Pencinta makanan, pelit dan konyol, itulah Mu Lingyao. Anehnya, dia diberkati Dewa Koi. Karena membeli sebuah buku novel percintaan fantasi yang berakhir tragis dan berantakan, ia justru dibawa masuk ke dunia Beastman untuk menyelesaikan misi penyelamatan.
Pertama, jadilah istri dan permaisuri dari seorang Kaisar Duyung Biru—Long Mujue. Kedua, selesaikan misi-misi yang ada agar dua tokoh utama asli di dunia tersebut hidup sampai akhir. Kemudian Mu Lingyao menyadari jika isi novel tersebut lebih berdarah dari pada versi aslinya.
Dia hanya ingin makan, jalan-jalan dan menjadi permaisuri malas lalu dimanja oleh suaminya yang tampan. Kenapa begitu sulit dilakukan? Dia bahkan harus menyelesaikan krisis untuk mencegah kehancuran ras duyung biru.
Mampukah Mu Lingyao menyelesaikan misi dan menjadi permaisuri malas yang dimanja Long Mujue sampai akhir? Ikuti kisahnya hanya di novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menganggap Naga Sebagai Rusa
Mu Lingyao mengeluarkan banyak barang lama dari berbagai zaman yang tersimpan di Ruang Koi. Lalu menemukan benda yang dicarinya.
"Ini dia! Pedang legendaris ksatria di zaman kuno!" serunya seraya mengangkat pedang pendek yang masih ada dalam sarungnya.
Xiao Fu yang marah kini justru semakin marah. Dia melihat pedang apa yang diambil tuannya dari kotak kayu penyimpanan.
Apakah tuannya bukan hanya bodoh tapi juga benar-benar buta?
"Idi*t! Pedang legendaris apanya?! Jangan mengkhayal! Itu hanya pedang wakizashi!"
"... Pedang apa?" Mu Lingyao merasa aneh dengan namanya.
"Wakizashi, pedang pendek yang biasanya dipasangkan dengan katana," jawab Xiao Fu pelan. Dia terlihat sudah lelah dengan kebodohan tuannya.
Pedang yang dipasangkan bersama dengan katana akan dibawa bersamaan oleh para samurai terdahulu. Biasanya digunakan untuk pertarungan jarak dekat, pertempuran dalam ruangan atau senjata sekunder.
"Pedang ini bisa digunakan juga untuk seppuku, atau pedang bunuh diri bagi para samurai terdahulu," kata Xiao Fu lagi.
"Tidak heran para samurai yang pernah ku tonton dalam film akan membawa dua jenis pedang. Selain katana, ternyata ada pedang ini ..." Mu Lingyao akhirnya merasa tercerahkan. "Ini pasti dao akrobatik juga."
"... Aku benar-benar ingin xx dan xxxx dan xxxx denganmu!" umpat Xiao Fu.
Bagaimana bisa pedang wakizashi bisa dikatakan sebagai pedang akrobatik? Pasti ada yang salah dengan otak tuannya ini.
"Tapi Xiao Fu, kenapa kamu memiliki ini di sini? Apakah salah satu tuan terdahulumu seorang samurai?"
"Benar. Aku tidak ingat banyak. Tapi dia memang seorang samurai yang hebat. Selain cukup menjengkelkan karena tidak suka diperintah, tuan yang satu itu selalu mengancam ku dengan pedang ini."
Bagaimana tidak, Xiao Fu sedikit mengingat kesan tuan lamanya yang berasal dari negeri sakura itu. Pemberani dan tidak takut mati. Dan benar-benar akan menusuk dirinya sendiri dengan wakizashi setiap kali Xiao Fu memberinya misi.
Sungguh tuan yang merepotkan hingga dia sebagai leluhur ikan koi khawatir tuannya bunuh diri di Ruang Koi.
"Lalu bagaimana dia mati?"
"... Tentu saja menusuk dadanya dengan pedang yang kamu pegang."
"Apa??!" Mu Lingyao sedikit merinding. "Apakah ... apakah dia frustrasi karenamu dan memilih untuk mengakhiri hidup?"
"Omong kosong apa itu? Kamu pikir aku ini apa?" Xiao Fu tidak senang saat dituduh. "Misinya selesai dan dia memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Dia benar-benar cinta tanah air."
"Oh, syukurlah. Kupikir aku juga harus mengakhiri hidup karena ditekan olehmu."
"..." Kamu hanya tidak ingin menyelesaikan misi, bukan? Batinnya langsung menebak.
Mu Lingyao tidak jadi untuk mengambil pedang itu. Ia menghormati si pemilik pedang. Di sisi lain, ia khawatir arwah samurai itu menghantuinya karena memperlakukan pedang pendeknya dengan buruk.
"Lalu di mana katana dari pasangan pedang ini?" tanyanya baru teringat sesuatu.
"Aku tidak tahu. Dia mungkin membuangnya sebelum bunuh diri. Aku hanya mengambil pedang ini setelah dia mati."
"Sayang sekali."
"Lupakan saja. Kamu bahkan tidak bisa menggunakan pedang. Kamu lebih cocok memegang palu."
"...."
Melihat palu kayu yang tersimpan tak jauh darinya, Mu Lingyao menghela napas. Kenapa dia harus jatuh cinta dengan palu kayu itu?
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di sisi lain, You Thie yang telah melarikan diri ke hutan daratan luar pulau, akhirnya memilih untuk beristirahat. Dia masih tidak bisa berenang sehingga harus menenangkan diri untuk bertobat lebih dulu.
"Pemimpin, kenapa kita ke hutan? Bahkan tidak ada kolam di hutan. Kami sangat lelah hingga ingin minum air." Salah satu anak buahnya yang ikut melarikan diri, terengah-engah.
Kulit mereka semua sedikit kering. Walaupun hutan yang mereka masuki lembap, tapi tanpa air, ikan tidak hidup.
"Berisik sekali. Mari kita cari pantai setelah keluar dari hutan ini."
You Thie tidak mau melewati wilayah selatan lagi. Dia kapok. Lebih baik lagi, tidak perlu kembali ke wilayah barat. Mari melarikan diri ke Utara saja. Misi kali ini gagal dan dia pasti tidak akan lepas dari hukuman.
Dari pada mati di tangan Permaisuri Duyung Biru dan dihukum oleh Kaisar Duyung Hiu, lebih baik dia cari aman sendiri untuk kelangsungan hidup baru.
"Hah? Kenapa? Bukankah kita datang untuk invasi?"
"Invasinya gagal! Tidak ada invasi! Tidak ada misi! Tidak ada betina cantik! Lebih baik kita hidup dulu. Urusan lainnya selesaikan lain waktu." You Thie berkata jujur.
Setelah mendengar kata-kata pemimpin, mereka mengangguk setuju. Ke mana pun pemimpin mereka, mereka akan mengekorinya.
"Hidup pemimpin! Hidup pemimpin!" Mereka bersorak.
"Sudah-sudah, ayo cepat pergi!" You Thie merasa bangga tapi dia harus kabur lebih dulu.
Baru saja melangkah, mereka mendengar suara seseorang tertawa pelan. You Thie menyipitkan mata dan memperhatikan sekitar. Suara tawa seorang pria itu terdengar dari salah satu pohon.
"Siapa itu? Keluarlah!" teriaknya.
Hong Zhaoren yang bersembunyi di pohon dan sudah menunggu mereka, akhirnya turun dengan rapi. Rambut merah apinya terlihat mencolok. Ditambah sepasang tanduk naga api, membuatnya terlihat seperti penghuni alami di hutan tersebut.
"Siapa kamu? Beraninya menertawakan kami!" Salah satu anak buah You Thie mau dan mengeluarkan sebilah pedang.
"Hmm ..." Hong Zhaoren terlihat berpikir sejenak. "Kamu menyinggung Yaoyao. Jadi kamu juga menyinggungku," katanya.
"Yaoyao? Apakah yang kamu maksud itu Permaisuri Kaisar Duyung Biru?" You Thie mulai berpikir liar.
Apakah jantan di depannya ini adalah selingkuhan Mu Lingyao?
"Siapa lagi jika bukan dia? Yaoyao adalah istri dari temanku si naga biru itu. Jadi bagaimana mungkin aku tidak tahu."
"... Kamu dari ras mana?" tanya You Thie.
"Apakah kamu tidak mengenali tanduk di dahiku?"
"Aku mengenalinya. Itu tanduk. Mungkinkah kamu dari ras rusa?"
"..." Ras kecil apa itu? Mengejeknya?
Hong Zhaoren dibuat terdiam oleh kata-kata You Thie. Tidak mungkin tidak ada yang tahu tentang ras naga api.
Tapi mungkin You Thie yang tinggal di lautan, tidak tahu. Terlalu lama hidup di laut membuat You Thie tidak mengenali jenis ras lain di daratan.
You Thie dan anak buahnya tertawa keras saat membuat lelucon tentang ras Hong Zhaoren. Mereka membayangkan seekor rusa kecil yang ditemuinya saat perjalanan tadi. Bahkan memakannya.
Mungkin Hong Zhaoren tidak ada bedanya dengan seekor rusa kecil bertanduk itu. Membayangkan sosok binatang Hong Zhaoren yang kecil dan berbulu merah, You Thie ingin memakannya.
Aura predator ras duyung hiu palu mulai terpancar dari mereka semua.
Seraya tertawa, You Thie berusaha untuk mengucapkan beberapa kalimat.
"Rusa kecil, jangan takut. Kematian memang menyakitkan. Tapi aku jamin akan membuat kematianmu tidak terlalu sakit hingga saat kamu sadar, kamu mungkin sudah di surga."
Yang lainnya tertawa lagi.
Mata Hong Zhaoren menyipit berbahaya dan seluruh tubuhnya terpancar aura panas yang menakutkan. Seperti gunung api yang hendak memuntahkan lava pijar, mata merah ruby nya memancarkan aura mematikan.
You Thie serta yang lainnya merasakan embusan angin panas menerpa tubuh. Rasanya seperti embusan napas binatang buas raksasa.
Tawa mereka pun terhenti seketika saat melihat tubuh mereka tertutupi bayangan seekor naga merah raksasa di depan.
Bahkan karena ukurannya besar, You Thie serta anak buahnya yang lain harus menengadah sedikit untuk untuk melihat kepalanya.
Tubuh bersisik merah yang memiliki surai dan kumis panjang itu, menatap mereka seperti gajah melihat semut di tanah.
Apa-apaan makhluk di depannya ini?! Seekor naga merah?
"Pe-pemimpin, bukan—bukankah pemimpin bilang hanya rusa kecil? Kenapa bisa berubah menjadi seekor naga?" Salah satu anak buahnya gemetar.
"Mana aku tahu!" You Thie sendiri tidak bisa menjelaskannya. Ia terpaku pada sosok naga merah raksasa di depannya.
Ternyata tanduk di dahi Hong Zhaoren bukanlah tanduk rusa melainkan naga?
Mungkinkah dia telah memasuki wilayah ras naga api?
Bukankah itu artinya sama saja dengan mengirim daging gratis untuk makan siang naga?
Hong Zhaoren yang telah mengubah wujudnya menjadi naga merah, menyipitkan mata.
"Meski daging ikan tidak terlalu enak karena banyak duri, tapi terlihat lezat jika banyak yang gemuk seperti ini!"
Embusan napas panas dari hidungnya langsung menerpa kelompok ras duyung hiu palu.
You Thie adalah pria duyung pertama yang balik badan lalu berlari kencang seperti kelinci.
"Aku tidak rela dimakan naga! Yang Mulia, tolong hukum aku saja!" teriaknya di kejauhan.
Jangan bercanda. Lebih baik dihukum Yang Bo Lai dari pada dipanggang naga merah api.
Anak buahnya yang lain pun langsung berlari menyusulnya. "Pemimpin! Tungguuu!!"
Puas beud aq ngakak so hard atas ketidakberuntungan si Momo (muka seram) sm si Lun pilun.. 😏
Hmmmp.. ker nyaho maneh..!! 😏
ahh bikin pinisirin saja
Wkwkwkwk .😅🤣🤣