Shanum adalah seorang gadis desa yang di besarkan di keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai seorang OB di sebuah perusahaan terbesar di kota Metropolitan. Karena kecerdasan yang di miliki Shanum ia selalu mendapatkan beasiswa hingga ke Perguruan Tinggi. Namun sayang semua yang ia dapat tidaklah cuma-cuma. Di balik Beasiswa yang di dapat Shanum ternyata ada niat terselubung dari sang Donatur. Yaitu ingin menjodohkan sang Putra dengan Shanum padahal Putranya sudah memiliki Istri. Apakah Shanum bersiap menerima perjodohan itu! Dan Apakah Shanum akan bahagia jika dia di poligami??? Ikuti terus ceritanya.... Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Sudaryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Sampai di sebuah meja kecil dengan hanya ada dua kursi di sana di sampingnya di kelilingi bunga hiasan bunga yang indah. Dan gemerlap lampu kecil yang banyak sekali. Shanum terdiam sebentar dan masih dalam posisi berdiri.
"Ayo duduk lah." ucap Bisma canggung.
Shanum ragu-ragu menarik kursi untuk Bisma duduk terlebih dahulu, lalu membantu Bisma duduk. Setelahnya baru Shanum menarik kursi untuk dirinya sendiri.
"Shanum." panggil Bisma pelan.
"Iya, ada apa Mas?" tanya Shanum. Dengan matanya yang masih fokus melihat keindahan sekitar. Sedangkan Bisma hanya melihat kearah Shanum. Tanpa mau melihat kearah yang lain.
"Mas, tidak menyuruhmu datang kesini hanya untuk melihat bunga-bunga itu yah!" ucap Bisma menyindir. Shanum langsung paham. Lalu mengalihkan pandangannya menatap sang suami.
"Sesekali boleh dong Mas, kan jarang-jarang Shanum bisa ketempat mewah seperti ini. Biasanya aku makannya di warteg. Pinggir jalan. Heheee!" jawab Shanum apa adanya.
Bisma masih setia menatap manik mata indah milik Shanum. Ia sungguh terpesona. Sebenarnya ia sangat penasaran sekali dengan wajah di balik cadar itu. Tapi ia terlalu gengsi untuk meminta Shanum membuka cadarnya.
Shanum yang sadar selalu di perhatikan sang suami membuatnya jadi salah tingkah. Ia lalu menundukkan kepala, karena merasa malu. Jika saat ini Shanum tidak menggunakan cadar maka sudah di pastikan Bisma bisa melihat pipi yang merah merona menghiasi kulit putih diwajah Shanum.
Gemuruh di dada keduanya semakin tak tertahan seperti seorang anak muda yang lagi kasmaran. Ternyata rasanya sama saja meski usia Bisma sudah lebih dewasa, dan sudah pernah menikah.
"Sudahlah Mas, jangan menatap ku terus, kareu itu tidak akan membuatmu kenyang lhom!" cetus Shanum. Karena ia merasa gugup di perhatikan setiap gerak-geriknya oleh Bisma.
Bisma yang mendapat teguran dari sang istri kini jadi salah tingkah. Akhirnya ia pun mulai menyantap makanan yang telah di hidangkan di atas meja.
"Mas, kenapa menunya banyak sekali. Apakah mungkin kita berdua bisa menghabiskannya. Ini tu pemborosan namanya Mas." protes Shanum.
"Aku sungguh tidak tau makanan apa yang kamu sukai, untuk itu aku memesan semua menu terbaik di restoran ini." ucap Bisma.
Bisma sudah mengambil sendok dan garpu miliknya. Dan mengisi satu persatu menu makanan yang ada di depannya ke dalam piring milik Bisma.
Shanum memerhatikan tata cara Bisma makan. Dan Shanum pun sangat bingung. Ia yang aslinya memiliki kehidupan yang serba pas-pasan mena pernah merasakan makan di restoran mewah seperti ini.
"Apa seperti itu cara makan orang kaya, Mas?tanya Shanum sambil mengerutkan kedua alisnya ke atas. Bisma lalu mengulas senyum di wajahnya. Shanum langsung menatap aneh Wajah itu. Saat tersenyum.
"Lebih baik kamu jadi diri sendiri saja. Makanlah seperti biasa kamu makan. Di sini tidak ada siapa-siapa selain kita berdua dan dua pelayanan itu." Bisma menunjuk dua pelayanan yang ada di belakang Shanum. "Jadi kamu tenang saja, semua aman." ucapnya lagi.
Shanum pun mulai menadahkan kedua tangannya untuk berd'oa sebelum makan. Kemudian ia mengambil sedikit demi sedikit makanan yang ada di hadapannya.
"Bagaimana, enak?" tanya Bisma.
"Rasanya sedikit aneh Mas, tidak sesuai dengan lidah ku, yang biasanya di kasi sambel terasi dengan ikan asin, sama bunda." sahutnya dengan begitu jujur.
Shanum, memilih makanan yang sekiranya bisa dia makan. Seperti puding coklat, bolu coklat dan segelas capuchino hangat. Yang lain yang rasa dan bentuknya aneh-aneh tidak dia makan.
"Ini masih banyak, apa kamu tidak mau memakannya." tanya Bisma dengan tatapan bingung. Shanum langsung geleng-geleng kepala.
"Di bungkus aja Mas, buat orang-orang di rumah. Kalo gak habiskan sayang nanti mubazir. Karena di luaran sana juga masih banyak yang membutuhkan makan." ucap Shanum tanpa dosa.
Wajah Bisma langsung berubah, melihat istri kecilnya sangat berbeda sekali dengan perempuan kebanyakan yang pernah singgah di hidupnya. Istri kecilnya ini begitu perduli dengan orang lain. Senyum tipis menghiasi wajah Bisma.
"Ya sudah terserah kamu saja." ucapnya pasrah.
"Terimakasih ya Mas, sudah ajak aku kesini malam ini. Ucap Shanum sambil tersenyum.
" Hmm." sahut Bisma sambil menatap wajah sang istri.
Bisma ingin berusaha bersikap romantis. Ia mengambil setangkai bunga yang ada di meja. Di berikannya untuk Shanum.
"Untuk kamu." ucap Bisma. Bingung bagaimana caranya untuk mengungkapkan cinta.
"Mas, kamu apa-apaan sih, ngambil bunga milik resto ini, tar di marah sama yang punya lho." ucap Shanum yang malu-malu satu tangkai bunga dari Bisma.
"Sudah kamu tenang saja. Aku sudah izin kok, tadi sudah aku bayar sekalian. Maaf jika aku belum bisa bersikap romantis sama kamu." ucap Bisma dengan gugup, karena menahan gemuruh di dada.
Shanum mengangguk mengerti. Ia mencium mawar merah tersebut. "Harum." ucapnya sambil tersenyum.
Menjelang pukul sepuluh malam kini keduanya sudah bersiap-siap untuk pulang. Mereka keluar dari restoran tersebut dengan perasaan bahagia, senyum selalu terpancar dari keduanya. Kini Shanum mendorong kursi roda Bisma sampai ke mobil.
Kini keduanya telah sampai di rumah. Suasana rumah sudah tampak sepi. Sepertinya para penghuni rumah sudah beristirahat di kamar mereka masing-masing.
Shanum mendorong Bisma sampai ke lantai atas. Menuju ke kamar mereka. Setelah masuk kamar, seperti biasa Shanum akan mengurus semua keperluan Bisma.
Usai membersihkan diri, kini keduanya bersiap-siap untuk tidur. Saat Shanum akannmelangkah menuju ke sofa tempat biasanya ia tidur tiba-tiba Bisma memanggilnya.
"Kamu tidurlah di sini bersama ku. " ajak Bisma sambil menepuk tempat tidur kosong di sampingnya. Shanum yang berhenti sejenak berusaha mencerna ucapan Bisma. Dengan alis yang berkerut naik ke atas. Shanum merasa heran tiba-tiba saja suaminya berubah.
"Aku gapapa kok mas tidur di sofa." tolak Shanum dengan lembut.
"Maafkan aku. Jika selama ini aku membiarkanmu tidur diatas sofa. Aku tau itu membuat mu tidak nyaman. Mulai sekarang tidurlah disini bersama ku. Aku gak akan macam-macam kok, sampai kamu siap." ucap Bisma penuh penyesalan.
Shanum pun berbalik dan melangkah menuju ke ranjang. Ia naik ke tempat tidur dengan perasaan yang campur aduk. Ia berbaring di samping Bisma.
"Apakah kamu, ketika kamu melakukan semua aktivitas selalu menggunakan penutup wajah? Tanya Bisma yang menatap istrinya masih menggunakan cadar.
"Tergantung Mas, jika di tempat umum aku akan selalu menggunakan cadar. Namun ketika dirumah aku akan membukanya."
"Tapi kenapa selama kita menikah, kamu sama sekali tidak pernah membuka cadar mulai? Bukankah aku sudah halal melihat wajahmu." tanya Bisma.
"Apakah Mas, ingin melihat wajahku. Aku pikir Mas tidak ingin melihat wajah ku. Karena sehari setelah pernikahan kita, aku tak sengaja mendengar Mas mengucapkan tidak ingin melihat wajah ku." ungkap Shanum. Ia teringat malam itu, Bisma menolaknya.
"Maafkan aku. Jika dulu aku sempat menolak mu." sesal Bisma.
"Tidak apa Mas, mungkin aku mengerti perasaan Mas, saat itu. Mungkin Mas belum siap menerima kehadiran Shanum."
"Tapi jika kali ini Mas ingin akun membuka cadar ini. Maka akan aku lakukan." ucap lirih Shanum.
Saatnya Shanum akan membuka cadarnya... Kira-kira bagaimana reaksi Bisma saat ia melihat wajah Shanum. apakah akan bucin atau... sebaliknya.... kita tunggu episode selanjutnya... terimakasih buat para reader setia ku... yang selalu menunggu update cerita-cerita selanjutnya dengan sabar.. maaf Autor tidak bisa up banyak-banyak karena kesibukan di dunia nyata.. 🙏🙏🙏
Bersambung.......
sambil menunggu jadwal therapy ada baiknya kaki bisma tetap di pijat oleh shanum
lanjut kak