Setelah patah hati, untuk pertama kalinya Rilly mendatangi sebuah club malam. Siapa sangka di sana adalah awal mula hidupnya jadi berubah total.
Rilly adalah seorang nona muda di keluarga Aditama, namun dia ditawan oleh seorang Mafia hanya karena salah paham, hanya karena Rilly menerima sebuah syal berwarna merah pemberian wanita asing di club malam tersebut.
"Ternyata kamu sudah sadar Cathlen," ucap seorang pria asing dengan bibir tersenyum miring.
"Siapa Cathlen? aku Rilly! Rilly Aditama!!" bantah gadis itu dengan suara yang tinggi, namun tubuhnya gemetar melihat semua tatto di tubuh pria tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSM Bab 13 - Sedikit Terganggu
Menunggu telurnya masak, Rilly memutuskan untuk mengambil buah. Dipikir dia telur itu akan matang bersamaan dengan dia yang selesai mengiris buah.
Tapi baru beberapa kali Rilly mengupas buah apel itu, tiba-tiba dia melihat asap keluar dari sela-sela tutup kuali. Bahkan mulai tercium bau gosong.
Ya Allah. Rilly mendadak cemas, wajahnya seketika berubah pias. dia ingin buru-buru membuka tutup kuali itu, tapi ternyata sudah panas.
"Cathlen! apa yang kamu lakukan!!" bentak Frans, dia pun langsung berlari menghampiri, bahkan rekan-rekannya yang lain pun ikut mendekat.
Secepat kilat Frans mematikan kompor tersebut, api yang Cathlen atur bergitu besar menyala.
"Kamu ingin membakar markas ini? HAH!" bentak pria itu.
Rilly terdiam, tubuhnya seperti menciut diantara para pria berbadan kekar tersebut.
Dan melihat Cathlen yang hanya diam saja, Frans pun kemudian membuka tutup kuali tersebut. Dia pikir Rilly memasak daging, tapi ternyata hanya 1 telur mata sapi.
"Astaga, apa yang mau kamu masak? Hah!" bentak Frans lagi, pagi-pagi begini dan sudah ada insiden, membuatnya geram. Keamanan di dalam mansion adalah tanggung jawabnya, dan bagaimana jika tiba-tiba wanita ini membuat kebakaran.
"Aku mau masak telur goreng," jawab Rilly dengan suara yang jelas, masih belum sadar jika caranya salah.
"Astaga!!" Frans sampai kehabisan kata-kata, sementara beberapa orang mulai tertawa dan menyingkir.
Ternyata wanita cantik itu tidak bisa masak. Beberapa orang pun menggelengkan kepalanya tak menyangka.
Dan mencium aroma terbakar dari arah dapur, Liam mendatangi tempat tersebut.
"Ada apa?" tanya Liam, suaranya yang dingin membuat semua orang seketika terdiam. Dapur yang sempat gaduh kini mendadak sepi.
Jadi hening.
Tiap pagi Liam akan menghabiskan waktunya di kolam buaya, tempat yang biasa jadi tempat eksekusi para musuh. Tubuh yang telah dia habisi nyawanya akan jadi makanan para buaya tersebut, jadi Liam akan kesulitan dengan mayyat-mayyat.
Liam menatap Frans dan Cathlen bergantian. Hingga akhirnya Frans yang menjawab.
"Dia tidak bisa masak," lapor Frans, tanpa basa basi, karena dia pun sangat geram. Kualinya jadi gosong!
Tatapan Liam kini hanya tertuju pada wanita itu dan Rilly membalasnya, sungguh, sejak datang ke markas ini Rilly belum pernah menurunkan pandangannya.
Meski takut, tapi tetap dia balas tatapan itu.
"Cuci kuali itu," titah Liam dan Rilly langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat. Mengambil kuali di atas kompor menggunakan kain lap dan segera membawanya ke westafel.
"Cih! mana ada orang menggoreng telur tapi kualinya ditutup! dasar Boddoh!" geram Frans. Dia segera pergi dari sana setelah memberi hormat kepada Liam. Kembali menikmati sarapannya yang tertunda.
"Jika tidak tahu, gunakan mulut mu untuk bertanya," ucap Liam pada wanita itu.
Rilly lagi-lagi mengangguk dan dia tetap sibuk menggosok kuali yang berubah warna hitam.
"Jawab."
"Iya Paham!" jawab Rilly pula, jadi meninggi suaranya.
"Maaf," cicit gadis itu kemudian. Dia sedang mencuci kuali ini, tapi pria itu berisik sekali.
Dan Liam tidak menanggapi lagi. Pria itu lalu bergerak untuk membuat makanannya. Dengan lincah Liam berkutat di dapur. Rilly sesekali melirik dan bagaimana bisa hatinya berbisik kagum pada pria kejam itu.
Mulut Rilly bahkan sedikit menganga saat melihat kelincahan tangan Liam dalam memasak.
Astaghfirullahaladzim, kamu tidak boleh kagum pada dia Ril. Tangan itu juga digunakan untuk membunuh. Batin Rilly. Dia alihkan pandangannya pada Liam dan kembali fokus mencuci.
Kini jadi hidungnya yang sedikit terganggu dengan aroma masakan pria itu. Dari aromanya saja terasa enak sekali.
Ya Allah, aku harus bisa masak. Batin Rilly lagi.
"20 menit lagi temui aku di ruang berlatih," titah Liam. Dia pergi dengan membawa makanannya dan Rilly tidak sempat menjawab, hanya melihat banyak bumbu masakan yang tersisa di kuali bekas Liam masak.
Rilly tak menyangka, bahwa dia berpikir untuk mengambil sisa masakan itu saja sebagai sarapannya.