Callista merupakan salah satu murid yang menjadi korban pem-bully-an. Ternyata dalang dari semua itu adalah Zanetha, adik kesayangannya sendiri. Sampai suatu hari Callista meninggal dibunuh oleh Zanetha. Keajaiban pun terjadi, dia hidup kembali ke satu tahun yang lalu.
Di kehidupan keduanya ini, Callista berubah menjadi orang yang kuat. Dia berjanji akan membalas semua kejahatan Zanetha dan antek-anteknya yang suka melakukan pem-bully-an kepada murid yang lemah.
Selain itu Callista juga akan mencari orang tua kandungnya karena keluarga Owen yang selama ini menjadi keluarganya ternyata bukan keluarga dia yang asli. Siapakah sebenarnya Callista? Kenapa Callista bisa menjadi anak keluarga Owen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Persiapan Pesta
Bab 32
Michael memalingkan wajahnya, tetapi Felix dengan kuat mencengkeram rahang laki-laki itu. Suami Margareth ini menatap tajam kepada lawannya. Dia tidak akan pernah membiarkan pelaku kejahatan menghirup udara bebas lagi.
"Katakan kenapa kamu tidak langsung memberikan Callista dan malah menyembunyikannya Callista, putriku?" Felix mendesis dengan penuh penekanan.
Michael ketakutan dan tidak bisa bicara. Hanya kulit di sekujur tubuhnya berkeringat banyak.
"Apa karena kamu sudah membunuh pengasuhnya?" Felix kembali menekan Michael.
Mulut Michael yang terbuka seakan ingin bicara, tetapi tidak bisa. Hanya keringatnya saja yang semakin membasahi pakaiannya.
"Jawablah Michael. Atau kamu ingin anak dan istrimu juga ikut mendekam di penjara," lanjut Margareth berbisik.
Kali ini Michael menganggukkan kepala. Dia masih belum bisa bicara atau mengeluarkan suaranya.
Felix meminta seorang penjaga memberikan sebotol anggur. Lalu, dia menyimpan botol itu di atas meja dalam keadaan tutup botol yang sudah di buka.
"Minumlah jika kamu ingin meminumnya dan abaikan jika kamu tidak ingin meminum itu," kata Felix.
Tanpa diduga Michael langsung mengambil botol anggur itu dan menghabiskannya setengah lebih dalam satu kali minum. Laki-laki itu lalu meletakkan kembali botol di atas meja.
"Waktu itu aku sedang terburu-buru dan tidak sengaja menabraknya. Tiba-tiba saja seorang anak kecil berlari ke tengah jalan dan di ikuti oleh pengasuhnya. Aku sebisa mungkin untuk menyelamatkan perempuan itu, tetapi dia keburu meninggal dan Callista mendapatkan perawatan di rumah sakit karena shock," kata Michael.
"Keadaan waktu itu juga sedang sepi, jadi aku tidak tahu siapa mereka. Makanya aku menyuruh supirku untuk menguburkannya. Dan menganggap Callista adalah anak kandungku dari wanita lain. Setelah beberapa waktu, aku baru tahu kalau Callista adalah anak Anda. Aku ketakutan dan berpikir ini akan menjadi masalah yang besar bagi aku dan keluargaku. Jadi, aku memutuskan untuk diam dan tidak memberi tahu siapa pun termasuk keluarga aku sendiri," lanjut suami dari Hannah.
Felix dan Margareth pun mendengarkan dengan seksama. Ada rasa amarah yang besar di dalam diri mereka. Selama 15 tahun lebih pasangan itu mencari keberadaan putrinya. Namun, si pelaku malah diam seribu bahasa dan menikmati peran menjadi orang tuanya.
"Aku berkata jujur. Aku juga sayang sama Callista, kita sudah hidup bersama selama 15 tahun," tambah Michael.
***
Callista dan Charlie masih kompak seperti biasa. Rencananya mereka akan mengundang murid-murid di Sekolah Alexandria ini ke acara pesta kedewasaan Callista sekaligus pengumuman ke seluruh negeri kalau dia adalah putri dari pasangan Felix Kinsey dan Margareth Kinsey.
"Kamu sudah mencatat semua daftar murid yang akan diundang ke pesta nanti?" tanya Charlie.
"Sudah. Aku tinggal cetak ulang saja nama mereka. Mudah, 'kan?" jawab Callista sambil tersenyum jahil dan Charlie pun tertawa karena tidak terpikir cara itu.
"Jadi, tinggal kita kasih semua daftar nama ini ke Mama. Biar kan dia yang mengurus semuanya," ujar Charlie.
Callista sangat senang sekali walaupun dia pindah ke keluarga Kinsey, dirinya tidak mengalami kesulitan. Bahkan dia semakin merasa bahagia hidupnya bisa berkumpul bersama keluarga aslinya.
Setelah pulang sekolah nanti, rencananya Callista akan pergi ke butik bersama dengan Margareth. Ibu dan anak ini pastinya akan memakan banyak waktu untuk berbelanja.
"Apa kamu akan mengundang orang-orang dari keluarga Owen?" tanya Charlie penasaran.
"Ya, tentu saja. Tapi, terserah mereka mau datang atau tidak," jawab Callista.
***
Di sebuah Butik La'Moda Callista dan Margareth sedang diukur badannya oleh seorang perancang busana. Tempat ini adalah langganan keluarga Kinsey dalam urusan pakaian pesta dan untuk acara-acara resmi lainnya.
"Ini suatu berita besar Nyonya, putri Anda yang hilang selama 15 tahun ini akhirnya bisa ditemukan," ucap Mery sang desainer.
"Aku sangat bersyukur sekali, Mery. Putriku ini begitu cerdas. Begitu dia tersadar akan adanya perbedaan dia dengan keluarga Owen, dia langsung mencari identitas diri aslinya," balas Margareth memuji putrinya.
"Wow, itu benar, Nyonya! Nona Callista sangat jenius, kalau dia tidak sadar dengan adanya perbedaan dirinya dengan keluarga Owen, maka selamanya Anda tidak akan tahu kalau putri cantikmu ini masih hidup," tukas Mery sambil merapikan peralatannya karena sudah selesai melakukan pengukuran.
Setelah memilih model dan bahan kain yang akan digunakan, Margareth dan Callista pergi ke toko perhiasan, tas dan sepatu, juga toko pakaian lain yang menjual bermacam-macam jenis pakaian untuk gadis remaja.
Setelah seharian belanja, Margareth dan Callista pun pulang. Mereka di sambut oleh Felix dan Charlie. Suasana hangat bisa dirasakan oleh gadis itu, meski baru dua hari tinggal bersama mereka.
Senyum lebar terus terukir di bibir Callista dan bola matanya berbinar memancar rasa kebahagiaan. Gadis ini begitu di sayang dan di manja oleh semua keluarga Kinsey. Karena kepribadian yang baik, tingkah laku yang sopan dan beradab, serta kecerdasan yang tinggi sehingga bisa mengimbangi pemikiran keluarga besar Kinsey.
"Sayang, kamu harus cepat tidur. Jaga kesehatan karena lima hari lagi akan diadakan pesta kedewasaan kamu," kata Margareth ketika masuk ke kamar Callista.
"Mama ... aku ingin tidur bersama Mama. Apakah boleh?" tanya Callista dengan penuh harap.
"Benarkah kamu ingin tidur bersama dengan Mama?" Margareth sangat senang sekali mendengar permintaan anaknya.
"Iya. Aku ingin tidur di peluk sama Mama," balas Callista sambil menganggukkan kepala.
Margareth pun meminta izin kepada suaminya untuk tidur di kamar Callista. Felix yang begitu sayang dan cinta kepada Margareth, tentu saja memberikan izin. Maka, malam ini ibu dan putrinya tidur bersama.
***
Hannah merasa tubuhnya demam tinggi dan lemas. Permasalahan suaminya membuat dia dipanggil kesana-kemari oleh para tetua keluarganya sendiri maupun keluarga Michael.
"Nyonya sedang mengalami kelelahan. Harus banyak beristirahat dan makan makanan yang bergizi. Juga minum air putih agar tidak dehidrasi," kata dokter pribadi.
Zanetha hanya bisa menangis. Ayahnya sedang di penjara dan kini ibunya terbaring tidak berdaya. Sungguh, keluarganya dalam keadaan kacau.
"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Zanetha bermonolog.
Tidak lama kemudian pintu kamar itu pun terbuka. Terlihat ada sosok laki-laki tua yang memasuki kamar tidur Hannah.
"Kakek?" Zanetha langsung berdiri menyambut kakeknya.
"Kamu tidak tidur? Ini sudah malam. Kembalilah ke kamar kamu, biar kakek yang berjaga di sini," ujar laki-laki tua yang penampilannya masih terlihat kuat.
Zanetha pun akhirnya pergi ke kamar tidurnya sendiri. Sebenarnya dia juga sedang merasakan sakit pada badannya di bagian pinggang. Kelelahan dan beban pikiran yang membuat gadis ini merasakan sakit lagi. Meski obat-obatan dari dokter masih sering dia konsumsi selama belum mendapatkan donor ginjal.
"Aku harus menemukan pendonor secepatnya. Tapi, siapa yang bisa menolong aku mencari orang yang cocok ginjalnya?" ucap Zanetha bermonolog.
***
jngan lengah ya callista... karena boom wktu menunggumu... apalgi dngan perbhan si zanet nntinya yg hbis oprasi...
semoga saja...
sehat slalu...
ku tunggu karyamu yang lainnya...
smoga callista bahagia slalu...