Petualangan para gadis-gadis cantik dengan berbagai rintangan kehidupan sehari-hari mereka.
Tak memandang jabatan apapun, mereka adalah gadis-gadis yang berjuang. " Di keluarga Riyu"
Bagaimana keseruan cerita mereka? yuk langsung baca,dan tinggalkan jejak sebagai tanda telah hadir mengabsensi diri dengan para gadis cantik! selamat membaca 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Karlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32.Berlatih Pedang.
Grand Duke Riyu dan Grand Duchess Gilia tengah berkunjung ke istana kerajaan Magthur. Mereka mendapatkan undangan pertemuan dari Baginda Raja Esterick,dan Baginda Ratu Egiema Soflenty Magthur.
"Akhir-akhir ini aku sering berpikir lebih keras dari biasanya." Baginda Raja Esterick berucap dengan suara rendah, saat ini mereka berada di rumah kaca khusus menjamu tamu teman terdekat saja. Tidak ada pelayan ataupun prajurit yang berjaga di bagian dalam rumah kaca tersebut, mereka berjaga di bagian luar yang tidak bisa mendengar ucapan dari mereka.
"Tentang?" Grand Duke Riyu yang duduk di sofa berseberangan dengan Baginda Raja Esterick kerutkan dahi penasaran dengan maksud Raja Esterick.
Tidak hanya Grand Duke Riyu tetapi juga dengan Grand Duchess Gilia. Keduanya menatap pada satu orang yang sama.
"Begini. Bukankah putraku Rain,dan putrimu Raeba, sudah bertunangan hampir dua tahun lamanya. Bagaimana kalau kita nikahkan segera, karena meminimalisir terjadinya sesuatu yang fatal hingga menarik isu yang tidak baik nanti." Jeda Raja Esterick, menatap ke-dua orang yang kini fokus padanya, secara bergantian.
"Mereka memaksa untuk tidak di adakan acara kedewasaan,dan peresmian pertunangan. Jadi sebaiknya kita nikahkan mereka dengan bukti nyata yang jelas,jika sewaktu-waktu mereka kedapatan penduduk setempat sudah tinggal bersama dalam waktu yang lama,kita punya bukti untuk membersihkan nama baik keduanya. Apalagi jika suatu hal buruk terjadi (hamil ) kita tidak perlu repot-repot untuk menjelaskan kepada seluruh rakyat kerajaan Magthur." Sambung Raja Esterick dengan penuh perhatian,dan prinsip yang kuat.
Grand Duke Riyu dan Grand Duchess Gilia saling pandang, berpikir sejenak kemudian keduanya mengangguk. Ini juga yang mereka pikirkan beberapa hari ini, takut sesuatu hal buruk terjadi dan semua rakyat menghina keduanya.
"Kami setuju. Akan lebih baiknya seperti itu,lagi pula mereka sudah cukup lama saling mengenal,aku rasa mereka tidak akan menolaknya." Jawab Grand Duke Riyu, dengan wajah tenang.
Sedangkan Ratu Egiema mengangguk setuju, sedari tadi hanya diam menyimak dengan wajah teduhnya.
"Aku sudah lama ingin mempunyai cucu." Lirih Ratu Egiema memecahkan keheningan yang terjadi secara tiba-tiba.
•••
Di kerajaan Gaperals, Putra Mahkota Khairan beserta dua pengawal tengah berjalan menuju paviliun Rose, dimana Ruyika tinggal bersama dengan Vena.
"Kalian tunggu di sini saja!" Khairan menghentikan langkahnya yang diikuti kedua pengawal.
"Baik, putra mahkota Khairan." sahut keduanya serentak. Mengambil posisi saling berhadapan dan berdiri seperti pengawal jalan.
Khairan, melangkah ringan hingga sampai di depan kamar Ruyika. Dua orang prajurit penjaga pintu kamar itu melakukan hormat kepada putra mahkota Khairan.
Pintu terbuka dan Ruyika keluar dengan cadar tipis menutupi sebagian wajahnya. Keningnya berkerut saat mendapati siapa yang kini tengah berdiri di depannya.
Seperti sebelumnya dua prajurit penjaga pintu di usir telak oleh,Khairan. Kini mereka masuk ke dalam kamar dengan Khairan menutup pintu kamar dan menguncinya dari dalam.
"Apa yang ingin kau lakukan?" Ruyika berucap dengan nada rendah saat dapati Khairan mengeluarkan bubuk dari dalam kantong bajunya.
"Bantu aku untuk menemukan racun berjenis ini? Aku sangat membutuhkannya." Terangnya yang duduk di bangku yang tersedia,dan dan meletakkan bubuk halus yang di tadah dengan kertas putih ke atas meja.
"Kau ingin membunuh seseorang?" Curiga Ruyika yang kini maju satu langkah untuk melihat secara dekat bubuk halus tersebut.
Khairan, mengalihkan pandangannya pada wajah Ruyika, kemudian tersenyum tipis. "Bukan. Aku menemukan kertas ini di lantai kamarku,dan saat menuangkan teh ke dalam cawan aku menjadi sedikit curiga, kecurigaanku terjawab setelah aku membawa bubuk halus ini pada seorang tabib di luar istana." Tuturnya lebih lembut dari sebelumnya. Tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah cantik Ruyika yang kini tanpa penghalang.
"Hem. Nanti aku akan mencari tau,beri aku waktu beberapa hari, karena tidak bisa melakukan penyelidikan secepat mungkin saat berada di istana." Jawabnya dengan santai.
Ruyika, tersenyum manis menatap bubuk halus yang kini sudah berpindah ke tangannya. Ia, menggigit bibir bawahnya menghilangkan rasa salah tingkahnya, 'seseorang itu menargetkan aku dan Khairan, kenapa?' pikir Ruyika secara diam-diam.
"Berhati-hatilah, Ruyika! Aku tidak yakin menjaga keselamatanmu 24 jam selama kita belum resmi menikah. Ada banyak sekali yang mengintai nyawa kita berdua sebelum acara pernikahan di langsungkan, apalagi kau adalah menantu pertama di kerajaan Gaperals." Ucap Khairan dengan nada khawatir.
Ruyika membuang napas pelan. "Jangan khawatirkan aku Putra Mahkota,aku pasti bisa mengatasi semua ini sendiri." Jawabnya dengan nada lembut.
Banyak kemungkinan-kemungkinan yang akan membuat Ruyika terjatuh dari posisinya sebagai calon dari Khairan sebagai putri mahkota. Empat selir dari Raja Khargan juga mempunyai anak, masing-masing dari mereka ada dua dan tiga orang,jika saat ini Khairan adalah seorang putra mahkota itu karena Dia anak pertama yang terlahir dari enam istri sah Baginda Raja Khargan.
Sedangkan Putra,dan putri yang lain akan terus berlomba untuk menduduki tahta teratas di kerajaan Gaperals. Bukan Raja ataupun Ratu untuk saat ini. Menjadi kedudukan sebagai putra mahkota dan putri terbaik adalah tujuan utama dari mereka.
Khairan, menarik pelan tangan Ruyika agar gadis itu duduk di sampingnya,dengan menyandarkan kepalanya pada bahu Ruyika bisa menghilangkan sedikit masalah yang dihadapi oleh Khairan.
"Aku, berharap kita bisa secepatnya menikah, dengan begitu aku bisa menjagamu lebih dari saat ini." Lirihnya dengan suara kecil yang masih dapat di dengar oleh pendengaran Ruyika.
"Dua bulan bukan waktu yang lama,kau tidak tau saja serumit apa pernikahan, menikah adalah sebuah hal yang mudah,tapi setia pada satu pasangan adalah hal paling sulit untuk di laksanakan oleh seorang penguasa." Sahut Ruyika yang kini menatap lukisan wajah kedua orang tuanya yang di gantung di dinding kamarnya.
•••
Satu Minggu setelah kembali dari kediaman Viscount Geragna Narous. Raeba,kini sudah kembali ke kediamannya, karena tidak ada pekerjaan yang ingin di lakukannya, ia, memilih untuk mengumpulkan keempat anak laki-laki yang kini sudah berada di bawah kendalinya.
Neil,Morgan,Noba,dan Khoru. Mereka yang di panggil oleh Raeba menuju halaman belakang kediaman untuk berlatih berpedang, kini sudah berkumpul di sana.
"Kalian sudah pernah berlatih berpedang, sebelumnya?" Tanya Raeba setelah mereka berdiri di tengah-tengah halaman yang cukup luas.
"Belum, Nona Raeba."
"Sudah , Nona Raeba."
Noba dan Morgan menjawab belum, sedangkan Khoru dan Neil menjawab sudah. Mereka membuat posisi saling berhadapan dari jarak empat meter, atas perintah Raeba.
"Sekarang,pegang ujung kayu masing-masing dengan erat, arahkan ke depan, dengan posisi kaki membentuk garis miring!"
Mereka mendengar ucapan Raeba dan melakukan dengan baik. Beberapa waktu cukup di dasarnya dulu, setelah hampir setengah jam lamanya barulah mereka mulai ke tingkat yang ke-dua. Begitu seterusnya hingga mereka kehabisan tenaga dan merasa kelelahan,tapi tidak dengan Raeba, karena itu sudah kebiasaannya.
Aya, datang dari arah dapur, membawa minuman dan kudapan yang di buatnya. Roti panggang juga menjadi pengisi tenaga yang cukup terkuras.
"Hari ini latihannya cukup sampai di sini saja. untuk kedepannya kita akan berlatih lebih keras lagi!"