Kesabaran Ku Membawa Cinta

Adzan subuh kembali berkumandang membangunkan umat muslim untuk menjalankan tugas mereka seperti pagi-pagi biasanya. Wiyah yang selalu bangun lebih awal untuk melakukan solat malam kini menyimpan Al-Qur'an nya karena ia akan melakukan solat subuh setelah ia mendengar adzan sholat subuh.

Allahu Akbar....

Wiyah melaksanakan shalat subuh dengan khusyuk, dengan keikhlasan hati, berserah diri kepada Allah.

.

.

" Ya Allah, ya Robbi. Maafkan hambamu ini yang begitu tidak bisa bersyukur dan selalu mengeluh, padahal engkau hanya memberikan ujian kepadaku, karena engkau tahu kalau aku bisa menyelesaikan masalahku. Karena aku tahu, setiap masalah pasti memiliki jalan keluarnya. Maka kuatkanlah hati hamba ini, ya Robb. untuk menyelesaikan masalah yang sekarang hamba hadapi. Ya Robb, engkau sang membolak-balikkan hati manusia, aku hanya ingin melihat hati suamiku yang keras bisa melunak dan bisa menerimaku sebagai istrinya." Doa Wiyah setelah ia menyelesaikan sholatnya. Sekarang Wiyah semakin merasa lebih baik karena ia telah menceritakan semua keluh-kesahnya yang selama ini ia simpan kepada sang pemilik takdir.

Wiyah yakin jika ia selalu kuat menghadapi semua ini, maka masalahnya akan berakhir dengan kebahagiaan. Bukannya setiap masalah yang kita hadapi, Pasti memiliki jalan keluarnya.

🍁🍁🍁🍁🍁

Selesai melaksanakan shalat subuh kini Wiyah bersiap-siap untuk pergi kedapur. karena Wiyah akan memasak sarapan untuk Fazar sebelum suaminya itu berangkat berkerja.

Wiyah melihat kearah jam di ponselnya yang menunjukkan pukul enam lewat. Masih ada waktu untuknya menyiapkan semuanya keperluannya sebelum Wiyah berangkat berkerja sekaligus kuliah.

Wiyah melangkah pergi kearah dapur.

Di dapur Wiyah sudah bisa melihat kalau bu Neneng sudah berada di sana." Selamat pagi bu." Sapa Wiyah melangkah kearah bu Neneng.

" Selamat pagi non Wiyah." Jawab bu Neneng sambil melihat kearah Wiyah.

" Pagi ini, bu Neneng mau masak apa." Tanya Wiyah saat melihat bu Neneng mengambil bahan-bahan dapur.

" Mau masak nasi goreng non." Jawab bu Neneng.

" Kalau gitu, biar aku bantu, bu." Ucap Wiyah menawarkan dirinya, yang membuat bu Neneng mengangguk setuju.

Wiyah mulai membantu bu Neneng untuk memasak sarapan pagi ini.

🍁🍁🍁🍁🍁

Fazar yang baru saja menyelesaikan membaca Alquran berdiri dari duduknya lalu menyimpan Al-Qur'an nya itu di meja dekat dengan lemari.

Setelah menyimpan Al-Qur'an. Fazar melangkah menyiapkan keperluannya, karena Fazar akan pergi kota B untuk melakukan pekerjaannya di sana.

Mungkin seminggu lagi urusannya akan selesai dan ia bisa pergi ke kota J untuk bertemu dengan Fadil.

Soal keadaan Fadil sekarang. Fadil yang sudah menemukan pendonor yang cocok dengannya. Tapi ada sedikit masalah yang sekarang membuat Fazar kepikiran karena sang pendonor tidak mau menjadi pendonor untuk Fadil. Memikirkan itu membuat Fazar semakin pusing.

Fazar yang sudah rapi dengan setelan jas berwarna navy yang dipadukan dengan celana berbahan kain yang memiliki warna yang sama dengan jas yang Fazar kenakan, Membuat penampilan Fazar semakin terlihat tampan dan cool. Di tambah dengan wajah dinginnya tanpa ekspresi, membuat Fazar semakin di gilai oleh kaum perempuan.

Fazar meneliti penampilannya yang tidak ada yang kurang satupun. Setelah itu ia melangkah mengambil tas kantornya yang berisi laptop dan juga dokumen penting lainnya.

Dirasa tidak ada lagi yang kurang, Fazar melangkah meninggalkan kamarnya untuk kelatai bawah.

Sedangkan di lantai bawah, Wiyah yang sudah selesai dengan kegiatan memasaknya melangkah meninggalkan dapur. Saat Wiyah melewati ruangan keluarga, matanya tidak sengaja tertuju kearah tangga dan Wiyah bisa melihat kalau Fazar yang sudah rapi dengan setelan kantornya yang terlihat begitu sangat tampan. Apalagi wajah dinginnya tanpa ekspresi sama sekali, membuat Fazar semakin terlihat begitu sangat tampan.

" Masyaallah begitu sangat indah ciptaanmu ya Robb." Batin Wiyah mengangumi ketampanan dari suaminya itu.

Sama halnya dengan Fazar yang sama-sama melihat kearah lantai bawah dan matanya tertuju kearah Wiyah yang sedang menatapnya.

Fazar mengakui, penampilan dari gadis yang sekarang sedang menatapnya itu, terlihat begitu sangat cantik. Walaupun tidak ada polesan make-up di wajahnya. Tapi masih membuatnya tetap terlihat cantik.

Fazar bisa melihat penampilan sederhana Wiyah yang hanya mengenakan baju kaos kebesaran berlengan panjang berwarna coklat yang di padukan dengan rok panjang berwarna hitam yang membuat, jari jari kakinya saja yang terlihat. Tidak lupa dengan jilbab hitam yang menutupi dari kepala sampai di bawah pusar. yang membuat gadis itu semakin terlihat cantik

Karena Fazar terlalu fokus menatap kearah Wiyah, membuat ia tidak menyadari kalau dirinya sudah berada di lantai bawah bukan di atas tangga lagi seperti tadi.

Fazar yang sadar akan hal itu cepat cepat membuang muka kearah lain, karena Fazar tidak mau sampai ketahuan oleh Wiyah, kalau dari tadi ia menatap istrinya itu dengan waktu yang lama.

Karena tidak ingin berlama-lama membuat Fazar melangkah meninggalkan ruangan keluarga. Tapi langkahnya harus terhenti saat Fazar mendengar suara dari belakangnya yang mencegahnya untuk pergi.

" Tuan, apa anda tidak sarapan dulu." Tanya Wiyah dengan suara kecilnya karena Wiyah takut kalau suaminya itu marah karena ia menghentikan langkahnya.

" Aku akan sarapan diluar." Jawab Fazar tanpa membalikkan tubuhnya. Yang membuat Wiyah hanya bisa menatap punggung suaminya tanpa melihat wajahnya.

Tanpa mengatakan apapun lagi, Fazar kembali melanjutkan langkahnya, tanpa perduli perasaan dari istrinya.

Sedangkan Wiyah hanya bisa menatap punggung Fazar yang sudah menjauh lalu menghilang di balik pintu. Wiyah hanya bisa menatap Fazar dengan tatapan sedih dan kecewa melihat kepergian Fazar.

...----------------...

Insyaallah kalau sempat author up satu bab lagi.

Harap bijak dalam membaca karena banyak typo yang bertebaran. Jangan lupa like komen dan vote nya biar author makin semangat buat up.