" Jika kau tidak mau mendengar ku. Aku akan mencium mu sekarang juga" ancam Zahra.dia benar benar ingin pulang dan menemui teman temannya. Dia sudah berjanji ingin keluar bersama. Tapi dia juga tidak berani untuk ijin pada Umi Amelia.
" Cium saja jika kau ingin kita di nikah kan sekarang juga." Kata Ustadz Sulaiman melepas tangan Zahra dari lengannya dan kembali melangkah masuk ke dalam.
Zahra mengangkat tangannya meninju Angin. Dia sangat geram dengan sikap ustadz Sulaiman yang ternyata tidak mudah dia kendalikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terkena Razia
Waktu menunjukkan pukul satu Dini hari, Dan Zahra masih betah di bar meliuk liuk kan tubuhnya sambil minum alkohol. tapi Zahra sama sekali tidak mabuk. Karena dia sudah meminum obat pereda mabuk.
Tiba tiba terdengar suara ricuh dari luar pintu Bar. Ternyata Bar iu sedang di Razia.
Semua mereka di tahan juga termasuk Zahra. Mereka semua di bawah ke kantor polisi. Beruntung kakak Zahra keluar Kota Jadi dia tidak menemui kelakuan buruk Zahra selama ini.
" Pak. Tolong lepas kan kami Pak" Kata Zahra memelas di kantor polisi.
Untung polisi itu tidak mengenali Zahra yang merupakan Adik dari ketua mereka.
" Kalian semua bisa keluar jika ada orang tua yang menjamin kalian" Kata Polisi tidak memberi keringanan sama sekali pada mereka semua. Apa lagi data data mereka semua merupakan mahasiswa.
Zahra mulai panik. Dia tidak tau ingin menghubungi siapa untuk menjaminnya. Dia sudah berfikir jika sampai orang tuanya mengetahui apa yang dia lakukan selama ini. Bisa tamat riwayatnya.
Zahra membuka ponselnya pergi ke kontak.
Tidak sengaja Zahra melihat Nombor Ponsel Ustadz Sulaiman.
Untung aku sudah meminta tadi pagi nombor ponselnya dari kak Radit. Zahra langsung menghubungi Ustadz Sulaiman.
Drrttt Drrrttt Drrrtttt
Ponsel Ustadz Sulaiman terus berdering sampai beberapa kali tapi dia tidak mengangkatnya. Karena dia sedang melaksanakan solat Tahajjud.
Selesai solat Ustadz Sulaiman berdiri dan menghampiri ponselnya yang dari tadi terus berdering. Membuka ponselnya melihat siapa yang menghubunginya di pukul dua dini hari ini. Fikir nya.
Saat melihat panggilan tidak terjawab nombor tak di kenali. Dia ingin kembali menyimpan ponselnya. Tapi ponselnya kembali berdering.
" Hello Assalamualaikum. Siapa" Jawab Sulaiman juga bertanya.
" Aku Zahra" Kata Zahra tanpa menjawab salam Sulaiman di sebrang panggilan.
" Zahra, di mana kau mengambil nombor ponsel ku. Dan untuk apa kau menghubungi ku di waktu seperti ini" tanya Ustadz Sulaiman beruntun.
"Aku berada di kantor polisi" Kata Zahra jujur.
"Apa yang kau lakukan di sana di jam seperti ini Zahra" tanya Sulaiman mulai curiga dengan Zahra.
" Aku kena Razia di Bar. Jika tidak ada yang menjamin ku. Aku tidak di izinin pulang"
Ustadz Sulaiman memijat pelipisnya. ternyata dugaannya benar, jika Zahra kena Razia.
" Sebentar lagi aku ke sana" Kata Ustadz Sulaiman. Dia juga tidak ingin Umi Abinya tau Zahra kena Razia. Karena dia tidak ingin kedua orang tuanya sedih. Apa lagi mereka sangat menyukai Zahra. Kedua orang tua mereka juga dekat.
,,,,,,,,,
Sulaiman menatap tajam pada Zahra yang duduk diam di dalam mobilnya setelah Dia mengeluarkan Zahra dari kantor polisi, apa lagi Zahra yang berbau alkohol.
Sulaiman mengambil jaket memberikannya pada Zahra. " Pakai ini. Kau sudah seperti wanita malam" Garam Sulaiman melihat Tingkah Zahra.
" Aku tidak sejuk. Kenapa aku harus memakai itu" Gumam Zahra yang masih di dengar oleh Sulaiman.
"Kalau kau tidak ingin memakai ini. Kau turun saja dari mobil ku dan pulang sendiri" Kata Sulaiman tidak main main pada Zahra.
Zahra berdecak dan mengambil jaket Ustadz Sulaiman kemudian memakainya." sudah." Kata Zahra dengan Nada Kesal.
Sulaiman menarik nafas berat kemudian menghidup kan mobilnya berniat menghantar Zahra pulang ke rumahnya.
" Kita mau kemana. " Tanya Zahra memegang tangan Sulaiman Yang berada Di kemudi.
Sulaiman memindahkan tangan Zahra dan tidak menjawabnya. Dia benar benar Marah dengan sikap kekanan dan kenakalan Zahra.
Zahra kembali bersuara saat sadar jika mobil yang di kenderai Ustadz Sulaiman mengarah ke rumahnya
"Aku tidak mau pulang. Turun kan saja aku di sini jika kau ingin menghantar ku pulang. Jam segini Abah bangun untuk Solat Aku akan ketahuan jika pulang sekarang." Panik Zahra. karena memang di waktu jam itu Abah nya akan bangun untuk solat malam.