik berkulit putih itu berjalan dengan langkah panjang sampai Ganev tiba-tiba menariknya dan membawanya ke kamar tamu.
“Kau bilang takut jika bertemu di Mansion!” sindir Yoanna menyeringai kecil saat melihat Ganev menutup rapat pintunya dan menguncinya.
Pria itu berbalik menatap ke wanita cantik itu dan mendekatinya.
“Bagaimana lagi, selagi kita selalu bertemu aku tidak bisa menahan diri saat melihatmu!” ucap Ganev menyeringai kecil hingga mereka berdua saling beradu pandang dengan tangan Ganev yang merapatkan tubuh mereka.
“Kau membuatku hampir marah, dan sekarang kau menggodaku. Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan?” Yoanna memejamkan matanya saat jari Ganev bergerak membelai wajah cantiknya.
“Pekerjaanku dan keinginan ku sangat banyak, itulah yang membuatku cepat marah. Maafkan aku!” jelas Ganev yang dibalas oleh senyuman kecil dari Yoanna.
Hendak mendekat ke wajah Yoanna, wanita itu menahan bibir Ganev. “Ada sesuatu yang harus aku bicarakan.” Ucap Yoanna.
“Ayolah kita bicarakan lain kali, kita tidak punya waktu di sini jadi biarkan aku mencicipi bibir manis mu itu sayang!” God Ganev hingga akhirnya pria itu mencium bibir Yoanna dengan rakus dan sedikit agresif begitu juga dengan Yoanna sendiri yang memang dia juga rindu akan ciuman itu.
Oh, tunggu! Sudah berapa lama mereka berhubungan? Tentu saja cukup lama hubungan mereka terjalin secara diam-diam, tidak ada yang tahu bahkan Yelena sendiri pun tidak tahu kebusukan suaminya di belakangnya.
Dengan senyuman lebar keduanya menikmatinya.
Sementara Noir yang kini berada di ruangannya. Pria itu terdiam dengan tatapan tegasnya saat ia berdiri menatap ke jendela besar menghadap tepat di halaman samping.
Langit semakin gelap namun masih tidak ada informasi dari keberadaan istrinya.
Tak berselang lama salah satu anak buahnya datang. “Tuan, keberadaan nyonya Disha tidak ada di kawasan kompleks, kami akan mencari di luar kawasan.” Jelas anak buahnya yang memang diperintahkan oleh Falco untuk memberikan kabar tersebut kepada bos mereka.
“Hm. Katakan kepada Falco untuk segera menemukannya dan jangan sampai wanita itu berada di tangan musuh terutama Romanov.” Jelas Noir dengan serius dan tegas.
“Baik Tuan.” Balas pria berkaos hitam itu segera pergi.
Iya, Noir tidak akan membiarkan musuhnya mendekati Disha apalagi Todor dan Sergei Romanov. “Mereka tidak boleh tahu.” Gumam Noir meremas kepalan tangannya sendiri.
Tentu saja, Noir memiliki maksud tersendiri di balik itu semua. Kematian istrinya Teodora, itu semua bersangkutan dengan masalah yang ada.
.
.
.
“Ibu, jika terjadi pada Disha aku benar-benar tidak akan diam saja— ”
“Kau akan apa huh? Mengatakan kepada Noir tentang kebusukan ibumu yang ingin membunuh istri keduanya begitu? Apa kau ingin ibumu terluka?” ucapan Sofiya membuat Yelena tak habis pikir.
Kenapa ibunya berubah seperti itu? Atau memang ibunya memang seperti itu sejak dulu namun dia yang tidak tahu.
“Tapi Disha wanita baik— ”
“Jika baik kenapa dia membunuh wanita hamil yang tidak bersalah Yelena?” Sofiya menatap putrinya dengan kedua alis terangkat menandakan bahwa semua yang dia ucapkan adalah fakta.
“Dia tidak membunuhnya! Dan aku yakin Noir juga tahu itu. Dia pria yang cekatan dan dia tidak akan salah.” Jelas Yelena seketika membuat Sofiya terdiam dan mulai memikirkan sesuatu.
-‘Ya! Apa mungkin ini semua permainan Noir? Apa dia benar-benar sudah tahu bahwa Disha bukan pembunuh istrinya tapi orang lain? Jika benar seperti itu, maka aku harus membicarakan ini dengan Alon dan pria itu.’ Batin Sofiya berkerut alis terlihat kegelisahan di mimik wajahnya membuat Yalena menatap bingung dan curiga.
“Sekarang apalagi yang Ibu pikirkan? Hentikan dan jangan berbuat aneh-aneh aku mohon!” ucap Yelena menatap penuh permohonan kepada ibunya itu.
Sofiya menatap putrinya dan kembali bersikap tenang hingga berlutut di hadapan Yalena seraya memegang tangannya. “Kau jangan khawatir! Aku tidak akan berbuat aneh-aneh, aku melakukannya karena aku juga kesal setelah tahu Noir menikahi wanita pembunuh Teodora. Kau tahu aku sangat menyayangi Noir dan juga Teodora sama sepertimu kan.” Jelas Sofiya.
Yelena menunduk sekilas lalu menatap ibunya.
“Aku harap ucapan Ibu tulus.” Balas wanita pirang itu memilih pergi meninggalkan Sofiya di kamarnya sendiri.
yohana selingkuh sm ganev..
klu sampai noir tahu bgmn reaksi nya coba 😀😁🫢🤭
Disha mulai berani sm noir krn merasa sdh tahu kebenaran nya..siapa yg membunuh teodora..
apakah teodora selingkuh jg?
dan apa tujuan noir melibatkan Disha?
author jwb donk 😍😂😀🫢🤭