Mila Agatha telah menjalani 11 tahun pernikahan penuh dengan cinta dari suaminya, namun tidak ada rumah tangga tanpa ujian. Pernikahan yang ia jalani terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak di antara mereka, berbagai macam cara sudah ia lakukan namun nihil.
Hingga suatu hari ia harus menerima suatu kenyataan pahit yang membuatnya begitu terluka.
Akankah Mila sanggup untuk melewati ujian pernikahan yang ia jalani?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Lakukan saja apapun yang kau mampu untuk membuat hubungan antara Ravinbdan putranya itu menjadi lebih dekat satu sama lainnya. Aku percaya padamu, aku yakin kau mampu melaksanakan tugas ini dengan baik."
"Tapi nyonya saya hanya orang asing di rumah ini, saya tidak Mungkin_"
"Aku yakin kau pasti bisa. Pikirkan lagi tawaranku jika kau berhasil aku akan memberikan bonus sepuluh kali lipat dari gaji yang kau terima dari Ravin'' Ucap Nyonya Renata memotong perkataan Mila dan memberikan penawaran menarik untuknya.
Tanpa menunggu jawban Mila nyonya Renata pun keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Mila yang kini duduk termenung memikirkan tugas berat yang di berikan Nyonya Renata padanya.
"*B*agai mana caranya aku bisa menyatukan mereka, sedangkan tuan muda saja sangat tidak menyukai diriku. Lalu aku harus melakukan apa untuk membuat misi ini berhasil, Mila ayo pikirkan sesuatu."
Mila memijit keningnya ia masih memikirkan hal apa yang harus ia lakukan untuk menuntaskan tugas dari majikannya, ia masih belum bisa memikirkan ide yang baik untuk misinya itu.
"Ini terlalu berat untukku. Bagaimana caranya aku berbicara pada tuan arogan itu, sedangkan untuk menatapnya saja aku tak herani." Ucap Mila lirih. Lama sudah Mila termenung sambil menatap wajah damai Kenzo yang sedang terlelap dalam tidurnya.
Mila melihat jam yang menempel di dinding kamar itu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, "Ini waktunya aku pulang, Mia pasti menungguku dengan cemas" Mila pun langsung berdiri dan mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan kamar Kenzo.
Mila menuruni tangga dengan sedikit terburu-buru, karena hari sudah malam ia takut jika nanti ia tak mendapatkan taksi untuk pulang ke rumahnya.
Brakkk
Tanpa sengaja mila menabrak seseorang yang menghalanginya jalannya. ''Maaf saya tak sengaja" Ucap Mila sambil menundukkan kepalanya, Mila terjatuh di lantai sedangkan yang di tabrak masih berdiri tegap.
"Apa kau tidak punya mata" Ucap Ravin dengan nada ketusnya dan menatap tajam pada wanita yang kini sedang duduk di lantai.
Mila menghela nafasnya. Ia merasa sangat kesal dengan pria itu yang selalu ketus padanya, Mila pun berdiri dan memberanikan diri untuk menatap wajah pria yang sedang berada di hadapannya kini.
Pandangan mata tajam Ravin kini bertemu dengan tatapan sayu Mila. Pandangan mereka berdua pun terkunci dan saat itulah Mila melihat ada banyak kesedihan yang pria itu sembunyikan, namun semua kesedihan itu di sembunyikan secara rapi agar semua orang tidak bisa melihat betapa terpuruknya seorang Ravindra Adyaksa saat ini.
"Kenapa kau selalu bersikap arogan kepadaku, sebenarnya apa salahku padamu?" Tanya Mila mulai memberanikan dirinya untuk berbicara sambil menatap wajah tampan Ravin.
"Aku tahu kau tidak menyukai aku saat putramu memanggil ku mommy, tapi tuan ingatlah dia masih terlalu kecil dan polos. Dia masih belum bisa mengerti tentang hubungan orang dewasa aku harap kau mengerti itu tuan."
Namun Ravindra tak menjawab pertanyaan Mila, ia lebih memilih untuk pergi meninggalkan Mila tanpa mengatakan sepatah katapun dari mulutnya.
"Tuan aku mohon pikirkan lagi tentang perasaan putramu itu, dia sangat membutuhkan dirimu saat ini." Ucap Mila yang sedikit berteriak saat melihat Ravin semakin menjauh dari tempatnya berdiri, ia menatap punggung Ravin yang semakin menjauh dari pandangannya.
"aku'' melihat banyak kesedihan di matamu tuan, mungkin saja kau belum mengikhlaskan kepergian istrimu itu tapi bagaimana dengan putramu. Dia juga membutuhkan dirimu untuk terus berada di sampingnya dan menguatkannya.''
Mila menatap jam yang berada di pergelangan tangannya, dengan cepat ia pun berlari keluar dari mansion mencari taksi untuk mengantarnya pulang.
"Aku harap aku masih bisa mendapatkan kendaraan malam ini" Mila pun mencari taksi atau angkutan umum yang melintas di luar mansion.
"Kenapa di sini sepi sekali tak ada kendaraan yang melintas satupun" Gumam Mila dalam hatinya.
Sedangkan di dalam mansion Ravin menyelinap masuk ke dalam kamar Kenzo, ia menatap wajah damai putra semata wayangnya yang sedang tertidur pulas.
Ravin mulai mendekati putranya dan mengecup keningnya dengan penuh kasih sayang, itulah yang selalu Ravin lakukan setiap hari disaat Kenzo tengah tertidur lelap.
"Anggun lihatlah putra kita sudah tumbuh besar sekarang dan dia sangat mirip dengan mu, membuat aku semakin dalam merindukan mu sayang."
"Sayang apa kau sudah melihat bagai mana putramu memanggil orang asing sebagai mommy nya. Aku sungguh sangat tidak menyukai itu karena hanya kaulah yang pantas untuk di panggil mommy oleh putra kita"
Ravindra terus berbicara dalam hatinya sambil menatap foto mendiang istrinya, dengan wajah penuh kesedihan yang mendalam.
*
*
Mia berdiri di depan pintu dengan sangat cemas, Ia takut jika sesuatu terjadi pada kakaknya terlebih ponsel Mila tak dapat di hubungi.
''Dimana kakak kenapa orang-orang tadi tak membawanya kembali pulang, apa aku harus melaporkan hal ini pada polisi?"
Mia terus berjalan mondar-mandir sambil menggenggam tangannya untuk menghilangkan rasa cemasnya.
Tak berapa lama kemudian ia mendengar suara mobil yang berhenti di depan pintu rumahnya, dengan cepat mia melihat siapa yang datang melalui jendela.
"Kakak" Mia langsung bergegas membuka pintunya saat melihat kakaknya yang baru turun dari taksi.
"Kakak apa kau baik-baik saja" Tanya Mia sambil memeriksa tubuh kakaknya.
"Ya ampun dek kakak baik-baik aja, ayo sebaiknya kita masuk ke dalam kakak sudah sangat lelah sekali" Mila pun menggandeng tangan adiknya masuk ke dalam rumah itu.
"Ayo" Mia pun mengikuti kakaknya pergi ke dalam rumah sederhana mereka
"Aku buatkan teh hangat ya kak"
"Tidak perlu dek, kau istirahat saja kakak mau mandi dulu sebentar"
"baik kay kalau begitu" mia pun meninggalkan mila yang masih duduk di kursi, setelah beberapa saat Mila pun mulai meninggalkan ruang tamu dan masuk ke dalam kamarnya bersiap untuk mandi, agar ia bisa beristirahat dengan nyaman.
segera selesai dengan pekerjaannya Mila kini berusaha untuk memejamkan matanya. Namun kata-kata nyonya renata mulai terngiang-ngiang di pikiran nya lagi membuat Mila sulit untuk tertidur malam ini.
"Entah mampu atau tidak aku melakukan tugas ini, tapi aku akan berusaha semampuku untuk menyatukan mereka berdua entah bagaimana pun caranya. Ini bukan soal tawaran yang menggiurkan dari nyonya Renata, tapi aku hanya berusaha berbuat baik untuk anak malang itu karena sama seperti Kenzo aku juga tidak pernah merasakan kasih sayang ayah. Setelah ayah pergi entah kemana."
Mila membuka laci untuk mencari sesuatu, namun di saat membuka laci itu ia melihat sebuah amplop coklat yang tersimpan disana.
"Amplop apa ini'' Mila sedikit penasaran dengan isi amplop tersebut namun sesuatu jatuh mengejutkan nya, sebelum ia membuka isi amplop tersebut.
"Maaf nggak sengaja kak, kakak sedang mencari apa" Mia mengambil barang yang ia jatuhkan.
"Kamu dek mengagetkan saja"
"Ehh. ini punyaku kak di mana kamu menemukan ini aku sudah mencarinya kemana-mana rupanya ada di sini." Mia langsung mengambil amplop coklat yang berada di tangan kakaknya.
Bersambung..
Kau hanya perlu menunggu waktu saat Tuhan menunjukkan sisi lain dr wanita pujaan suamimu .Maka saat itulah ia akan sadar dan smoga kau bs betsikap bijak.
maaf mengkritik sedikit,ada beberapa kejadian yang terlalu dipaksakan atau agak terburu2 kesannya, jadi feelnya kurang mengena.
terus semangat berkarya thor...🥰🥰