Setelah mengukuhkan kekuasaannya atas Kota Canyu, Zhang Wei memulai perjalanan epik menuju puncak dunia demi membangkitkan kembali masternya, Lian Xuhuan. Namun, jalan menuju tujuan itu penuh bahaya: musuh kuat, intrik politik, hingga menjadi buronan kekaisaran Qin.
Dalam petualangannya, Zhang Wei harus menghadapi penguasa Tanah Barat, mengungkap rahasia dunia, dan membuktikan dirinya sebagai pendekar pedang kelabu yang tak terkalahkan.
Dengan tekad membara, Zhang Wei bersiap melawan dunia untuk mencapai puncak tertinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memulai Aksi
Langit malam di atas Istana Kekaisaran tampak damai, dihiasi ribuan bintang yang berkelap-kelip. Namun, di dalam paviliun Giok Utara, Zhang Wei tidak memiliki waktu untuk menikmati keindahan itu. Dalam kesunyian kamar pribadinya, ia duduk bersila, matanya terpejam, memusatkan pikirannya pada rencana besar yang telah ia susun.
“Master, aku akan mulai bergerak,” bisiknya dalam hati.
Suara Lian Xuhuan terdengar samar di benaknya, penuh ketenangan dan kehati-hatian. “Ingat, Wei’er, ruangan itu tidak hanya dijaga secara fisik. Mekanisme yang melindungi benda itu kemungkinan besar dirancang oleh ahli formasi terhebat kekaisaran. Sekali kau memicunya, seluruh istana akan tahu keberadaanmu.”
Zhang Wei membuka matanya perlahan, tatapannya tajam seperti elang yang mengincar mangsa. “Aku tahu, Master. Aku akan berhati-hati. Tapi aku juga yakin, ini adalah saat yang tepat. Mereka tidak akan mengira aku berani bergerak secepat ini.”
Dia berdiri, merapikan jubahnya yang sederhana namun praktis. Di pinggangnya tergantung sebuah benda kecil berbentuk lingkaran, tampak seperti gelang biasa, namun sebenarnya adalah alat spiritual canggih yang mampu menyerap energi formasi dalam jumlah terbatas. Sebuah pedang abu-abu gelap, yang biasanya menjadi senjata utamanya, disimpan di dalam ruang dimensinya. Kali ini, ia memilih untuk tidak menggunakan pedang itu kecuali dalam keadaan darurat.
Dengan satu gerakan tangan, Zhang Wei mengaktifkan kehendak dewa dimensinya. Udara di sekelilingnya bergetar pelan, seolah ruang itu sendiri merespons panggilannya. Sebuah celah dimensi terbuka, memancarkan cahaya redup yang hanya berlangsung sesaat sebelum Zhang Wei melangkah masuk.
Dalam sekejap, ia muncul di sisi luar area barat istana—tepat di tempat yang telah ia petakan dengan indra spiritualnya sebelumnya. Zhang Wei segera memeriksa sekelilingnya. Penjagaan di sini jauh lebih ketat dibandingkan area lain di istana. Prajurit-prajurit elit berjaga dalam pola bergantian, dengan setidaknya lima orang selalu berada di titik pusat. Di balik mereka, aura samar dari formasi perlindungan terasa melingkupi seluruh area.
“Mereka benar-benar melindungi sesuatu yang penting di sini,” pikirnya. Ia menahan senyumnya.
Mengaktifkan kehendak dimensinya sekali lagi, Zhang Wei menghilang dari pandangan sebelum penjaga mana pun menyadari keberadaannya. Ia muncul kembali di sebuah sudut yang lebih tersembunyi, tempat ia dapat mengamati dengan lebih leluasa tanpa memicu pergerakan penjaga atau formasi.
Dari sini, ia melihat sebuah pintu besar yang terbuat dari logam hitam pekat, dihiasi pola-pola rumit yang bersinar samar di bawah cahaya bulan. Aura dari pintu itu membuat Zhang Wei sedikit mengernyit.
“Master, kau benar. Pintu itu bukan sekadar penghalang fisik. Formasi pelindungnya menyatu dengan pintu itu. Jika aku mencoba menghancurkannya, formasi akan aktif dan langsung mengungkap keberadaanku.”
Lian Xuhuan menjawab dengan nada serius. “Kau harus mencari celah, Wei’er. Jangan mencoba melawan formasi ini secara langsung. Kau tidak hanya melawan kekuatan formasi, tapi juga energi spiritual yang terhubung dengan istana ini. Itu bisa memicu perlawanan dari seluruh kompleks.”
Zhang Wei mengangguk pelan, meski tidak ada yang bisa melihatnya. Dengan hati-hati, ia melangkah lebih dekat ke pintu besar itu, menyembunyikan auranya sepenuhnya. Setiap langkahnya penuh perhitungan, memastikan ia tidak meninggalkan jejak atau memicu alarm.
Ketika ia berdiri di depan pintu, ia menatap pola-pola yang menghiasinya. Dengan indra spiritualnya, ia mulai memeriksa setiap detail, mencari tahu bagaimana formasi itu bekerja. Ia merasakan beberapa lapisan perlindungan yang saling terhubung, masing-masing dengan fungsi berbeda. Lapisan pertama adalah alarm, yang akan langsung memanggil para penjaga jika disentuh. Lapisan kedua adalah penghalang energi yang dapat melukai siapa pun yang mencoba melewatinya tanpa izin. Lapisan ketiga, yang paling dalam, terasa seperti jebakan besar—sebuah mekanisme penghancuran diri yang dirancang untuk menghancurkan benda di dalamnya jika terjadi pelanggaran.
“Tiga lapisan,” gumamnya dalam hati. “Dan semuanya saling terhubung. Jika satu lapisan terganggu, yang lain akan aktif. Tidak ada ruang untuk kesalahan di sini.”
Ia menarik napas dalam-dalam, menenangkan pikirannya. Dalam situasi seperti ini, ketenangan adalah kunci. Ia mengingat kembali pelatihan panjangnya bersama Lian Xuhuan, bagaimana ia diajari untuk membaca formasi dan memanipulasi energi tanpa meninggalkan jejak.
Dengan satu gerakan tangan, Zhang Wei mengaktifkan gelang spiritual di pinggangnya. Benda itu mulai menyerap energi dari lapisan formasi pertama, namun hanya dalam jumlah kecil, cukup untuk membuatnya menemukan pola aliran energi tanpa memicunya.
Saat ia terus bekerja, sebuah senyuman kecil muncul di wajahnya. “Aku akan masuk, Master. Hanya masalah waktu.”
Lian Xuhuan tidak menjawab, tetapi keheningan itu menunjukkan persetujuannya.
Setelah beberapa menit yang terasa seperti selamanya, Zhang Wei akhirnya menemukan celah kecil dalam aliran energi formasi. Ia mengangkat tangannya, mengarahkan energi spiritualnya dengan presisi sempurna ke titik tersebut. Dalam sekejap, lapisan pertama formasi mulai melemah, memberinya akses untuk melewati pintu tanpa memicu alarm.
Dengan satu langkah ringan, ia membuka celah dimensi lainnya dan melangkah masuk.
Di balik pintu besar itu, ia menemukan ruangan tersembunyi yang telah ia cari—sebuah tempat penuh misteri dan bahaya, namun juga penuh dengan jawaban yang ia butuhkan.
***
Zhang Wei melangkah hati-hati ke dalam ruangan tersembunyi yang penuh dengan energi kuno. Dinding-dinding ruangan itu terbuat dari bahan misterius yang memancarkan cahaya samar, seperti batu kristal yang terinfus energi spiritual tingkat tinggi. Di tengah ruangan, sebuah altar besar berdiri, dikelilingi oleh rune-rune bercahaya yang berputar perlahan, memancarkan aura perlindungan yang menakutkan.
Di atas altar itu, terdapat sebuah benda berbentuk bola kristal berwarna merah pekat. Di dalamnya, terlihat cairan kental yang berputar perlahan, memancarkan kilau emas samar. Zhang Wei langsung mengenalinya. Itu adalah Esensi Darah Naga Purba.
“Esensi darah ini…” gumamnya dalam hati, merasa kagum sekaligus waspada. Energi yang keluar dari benda itu begitu mendominasi, seperti sisa-sisa kehendak makhluk agung yang tak terhingga kekuatannya.
Lian Xuhuan berbicara dalam benaknya, suaranya penuh rasa hormat. “Ini adalah warisan sejati dari naga purba. Esensi darah ini mengandung kekuatan tak tertandingi, mampu memperkuat tubuh, jiwa, dan bahkan takdir seseorang. Namun, Zhang Wei, ini bukan benda yang bisa kau sentuh sembarangan. Rune pelindungnya sangat kuat, dan formasi ini dibuat untuk mencegah siapa pun mencurinya.”
Zhang Wei memperhatikan lebih seksama. Rune-rune di sekeliling altar tidak hanya menciptakan perlindungan, tetapi juga membentuk jebakan besar. Sekali saja mekanisme itu terpicu, seluruh istana akan segera mengetahui keberadaannya.
“Kita harus menemukan celah,” pikirnya, sambil mulai menganalisis setiap detail rune yang bercahaya di sekeliling altar.
menyerah,,,,,
bersambung,,,,