"Heh, bocil? Nanti setelah ini aku minta di traktir ya." Goda adrian.
"Adrian!? Mulai deh kamu?." Ketus shely.
"Nggak mau!?, om adrian banyak makannya." Tebak aqilla membuat semua orang di sana tertawa.
"Ye? Mana ada aku makan banyak!? Lagian yang kamu pesankan, semua makanan nya hanya seumil. Gimana nggak makan banyak,." Jawabnya asal.
"Iss maruk, om adrian nya." Ujar aqilla namun tangan adrian mulai usil. Ia pun mulai menarik pelan hijab aqilla.
"Bundaaaaa!?." Teriak aqilla yang taj terima, jika hijab nya ditarik.
"Aduh sayang ampuuunn!!!!?." Pekik adrian yang merasakan nyeri di pinggang, akibat cubitan ulfa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sherly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13
Dirumah pak malik shely pun masih duduk di samping jendela. Menatap kedepan dengan kosong.
Sehingga datanglah ulfa sahabat yang selama ini menghilang. Dan kini datang bersama adrian dan shely pun berlari kecil menghambur kepelukan ulfa.
"Shely aku datang maaf ya jika aku selama ini menghilang. Karna aku disibukkan oleh mata kuliah yang bentar lagi akan wisuda. Maafin aku ya karna juga ponsel aku abis kecopetan minggu lalu." Bisiknya dalam pelukan. Dan shely mengangguk.
"Iya tidak apa-apa ul. Aku bahagia jika kamu kesini aku kangen." lirih shely yang matanya sudah berembun jika sekali di kedipkan maka air itu pun akan tumpah.
Adrian pun lekas meninggalkan mereka berdua. Juga bu ilma ikut serta meninggalkan dua sejoli ini melepaskan rindunya masing-masing.
.
.
Kini adrian yang termenung di depan rumah. Dan saat bu ilma hendak membuatkan minum untuk ulfa. Ini dirinya melihat putranya yang melamun.
"Eehh.. Anak ibu kenapa ini melamun. Ngga baik lo sore-sore melamun." ujar bu ilma yang sudah melihat suasana diluar. Memang sudah begitu sidikit gelap tepatnya sudah pukul 17:18 adrian pun ternyum.
"Buk maaf ya. Jika hari ini adrian belum bisa nemenin mbak sampai pulih. Karna aku harus kembali bekerja." lirihnya bu ilma pun tersenyum.
"Tidak apa-apa nak. Kerjaan kamu disana adalah tanggung jawab kamu. Jadi ibu nggak apa-apa kamu sudah pulang saat ini aja ibu udah bahagia nak." ucap bu ilma lalu memeluk anaknya. Seketika mata adrian pun membulat. Saat mendapati seorang perempuan berhijab berdiri di depan pintu.
"Ulfa." lirihnya dan bu ilma pun menoleh.
"Ehh. Nak ulfa kenapa berdiri sini duduk. Udah ibu buatkan teh ini." ajaknya sambil menyondorkan teh kedepan ulfa. Lalu bu ilma pun bergegas kebelakang melanjutkan masak. Dan meninggalkan ulfa dan adrian berduaan diruang tamu.
Hening..?
"Adrian?." panggilnya.
"Hmmm. Ya kenapa mau pulang ya. Aku anterin yuk?." ajaknya namun ulfa menggeleng matanya berembun.
"Kamu yakin mau kesingapore?." tanyanya.
"Iya? Kan kalau nggak ada aku kamu bebas bisa jenguk mbak. Tanpa harus melihatku." ucapan adrian kini sangatlah menohok.
"Adrian maafkan aku yang sudah mengabaikan mu. Aku jujur masih sayang sama kamu. Aku ingin menulai hubungan ini dari awal." lirih ulfa namun adrian hanya tersenyum.
Hening..? Sesaat hari mulai gelap azan maghrib sudah berkumandang. Adrian kini tersenyum penuh kebahagiaan. Namun disisi lain ia harus tetap bekerja.
"Udah maghrib kamu sholat dulu gih. Di kamar mbak shely. Aku mau pergi ke masjid saja." adrian pun kini mengalihkan pembicaraan nya. Hingga waktunya tiba nanti setelah sholat.
"Iyaudah. Aku kekamar shely dulu." ujarnya dan diangguki oleh adrian. Kini mereka pun pergi sholat adrian kemasjid kalau ulfa ke kamar shely.
.
.
.
Setelah mereka selesai sholat makan malam juga. Kini adrian pun pamit pada kedua orang tua nya. Untuk mengantarkan ulfa pulang.
"Yah. Buk. Adrian antar ulfa pulang dulu ya." pamitnya bu ilma dan pak malik pun tersenyum.
"Apa kamu anter pake motor nak." tanya pak malik pada putranya.
"Enggak yah. Adrian jalan kaki aja lagian kan dekat. Nggak memakan waktu beberapa jam kok." elaknya
"Yasudah hati-hati ya nak ulfa adrian." kata pak malik pada ulfa dan anaknya.
"Iya om. Mari bu." pamit ulfa pada kedua orang tua adrian.
"Ulfa kamu mau pulang." tanya shely yang abis keluar dari kamarnya.
"Iya shel, kamu baik-baik jangan bengong terus sampai lupa makam, ingat jangan pernah memikirkan sesuatu yang bisa merugikan kamu sendiri. Ingat di langit masih ada tuhan. Anakmu juga mungkin saat ini sedang bahagia." papar ulfa pada sahabatnya.
"Iya fa. Makasih ya. Kamu hati-hati. Adrian kamu anter ulfa beneran loh. Awas aja kalau ngga sampe rumah. " ujarnya membuat semua terkekeh. Berbeda dengan adrian hanya tersenyum tipis.
"Iya kak. Yaudah assalamu'alaikum semuanya." salam adrian dan ulfa barengan.
"Wa'allaikumsalam." balas bersamaan.
Disepanjang jalan yang gelap hanya suara deru motor yang berlalu-lalang di pinggir jalan. Tak ada sepatah kata pun disepanjang jalan. Kini ulfa pun memberanikan diri untuk bertanya.
"Drian." lirihnya. Adrian pun menoleh.
"Hemm. Iya fa ada apa?." tanyanya
"Kamu marah sama aku ya. Karna kemarin-kemarin sempat bersikap buruk sama kamu. Jujur aku ngga ada niat untuk diamin kamu. Aku hanya ingin fokus sama kuliahku." terangnya namun adrian justru malah tersenyum.
"Iya nggak apa-apa? Aku juga minta maaf karna dulu ninggalin kamu tanpa ada pamitan." ucapnya dengan nada sedikit penyesalan.
"Iya aku maafin. Jadi kamu mau kesingapore lagi kapan." kini ulfa pun memberanikan diri untuk bertanya.
"Mungkin minggu esok. Jadi di indo masih ada sisa 4 hari lagi. Karna aku disana juga harus nerusin kuliah ku juga pekerjaan ku. Karna nggak mungkin aku harus pergi begitu sajakan. Jadi jika kamu masih ingin balik dan bertahan denganku. Apakah kamu bisa sabar menunggu karna itu yang aku akan sampaikan sama kamu sekarang?." cercanya dan ulfa pun mengangguk.
"Aku akan siap menunggumu. Kemarin aku menunggumu sampe 4 tahun saja bisa. Kenapa sekarang hanya menunggu 2 tahun saja ngga bisa." ucapnya penuh keyakinan.
Tak terasa mereka ngobrol. Akhirnya pun sampai didepan rumah ulfa. Hingga terlihat pak juano berada duduk diteras rumah.
Begitu pun pak juano yang melihat anak perempuan nya sedang diantar adrian. Kini terlihat biasa saja hingga ia pun tersenyum saat adrian datang kerumahnya dengan sopan.
"Assalamu'alaikum pak. Maaf saya mengantarkan ulfa kemalaman. Soalnya tadi ibu meminta ulfa makan malam dirumah." kata adrian sambil mencium tangan pak juano dengan jakjim.
"Wa'allaikumsalam nak adrian. Iya nggak apa-apa terimakasih sudah mengantarkan nak ulfa ya. Oh ya fa kamu udah sholat maghrib belum." tanya pak juano pada anaknya. Hingga membuat ulfa pun menoleh pada sang ayah.
"Sudah ayah. Tadi dirumah adrian disana bu ilma yang mengingatkan untuk sholat dulu. Abis sholat makan lalu diantar adrian pulang yah." jelas nya. Pak juano pun manggut-manggut.
"Oh ya pak saya permisi dulu ya. Karna sudah terlalu malam ngga enak sama ibu kalau pulang telat. Hehe?." ujar adrian setelah melihat jam di pergelangan menujukan pukul 19:20 pak juano pun tersenyum.
"Iya nak. Sekali lagi terimakasih ya udah antarin ulfa." ucapnya dan adrian pun baling tersenyum.
Dan setelah bersalaman. Adrian pun gegas meninggalkan rumah ulfa. Disepanjang jalan ia tersenyum. Akhir perjuangan nya kini membuahkan hasil. Ulfa kini sudah kembali di perlukan nya. Meskipun nanti harus meninggalkan nya. Untuk belajar sekaligus bekerja.
Ya kini adrian memiliki tabungan. Yang sudah dibilang cukup buat meminang kekasihnya. Yang mungkin akan menunggu nya nanti.
***
Sesampai nya dirumah kini adrian membuka laptopnya. Untuk mengerjakan tugas kuliah nya melalui online sekaligus melihat pekerjaan nya.
Bu ilma yang melihat anak nya yang sibuk menatap layar laptop. Kini ia isiatif membuatkan cemilan kesukaan anaknya. Ya pisang goreng juga membuatkan susu juga teh.
"Ehem. Sibuk amat anak ibu ya." godanya sehingga membuat adrian menoleh ke sumber suara.
"Iya bu ini ngecek kenaikan resto. Sambil belajar sekalian. Ibu bawa apa itu." ujarnya sambil melihat jika ibunya membawakan sebuah nampan.
"Ini ibu buatkan teh sama susu biat nemenin kamu belajar. Sama bekerja tuh ibu buatkan pisang goreng juga." kini bu ilma pun menaruh nampan berisikan. Roti juga pisang goreng nya kedepan adrian. Sehingga membuat adrian pun tersenyum.
"Terimakasih bu. Ini kesukaan aku banget pisang goreng nya." ujarnya sambil mengambil pisang gorengnya lalu melahapnya. Bu ilma pun tersenyum melihat anaknya yang berjuang sendiri tanpa uang dari orang tuanya.
Ya adrian sejak lulus SMA ia memilih bekerja. Selang beberapa hari dirinya mendapatkan biayasiswa ke bangku kuliah yang ada disingapore. Bu ilma yang ingin anaknya kuliah tinggi kini berusaha mencarikan uang. Namun adrian melarang ternyata uang jajan yang diberikan bu ilma selama ini ia tabung. Jadi adrian berangkat kesingapore hanya berbekal uang tabungan. Yang tak seberapa namun tekat nya sudah mantap.
Sehingga ia disana sedikit kesusahan. Namun disisi lain ia bersyukur karna ada kawannya yang sama satu negaranya. Ia memberikan loker di singapore senghingga adrian tak kesusahan lagi. Di singapore berusaha keras adrian bekerja partame.
Hingga ia bersyukur jika sang bos nya menyukai kerja keras adrian. Sehingga beberapa tahun kemudian sang bos menaikan posisi adrian. Yang awalnya jadi marketing kini menjadi manager keuangan. Karna sang bos menyukai kerjanya yang jujur.
Hingga kini saat adrian memiliki masalah. Sang bos pun nyetujuinya jika adrian harus pulang. Karna selama setahun adrian hanya libur disaat belau sakit saja. Jadi sang bos mengijinkan jika adrian pulang untuk jangka waktu beberapa minggu
Bersambung...