NovelToon NovelToon
Shadow Queen : Dance Of Deception

Shadow Queen : Dance Of Deception

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Fantasi Wanita
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Seojinni_

Xin Yue, seorang wanita cantik dengan kecerdikan yang mematikan, hidup dari mencuri dan membunuh. Namun, sebuah insiden membuatnya terlempar ke dunia kuno tanpa apa-apa selain wajahnya yang menipu dan akalnya yang tajam. Ketika dia mencuri identitas seorang wanita misterius, hidupnya berubah drastis—dari buronan kekaisaran hingga menjadi bunga paling dicari di Ruoshang, tempat hiburan terkenal.

Di tengah pelariannya, dia bertemu Yan Tianhen, pangeran sekaligus jenderal dingin yang tak pernah melirik wanita. Namun, Xin Yue yang penuh tipu daya justru menarik perhatiannya.

Dipaksa berpura-pura menjadi kekasihnya, keduanya terjebak dalam hubungan yang penuh intrik, adu kecerdikan, dan momen-momen menggemaskan yang tak terduga.

Akankah Xin Yue berhasil bertahan dengan pesonanya, atau akankah hatinya sendiri menjadi korban permainan yang ia ciptakan?

Tagline: Di balik wajah cantiknya, tersembunyi rencana yang tak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 : Topeng yang Retak

Setelah insiden di hutan, Tianheng membawa pria itu ke penjara bawah tanah mansionnya, tetapi pikirannya tidak bisa lepas dari sosok Xin Yue. Wanita itu, yang selama ini terlihat lembut dan rentan, menunjukkan sisi yang benar-benar berbeda.

Di ruangan gelap penjara bawah tanah, Xin Yue duduk di kursi dengan tenang, namun auranya begitu menekan. Cahaya obor di dinding menyoroti wajahnya yang dingin, menciptakan bayangan tajam di sekitarnya. Pria yang sebelumnya terlihat penuh percaya diri kini berlutut di hadapannya, gemetar.

Tianheng berdiri di sudut ruangan, memperhatikan dengan seksama. Dia sengaja tidak ikut campur, ingin melihat bagaimana Xin Yue menangani situasi ini.

***

Interogasi yang Berbeda

“Kau tahu, aku sebenarnya tidak suka kekerasan,” ucap Xin Yue dengan nada lembut, tetapi dinginnya terasa menusuk. “Tapi ada sesuatu yang sangat memuaskan ketika melihat seseorang seperti kau memohon belas kasihan.”

Pria itu mencoba berbicara, tetapi hanya suara gemetar yang keluar. Xin Yue menyeringai, mengambil sebuah pisau kecil dari meja di sampingnya. Dia memutar-mutar pisau itu dengan santai di tangannya, seperti sedang bermain-main.

“Katakan padaku,” lanjutnya, matanya berkilat tajam. “Siapa yang mengirimmu? Jika kau jujur, aku mungkin akan mempertimbangkan untuk tidak membuat ini terlalu menyakitkan.”

Pria itu tetap diam, tetapi keringat dingin mulai mengalir di wajahnya.

Xin Yue mendekat, membungkuk hingga wajahnya sejajar dengan pria itu. “Kau tahu,” bisiknya, “aku bisa membedakan kebohongan dari kebenaran. Jadi, jika kau ingin mencoba membohongiku, aku sarankan kau berpikir dua kali.”

Ketika pria itu masih enggan berbicara, Xin Yue tiba-tiba berdiri tegak, wajahnya berubah dingin. Dia melemparkan pisau kecil itu ke dinding, tepat di samping kepala pria itu. Suara logam yang menghantam batu membuat semua orang di ruangan itu tersentak.

“Kau pikir aku bermain-main?” tanyanya dengan nada rendah, namun penuh ancaman.

Pria itu akhirnya menyerah. Dengan suara gemetar, dia mulai mengungkapkan informasi yang dia tahu. Nama-nama, rencana, dan tujuan mereka keluar satu per satu dari mulutnya.

Tianheng, yang mendengarkan dari sudut ruangan, tidak bisa menahan kekagumannya. Xin Yue bukan hanya seorang wanita yang tahu cara melindungi dirinya sendiri; dia adalah seseorang yang tahu cara mengendalikan situasi, bahkan memutar keadaan untuk keuntungannya.

Ketika pria itu selesai berbicara, Xin Yue tersenyum tipis. “Lihat? Tidak sulit, kan?” katanya dengan nada manis, tetapi ada kilatan dingin di matanya.

Dia berbalik, berjalan menuju pintu dengan anggun. Namun, sebelum meninggalkan ruangan, dia menoleh sebentar ke arah pria itu.

“Oh, satu hal lagi,” katanya sambil tersenyum. “Jika kau berpikir untuk mengkhianatiku, ingatlah bahwa aku tahu setiap langkah yang kau ambil.”

***

Setelah Xin Yue meninggalkan ruangan bawah tanah, Tianheng tetap berdiri di sana, memandang pintu yang baru saja dia lewati. Wajahnya serius, tetapi di balik itu, ada senyuman samar yang perlahan terbentuk.

“Jadi, itu sisi aslimu,” gumamnya pelan, suara baritonnya bergema di ruangan yang sepi. “Bukan gadis lembut dan rapuh yang selama ini kau tunjukkan, tapi seorang wanita yang mampu menundukkan siapa pun dengan kecerdasan dan keberanianmu.”

Dia melangkah keluar dari ruangan, menyusul Xin Yue yang kini sedang berjalan santai di lorong panjang mansionnya. Langkah Tianheng mantap, aura dingin dan tegasnya memenuhi udara.

“Xin Yue,” panggilnya dengan nada rendah namun tegas.

Wanita itu berhenti, menoleh perlahan. Senyum tipis masih menghiasi wajahnya, tetapi kali ini, ada sorot tajam di matanya. “Ya, Yang Mulia?”

Tianheng mendekat, berdiri hanya beberapa langkah darinya. Dia menatapnya dengan intens, seolah ingin melihat langsung ke dalam jiwanya.

“Kenapa kau menyembunyikan sisi ini dariku?” tanyanya, suaranya dalam dan serius.

Xin Yue tertawa kecil, suara tawanya seperti lonceng lembut yang penuh ejekan. “Karena lebih mudah, Yang Mulia. Dunia ini lebih suka melihat wanita sebagai makhluk lemah. Jika aku menunjukkan kekuatanku sejak awal, orang-orang akan lebih waspada, lebih sulit untuk mengendalikan mereka.”

Tianheng mengangguk pelan, seolah memahami maksudnya. “Tapi kau salah, Xin Yue.”

Wanita itu mengangkat alis, tatapannya penuh rasa ingin tahu. “Oh? Salah bagaimana?”

Tianheng melangkah lebih dekat, hingga jarak di antara mereka hampir tidak ada. Dia menundukkan sedikit kepalanya, menatap langsung ke dalam mata biru Xin Yue yang seperti danau yang tenang namun penuh misteri.

“Sebagai pendamping seorang Jenderal, kau tidak perlu menyembunyikan kekuatanmu,” katanya dengan nada tegas. “Aku tidak butuh wanita yang hanya bisa berlindung di balik punggungku. Aku butuh seseorang yang cukup kuat untuk berjalan di sampingku, menghadapi dunia bersamaku.”

Xin Yue terdiam, tidak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu darinya.

Tianheng menyeringai, senyum jahat yang membuat auranya semakin mendominasi. “Dan kau, Xin Yue… kau lebih dari cukup. Aku tidak akan melepasmu.”

Xin Yue memiringkan kepalanya sedikit, senyum tipis menghiasi bibirnya. “Kau terdengar seperti sedang mencoba mengancamku, Yang Mulia.”

“Bukan ancaman,” jawab Tianheng dengan nada rendah, matanya bersinar tajam. “Itu janji.”

Xin Yue tertawa kecil, kali ini tawanya terdengar lebih tulus, tetapi ada sedikit nada sinis di dalamnya. “Kita lihat saja, Yang Mulia. Jika kau cukup kuat untuk menjinakkan Lotus Hitam ini, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk tetap di sisimu.”

Tianheng menatapnya dengan intens, sudut bibirnya melengkung membentuk senyum penuh arti. “Aku tidak akan menjinakkanmu, Xin Yue. Aku akan membiarkanmu tumbuh seperti dirimu sendiri. Dan ketika saatnya tiba, kau akan sadar bahwa tempatmu memang ada di sisiku.”

Xin Yue tidak menjawab, tetapi ada kilatan aneh di matanya sebelum dia berbalik dan melanjutkan langkahnya.

Kata-kata Tianheng membuat Xin Yue terdiam sejenak. Dalam hatinya, dia mengakui bahwa pria ini berbeda dari siapa pun yang pernah dia temui. Kebanyakan pria ingin menguasainya, tetapi Tianheng… dia ingin berdiri di sisinya.

Namun, Xin Yue tidak akan mudah percaya. Dia telah belajar dari pengalaman bahwa kepercayaan adalah kelemahan terbesar.

“Aku akan mempertimbangkan tawaran Anda, Yang Mulia,” katanya akhirnya, dengan nada yang sulit ditebak.

Tianheng tersenyum lagi, kali ini lebih lebar. “Pertimbangkan baik-baik, Xin Yue. Tapi ingat, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja.”

Di belakangnya, Tianheng berdiri diam, menatap punggung wanita itu dengan tatapan penuh tekad. Dalam hatinya, dia sudah memutuskan—apa pun yang terjadi, dia tidak akan membiarkan Xin Yue pergi.

***

Strategi Lotus Hitam

Setelah kembali ke kamarnya, Xin Yue duduk di tepi meja, pandangannya terfokus pada lilin yang bergetar oleh angin malam. Wajahnya yang biasanya lembut kini dipenuhi kilatan dingin, seperti permukaan es yang memantulkan cahaya bulan.

Dia menghela napas panjang, meremas lembut kain di tangannya. “Hidup memang tidak pernah memberi ketenangan,” gumamnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri. “Kalau aku tidak bersiap sekarang, aku mungkin tidak akan punya kesempatan untuk bertahan nanti.”

Dia tahu betul bahwa istana adalah tempat penuh jebakan. Setiap senyuman bisa menyembunyikan pisau, dan setiap janji bisa berubah menjadi racun. Untuk itu, dia harus memastikan bahwa dia memiliki alat untuk melindungi dirinya sendiri.

Pikirannya kembali ke Ru Jian, satu-satunya orang yang bisa dia percayai di dunia ini. Ru Jian adalah tangan kanan Madam Hua, pemilik Ruoshang, sebuah jaringan rahasia yang menyediakan informasi, mata-mata, dan pembunuh terbaik. Xin Yue pernah bekerja dengan mereka sebelumnya, dan dia tahu betapa berharganya sumber daya mereka.

“Ru Jian,” katanya pelan, menyebut nama itu dengan nada penuh keyakinan. “Aku membutuhkan bantuanmu lagi.”

Dia menyiapkan rencana sederhana:

Mendapatkan Bawahannya Sendiri

Xin Yue memutuskan untuk meminta Ru Jian mengirim beberapa orang terpercaya dari Ruoshang. Mereka akan menjadi mata-mata dan pengawal pribadinya, orang-orang yang hanya setia padanya.

Membangun Jaringan Informasi

Dia akan menemui Madam Hua secara langsung. Sebagai mantan anggota, dia tahu bagaimana bernegosiasi dengan wanita itu. Xin Yue membutuhkan akses penuh ke jaringan informasi Ruoshang untuk mengawasi gerakan musuh-musuhnya di istana.

Mengamankan Posisi di Istana

Dia harus memainkan peran "gadis lemah" dengan sempurna di depan orang-orang, tetapi di balik layar, dia akan memastikan bahwa setiap ancaman dapat diatasi sebelum mencapai dirinya.

Menyembunyikan Kekuatan Aslinya

Xin Yue memutuskan untuk hanya menunjukkan kekuatannya jika benar-benar diperlukan. Semakin banyak orang meremehkannya, semakin mudah baginya untuk bergerak tanpa dicurigai.

Dia tersenyum tipis, senyum yang berbeda dari biasanya—dingin, penuh perhitungan, dan memancarkan kepercayaan diri. “Sudah lama sekali aku tidak bertindak sebagai diriku sendiri,” gumamnya. “Ini akan sangat menyenangkan.”

Dengan satu gerakan, dia meniup lilin di depannya, membiarkan kegelapan menyelimuti ruangan. Mata birunya berkilauan dalam bayangan, seperti dua permata yang menyimpan rahasia mendalam.

Malam itu, Xin Yue tidak tidur. Dia menghabiskan waktu menyusun surat untuk Ru Jian, memastikan tidak ada detail yang terlewat. Ketika pagi menjelang, dia sudah siap dengan rencana yang matang.

***

Pagi itu, setelah menyelesaikan surat untuk Ru Jian, Xin Yue berdiri di dekat jendela kamarnya. Mata birunya memandang ke arah langit yang perlahan berubah terang. Senyum tipis menghiasi wajahnya, tetapi tatapannya dingin, penuh perhitungan.

Ketukan pelan terdengar di pintu. Seorang pelayan masuk dengan kepala tertunduk, membawa nampan berisi surat yang baru saja tiba.

“Surat dari siapa?” tanya Xin Yue, suaranya lembut namun tegas.

Pelayan itu menyerahkan surat itu dengan hati-hati. “Dari seseorang yang tidak menyebutkan nama, Nona.”

Xin Yue mengambil surat itu, jari-jarinya dengan cepat membuka segel. Saat dia membaca isinya, wajahnya tetap tenang, tetapi matanya menyipit sedikit.

“Menarik sekali,” gumamnya, suara rendahnya terdengar seperti bisikan angin malam.

Di atas kertas itu hanya ada satu kalimat yang ditulis dengan tinta hitam tebal:

“Aku tahu siapa dirimu sebenarnya.”

Xin Yue menatap tulisan itu dengan senyum kecil yang penuh arti. “Sepertinya aku tidak bisa mundur,” bisiknya.

Dia meremas surat itu hingga menjadi bola kecil, lalu membakarnya di atas lilin. Api kecil itu menghabiskan kertas dengan cepat, menyisakan abu yang beterbangan di udara.

“Kalau begitu,” katanya pelan, sambil berbalik dan menatap bayangannya di cermin. “Kita lihat siapa yang lebih unggul dalam permainan ini.”

Di luar, angin pagi berhembus pelan, tetapi di dalam kamarnya, suasana terasa mencekam. Langkah pertama telah diambil, tetapi bayangan ancaman baru sudah muncul di cakrawala.

.

.

.

.

Ilustrasi Visual Xin Yue

Halo semuanya, Ayo mampir dikarya Author yang lainnya yaa 😘❤️

Every day the crown prince Wants to capture me (Gadis Militer, Cantik, Berani, Pintar dan barbar vs Putra Mahkota, si Akting Ayam Lemah tapi Berperut Hitam)

Whispers of Ghost : The Shaman's Secret (Dukun Gadungan Cantik vs Pangeran Ketiga, Jenderal dengan Kutukan)

Rebirth and Redemption (Mantan Aktris, dan sekarang Calon Idol vs Pria Tampan, Seksi, dan Kaya Raya)

1
Kartika Lina
gara gara token
Ao_Ao_
bagus
Ao_Ao_
lanjutkan kak
Grace_
nha gtu dong kk aku suka mc yg barbar, jgn yg lemah ya kk
Grace_
Kak, kenapa xin yue gak hajar mereka, hajar mereka plis kak, aku suka MC cewe barbar soale, plis jgn buat MC yg lemah kk
Grace_
Lian meskipun aku kesian km jadi budak sekarang, tapi kamu jahat jadi terima nasib ya
Grace_
Li Jun bener banget
Grace_
Geli banget sama org halu kyk Li zheng
Arix Zhufa
Apakah xin yue tidak bisa beladiri?
Seojinni_: hehehe tunggu aja bab selanjutnya kak 😁 Bahkan Tianheng kaget liat perubahan dia 🤭 Xin Yue bakal nunjukin sisi aslinya, Lotus Hitam 😎
total 1 replies
Kartika Lina
musuh Xin Yue banyak banget 😱
Arix Zhufa
Pertanyaan saya : ada berapa nona dikediaman pAngeran? apakah mereka para selir?
Vivi❄️❄️
kasih visual nya donk othorrrrr kepoooo nihhh😁😁😁 jgn lupa babang Lin Jun nya
Kartika Lina
aduh,, si aki Zheng loba teuing ngahalu 🤦
Arix Zhufa
Lebih seru ini drpd cerita lain
Seojinni_: Terimakasih penilaian nya kak 😘💕 Sering sering mampir.. Author juga ada satu karya lagi loh,

✨ Rebirth and Redemption ✨

Tentang transmigrasi aktris terkenal ke tubuh seorang calon Idola. Gimana dia menyesuaikan diri, melakukan yang terbaik, dan memastikan Villain dalam novel gak akan bisa ngejatuhin dia, ditambah ada Cowok ganteng, seksi yang selalu menggodanya 😎

Mampir yuk ✌️
total 1 replies
Arix Zhufa
Semakin seruuu
Seojinni_: Makasih kak 💕😘
total 1 replies
Arix Zhufa
Seruuu
Arix Zhufa
Mampir thor...semoga tidak Hiatus
Seojinni_: Akan author selesaikan karya ini sampai habis 😎 Pokoknya tungguin ya
total 1 replies
Kartika Lina
jangan kelamaan lihatnya Li Jun ntar diabetes loh saking manisnya 🤭🤭🤭
Seojinni_: Kira kira Li Jun iri gak ya Ama mereka 🤭
total 1 replies
Kartika Lina
Xin Yue gitu loh 😏
Kartika Lina: aku mah nonton aja ah,, tatuuttt 😜
Seojinni_: Xin Yue : Sini yang mau lawan 😎
total 2 replies
Kartika Lina
petualangan sebenarnya baru saja dimulai Yue 😄
Seojinni_: Intrik, politik, dan hubungan mereka yang menggemaskan 😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!